32. Video Call

1.3K 112 6
                                    

-Sajadah Cinta-
©inifath_

Happy Reading!

-
-
-

      Cahaya lampu kamar menjadi penerangan bagi gadis yang kini duduk di kamarnya. Menikmati ukiran-ukiran henna putih yang sangat Indah. Besok adalah acara pernikahannya dengan Faridh. Anggun merasa dirinya sangat amat deg-degan. Sekarang sudah pukul sepuluh malam, seminggu yang lalu ia di pingit, gak boleh kemana-mana kecuali dapur dan kamar mandi.

Alhasil ia gak kerja, dan seminggu yang kalu kantor sangat gempar saat menerima undangan dari Faridh. Undangan dengan sampul biru laut. Hampir seluruh karyawan gak percaya, karena emang mereka di kantor gak menunjukkan kedekatannya.

Besok pagi ia harus bangun jam empat, setelah salat subuh ia akan di make-up oleh WO yang sudah di sewa keluarga Faridh.

Jodoh itu emang gak ada yang tahu, gak bisa menebak. Yang dulu awalnya ia sangat tak suka dengan Faridh sekarang justru berbanding terbalik, ia akan menjadi teman hidup pria itu. Menyatukan dua isi kepala.

Anggun sebenarnya gak ingin menikah di usianya yang masih tujuh belas tahun itu, tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini jalan terbaik-Nya agar dirinya jauh dari Zina.

Dering ponsel di atas nakas membuat Anggun beranjak dari duduknya. Gadis itu mengerutkan keningnya saat nama Faridh tertera di layar. Yang lebih membuat dia mengerutkan keningnya adalah panggilan video call.

Baru kali ini, biasanya pria itu hanya mengirim pesan atau mentok-mentok telfon. Anggun memencet tombol hijau, kameranya sengaja kamera belakang.

"Assalamualaikum, iya ada apa, Pak?"

"Waalaikumsalam. Kok kamera belakang, sih?"

"Terus juga kenapa masih panggil saya Pak? Hm."

Anggun langsung menganti menjadi kamera depan.

"Bapak ada perlu apa video call saya?"

"Saya cuma mau memastikan kalau calon istri saya baik-baik saja." Anggun diam, sudah pasti pria yang sekarang muncul di layar handphonenya mengoda dirinya.

"Di depan kamu ada apa?"

"Gak ada apa-apa."

"Coba perhatiin lagi deh." Anggun mengikuti instruksi Faridh.

"Di depan mana sih, Pak?"

"Ini lho di depan muka kamu banget."

"Handphone saya?"

"Salah."

"Terus apa dong?"

"Ada masa depan kamu."

Tut.. Tut.

Anggun memegang dadanya, gila Faridh bisa membuatnya gila kalau gini.

Dering ponsel Anggun berbunyi, Faridh menelfon nya?!

"Kenapa di matiin, hm?"

"Itu.. Pak.. "

"Apa, hm?"

"Bapak sih pakai bilang kaya gitu, saya kan kaget."

"Emang bener kan?" Faridh terkekeh.

"Kenapa masih pakai saya sih? Aku kamu dong."

"Iya, Pak."

"Kenapa Pak sih? Kan Mas udah bilang panggilnya 'Mas' bukan 'Pak'."

"Iya, Mas."

Sajadah Cinta [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang