🎶Blue Jeans- Gangga🎶
Menuju sore hari, suasana jalanan di Kota Bandung begitu ramai. Rafa fokus menyetir mobil hendak mengantar Raya dan Nath untuk membeli sebuah kue ulang tahun. Sepanjang perjalanan, terlihat jelas sekali bagaimana bahagianya wajah Nath menyambut ulang tahun Alvin.
Perjalanan yang mereka habiskan selama dua puluh menit terasa lama sekali bagi Nath. Ia sangat amat tidak sabar untuk bertemu dengan sang Ayah. Biasanya, setiap hari Minggu Alvin akan berkunjung ke rumah. Namun sudah sebulan belakangan ini Alvin tidak datang dan membuat Nath bersedih.
Nath mengerti, walau umurnya masih kecil tetapi Nath paham akan situasi ini. Kedua orangtuanya tak lagi sama. Berpisah rumah dan telah memiliki keluarga masing-masing membuat hati Nath sedih. Namun Nath mencoba mengerti. Saat dewasa kelak, Nath akan mengerti dan memahami ini semua.
Sesampainya di toko kue, mata Nath berbinar ketika melihat deretan kue ulang tahun. Matanya langsung fokus ke sebuah kue berlapis cokelat, Nath dan Alvin suka sekali cokelat.
"Bun, Nath mau yang itu ya," Nath menunjuk sebuah kue yang di penuhi oleh cokelat. "Pasti Ayah seneng Nath bawain kue ulang tahun ini."
Raya dan Rafa tersenyum lalu saling menatap. "Iya sayang, Nath pilih aja. Ayah pasti suka."
Nath fokus melihat kue ulang tahun untuk Ayahnya yang sedang di hias. Raya membuang wajahnya ke arah lain. Tak kuasa menahan air mata yang sedari tadi ia tahan. Rafa yang peka langsung mengusap lengan Raya pelan.
"Bun, kuenya bagus banget ya. Ayah pasti suka deh sama kue pilihan Nath."
Selepas mereka keluar dari toko kue, Nath terus saja berceloteh. Tanpa sadar, Nath melihat sebuah toko sepatu. Langkah kecilnya terhenti, di dalam hatinya, Nath ingin sekali membeli sebuah sepatu untuk Ayahnya sebagai kado ulang tahun darinya. Namun Nath sadar, dirinya hanya seorang anak kecil yang tak mempunyai uang banyak. Wajahnya mendadak sendu.
"Nath mau beli sepatu, sayang?" tanya Rafa menundukkan tubuhnya sejajar dengan tubuh Nath. "Ayo, kita beli sepatu yang Nath mau."
Rafa menggenggam tangan kecil Nath masuk ke dalam toko sepatu. Membiarkan Nath memilih sepatu yang ia Inginkan. Sementara Raya hanya duduk memperhatikan Nath, kakinya cepat sekali pegal. Perutnya yang semakin besar membuatnya merasa cepat lelah.
"Kaki kamu pegel, ya?" Rafa berjongkok sambil memijat pelan kedua kaki Raya pelan. Raya tersenyum sekaligus merasa malu karena merasa diperhatikan oleh beberapa pengunjung di toko sepatu ini.
"Iya, tapi enggak apa-apa kok. Nanti juga biasa lagi."
Raya memperhatikan sekitar, melihat keberadaan Nath. "Mas, beneran yakin enggak apa-apa kita datang ke acara makan malam Mas Alvin dan keluarga? Kita bisa kok balik lagi pulang kalau kamu keberatan."
Rafa tersenyum, mencoba menenangkan Raya yang sedari tadi terlihat cemas. "Mas enggak apa-apa, malah Mas senang karena kita akhirnya bisa saling silaturahmi lagi. Kamu enggak usah khawatir, Ra. Ada Mas yang jagain kalian kalau nanti ada hal yang bikin kamu atau Nath enggak nyaman."
Raya mengatur napasnya perlahan, mencoba menghilangkan hal yang tidak-tidak di benaknya. Terkadang, Raya terlalu memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan dan terlalu khawatir untuk hal-hal yang tidak perlu di khawatirkan.
"Papa Rafa, Nath mau beli sepatu ini boleh?" Nath datang menghampiri mereka berdua sambil menunjukkan sebuah sepatu berukuran orang dewasa berwarna biru tua.
Dahi Rafa mengernyit heran, sepatu untuk siapa?
"Nath pengen beli sepatu ini untuk hadiah ulang tahun Ayah dari Nath, ya? Enggak apa-apa kan Pah, Bun? Boleh ya?" Nath menatap Raya dan Rafa bergantian, memohon agar permintaannya kembali di iyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Berjuta Rasa(Completed)
ChickLit#1 Pelakor - 11 Mei 2018 Sebuah keputusan sulit untuk memilih bertahan atau berpisah. Bertahan demi sang buah hati atau berpisah demi menyelamatkan hati. Karena jujur, dirinya ingin keduanya saja. 2017-2020