🎵I'll Never Love Again - Lady Gaga🎵
-Btw, lagu ini sedih banget sampe nangis dengernya😭
***
Di antara pikiran buruk yang bergelayut di kepala, Raya terdiam, termenung lalu menghela napas. Pandangannya kosong, saat para ibu-ibu sibuk menyamakan jadwal masing-masing untuk pergi berlibur nanti. Raya hanya mengikut saja, menatap mereka tetapi pikirannya berlari tak tentu arah.
"Iya kan, Jeng Raya?"
Jiwa Raya kembali ke bumi, menatap mereka yang tengah memandanginya heran.
"Ha? Kenapa?"
Raya bersuara. Dewi dan Ratih saling tatap lalu mengedikkan bahu.
"Jeng Raya sakit?" Tanya Ratih saat melihat wajah Raya yang terlampau pucat. Kulitnya yang putih membuat Raya seperti mayat hidup. "Disini ac-nya udah full tapi masih keringetan."
Tangan Raya refleks mengusap dahinya yang mendadak bercucuran keringat. Suhu di ruang tunggu ini mendadak panas walau sudah memakai ac.
"Jeng Raya kalau ada masalah sini cerita aja sama kita," ujar Ratih mengusap bahu Raya pelan seperti tengah mengerti.
Kepala Raya menggeleng. "Engga kok, hehe." Dalam hati sebenarnya ingin sekali berbagi cerita namun langsung ia urungkan, dirinya terlalu memikirkan omongan orang lain yang hanya mendengar ceritanya sekilas lalu menyimpulkan sesuka hati mereka.
Bel sekolah berbunyi, dengan tergesa Raya bangkit dan menyambut Nath dengan peluk dan cium dipipi anaknya. Meninggalkan ucapan para ibu-ibu dibelakangnya. Senyum Nath terukir jelas saat Raya bertanya mengenai harinya disekolah, Nath bercerita bahwa lusa adalah rapat sebelum ulangan kenaikan kelas.
"Nath pingin banget Ayah ikut rapat sama Bunda,"
Tangannya seketika berhenti melakukan aktivitas dan senyum dibibirnya perlahan memudar. Raya diam sejenak.
"Iya sayang. Semoga aja Ayah gak sibuk ya," jawab Raya sekenanya. Nath cemberut mendengarnya lalu duduk disamping kursi pengemudi.
"Ayah kenapa selalu aja sibuk sih, Bun? Waktu ulang tahun Nath tahun lalu juga datangnya telat, acara beres baru datang," ujar Nath mengingat memori lamanya.
"Ayah kan harus ngurusin kantor cabang milik Kakek belum lagi bisnis yang Ayah kelola," tutur Raya. "Nath jangan rewel, ya?"
Tetap saja bibir Nath maju beberapa senti walau Raya menjelaskan serinci apapun.
"Iya iya."
Tangan Nath terulur menyalakan radio, mengotak atik tombol manapun agar mengeluarkan suara.
"Nath, jangan dipencet-pencet gitu nanti rusak," ujar Raya menjauhkan tangan mungil Nath dari tombol-tombol apapun.
Tanpa bisa dicegah, tangan nakal Nath terus saja bergerilya menekan bahkan memukul tombol radio dan dashboard sebal. Mata Raya melotot. Memandangi Nath yang dibalas dengan tatapan berkaca-kaca. Mengalihkan wajahnya kearah jendela lalu turun saat sudah sampai halaman rumah.
Raya memandangi Nath yang ngambek mode on. Selalu tentang Ayahnya. Kepala Raya dibuat pusing jika Nath sudah ngambek begini.
Pertengkarannya tadi malam bersama Alvin tidak menemukan titik jelas. Abu-abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Berjuta Rasa(Completed)
ChickLit#1 Pelakor - 11 Mei 2018 Sebuah keputusan sulit untuk memilih bertahan atau berpisah. Bertahan demi sang buah hati atau berpisah demi menyelamatkan hati. Karena jujur, dirinya ingin keduanya saja. 2017-2020