TUJUH

62K 4K 148
                                    

Maaf banget updatenya telat tapi semoga masih ada yg nunggu cerita ini yaaa ditunggu komennya♥

Suara tawa Sarah menggema disudut ruangan saat mendengar guyonan Alvin yang membuatnya terkikik geli ketika Sarah sedang serius menonton sebuah film. Ada saja candaan ketika mereka sedang asik menonton dikamar hotel. Entah Alvin yang mengganggu kaki Sarah yang tertutup selimut atau mempercepat adegan saat sedang serius.

Sarah mengerang sebal menatap Alvin yang berada disebelahnya sedang menatap dirinya penuh minat. Habis sudah kesabaran Sarah, ia menarik selimut yang menutupi bawah kakinya dengan Alvin karena suhu udara diluar cukup dingin ke sembarang arah. Ia dengan cepat membuka beberapa berkas membawanya ke meja lalu mulai memeriksanya mencoba menggabaikan godaan Alvin yang hinggap ditelinganya dengan renyah.

"Mas, plis deh candaan kamu garing tau ga?" Decak Sarah kesal menatap Alvin seolah sedang merajuk. "Nih, aku mau designnya kaya gini," Sarah menunjuk beberapa gambar yang ia lihat dari pinterest.

Alvin beranjak dari ranjang melihat design seperti apa yang Sarah inginkan. Setelah mencoba serius Alvin mulai menggambar sketsa semua alat tulis ia keluarkan menunjukkan bahwa ia memang arsitek profesional.

Sarah memandang Alvin dari samping yang tampak serius membuat sketsa dikertas gambar ukuran a4. Cukup takjub dengan Alvin jika sudah serius seperti tak ingin diganggu siapapun. Sesekali Sarah tersenyum ketika melihat Alvin begitu mempesona jika dilihat dari dekat begini, semua begitu sempurna.

Seketika karismanya keluar memancarkan cahaya saat Alvin sedang serius, bisa dibilang wajah pria ini tak terlalu tampan tetapi cukup menarik ditambah berkarisma yang membuat wanita mana saja rela bertekuk lutut. Karena yang tampan akan terkalahkan dengan yang manis.

Menurut Sarah, tipe pria seperti Alvin-lah yang ia idamkan. Hitam manis, karismatik dan bertanggung jawab. Sikap dewasanya membuat Sarah luluh seketika.

"Ngelamunin yang jorok ya?"

Suara berat Alvin membuyarkan lamunan Sarah saat membayangkan dirinya dan Alvin menikah hingga mempunyai anak-anak yang lucu serta menggemaskan. Pikiran yang tak masuk akal itu terlintas begitu saja dipikirannya, sepertinya ia terlalu banyak menonton drama korea dan film atau novel romance yang membuatnya mengkhayal tingkat tinggi.

"Apasih," cibir Sarah mendorong pipi kanan Alvin saat sedang menatapnya.

Sarah meneguk salivanya saat fantasi liar mulai bergelayut diotaknya ketika melihat mata hitam milik Alvin.

"Besok kita langsung liat lokasinya aja, sekarang aku ngantuk mau tidur," ucap Sarah menunjuk ke arah pintu dengan dagunya mencoba agar Alvin peka.

Seperti tak kehabisan akal, Alvin menarik Sarah kedalam dekapannya menatap manik mata itu intens seperti akan menghipnotis. Sarah mengeluarkan senyum yang paling menggoda dan diakhiri dengan sebuah kedipan.

"Balik ke tempatmu atau..." Sarah menggantungkan ucapannya namun tangannya membelai wajah Alvin.

"AKU TENDANG NIH KALO BERANI MACEM-MACEM!"

Sarah berteriak didepan wajah Alvin yang jaraknya hanya beberapa centimeter membuat sang empunya wajah terperanjat kebelakang dan menatap Sarah masam.

Ia nyaris menyerah.

Mendekati Sarah tidak semudah yang ada dipikirannya ia kira akan seperti wanita lain dengan mudahnya jatuh terjebak dalam pesonanya namun Sarah tidak. Sarah wanita berbeda, terlalu sayang bila dilewatkan.

***

Pagi harinya, Nath pulang dengan perasaan gembira, wajah yang semula pucat kini ada sedikit rona merah disana membuat Raya tersenyum senang menatap anaknya. Hatinya teduh saat Nath kembali cerewet dan ceria seperti sediakala. Semuanya begitu sederhana, walau tak ada sosok Alvin saat ia sedang membutuhkannya namun ada sosok dirinya saat Nath tengah membutuhkan

Hujan Berjuta Rasa(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang