🎵I Still Love You - TheOvertunes🎵
Baju mereka semua basah kuyup hingga menetes-netes di lantai saat masuk ke dalam rumah. Setelah menyuruh Alvin mengganti pakaiannya dengan sigap Raya membuka seluruh pakaian Nath dan memandikannya dengan air hangat lalu dibalur minyak kayu putih agar tidak masuk angin. Diluar udara cukup dingin membuat tubuh Nath gemetar karena kedinginan. Raya terus memeluk tubuh kecil Nath sesekali mengusap kedua tangan mungilnya agar hangat.
"Udah Bunda bilangin jangan main hujan-hujanan," omel Raya demi kebaikan anaknya juga namun Nath justru menangis sesengukan dipelukan Bundanya. "Nath terus aja main sama Ayah."
Raya terus saja mengusap punggung dan kedua tangan Nath. Setelah memberi paracetamol perlahan Nath mulai tertidur namun badannya bergetar seperti tetap kedinginan. Raya kalang kabut. Ia harus bagaimana? Lalu ia berteriak memanggil Alvin, semoga saja suaminya itu mendengar suaranya dari lantai bawah.
Alvin turun dari tangga dengan terburu-buru hanya menggunakan celana pendek dan kaos berwarna putih yang biasa selalu ia pakai untuk dalaman membuat bentuk tubuhnya tercetak jelas walau sudah mempunyai satu anak.
"Ada apa, Bun?" Tanya Alvin sedikit panik lantaran melihat wajah anaknya yang pucat dan seperti kejang-kejang. Dengan cepat Alvin mengambil selimut tebal lalu membungkus tubuh kecil Nath dengan selimut.
Mengambil kresek kecil saat tau Nath seperti ingin muntah dan mengompres dahi Nath berusaha menurunkan panasnya suhu badan Nath.
"Gimana ini Ayah?" Raya sangat panik. Begitu kentara diwajahnya bahwa ia sedang khawatir akan anaknya. Sebelumnya tubuh Nath memang sedikit demam dan di tambah dia bermain air terlalu lama.
"Jangan panik, okay? Kita bawa langsung ke rumah sakit," ucap Alvin membawa Nath ke dalam gendongannya. Sesudahnya, tangan Raya gemetar dan timbul keringat didahinya. Jika sudah panik Raya selalu seperti ini. Apalagi ini anak pertama mereka yang belum banyak pengalaman sebab Nath tak pernah sakit sampai kejang-kejang begini.
***
Setelah sampai dirumah sakit, Alvin dan Raya berjalan cepat ke arah suster yang berjaga meminta agar anak mereka segera di periksa. Alvin mengambil dompet dari saku celananya lalu ia berikan kepada Raya agar segera menyelesaikan biaya administrasinya lalu Alvin di arahkan kedalam sebuah ruangan pemeriksaan.
Raya membuka dompet milik suaminya itu dengan tergesa lalu menyerahkan kartu debit berwarna silver karena didompet itu tidak ada sepeserpun uang yang ada hanya beberapa jenis kartu.
Sesudah membayar semuanya Raya menyimpan kembali kartu debit itu sebari berjalan ke arah ruangan tempat anaknya diperiksa. Sebagai seorang istri wajar saja kan melihat-lihat isi dari dompet suaminya. Tak ada yang berbeda namun seperkian detik Raya terdiam melihat foto seorang anak perempuan ketika masih bayi. Sudah dipastikan bukan Nath sebab foto bayi tersebut menggunakan rok dan bando pink. Apalagi dirinya yang tidak ada wajah blasteran.
Wajah bayi tersebut seperti sering ia lihat namun siapa?
Tak ingin mempermasalahkan foto tersebut Raya menyimpan kembali seperti semula dan memasukkan kedalam saku jaketnya. Mungkin itu foto saudara jauh Alvin sewaktu kecil, pikir Raya.
Langkah kaki Raya terhenti tepat didepan pintu bertuliskan ruang rawat kelas satu. Dimana hanya ada Nath seorang yang dirawat dikamar tersebut, tidak main-main, dekorasi kamar rawat tersebut bukan seperti rumah sakit. Melainkan seperti ruang bermain atau bisa disebut hotel? Sebab fasilitasnya yang terbilang sangat lengkap. Sebab jika tidak begini Nath akan menangis karena tau dirinya sedang di rumah sakit. Entah kenapa, Nath selalu menangis jika mendengar kata rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Berjuta Rasa(Completed)
ChickLit#1 Pelakor - 11 Mei 2018 Sebuah keputusan sulit untuk memilih bertahan atau berpisah. Bertahan demi sang buah hati atau berpisah demi menyelamatkan hati. Karena jujur, dirinya ingin keduanya saja. 2017-2020