21

1.3K 182 50
                                    

Brugh

"Apa yang kau lakukan, bodoh?" Tanya Joohyun setengah terkejut. Pandangan yang berkunang-kunang lenyap seketika ketika ia menoleh ke belakang.

Park Hyungsik hanya memberikan cengiran mendengar nada tinggi yang dikeluarkan oleh Joohyun. Ia mengusap-usap lutut yang sedikit merasa nyeri.

"Aku ingin menanyakan keberadaan suamimu. Baru mau berjalan malah jatuh."

Bae Joohyun menghembuskan nafas kesal sembari berkacak pinggang. "Kau seperti bocah. Tali sepatumu."

Hyungsik menggerakkan tangan untuk mengikat tali sepatunya dengan benar. "Sejak aku ke sana, aku teringat istriku. Aku jadi ceroboh lagi."

Joohyun menggelengkan kepala. Park hyungsik selalu menjadi sosok yang berbeda jika kembali dari tempat dimana istrinya istirahat untuk selamanya. Seolah istrinya masih ada dan selalu mengingatkan kecerobohannya.

"Berdiri."

Hyungsik bergegas berdiri. "Siap, nyonya."

"Hish.. menyebalkan. Suamiku di atas. Kau mau bertemu dengannya?"

Hyungsik mengangguk. "Mau melihat akibat kegilaanmu," canda Hyungsik lalu terkekeh.

"Argh!" Hyungsik mengusap kepalanya beberapa kali. Jitakan Joohyun sungguh kuat dan menyakitkan.

"Kalau kau mau menemuinya, antarkan aku ke kamarku juga. Badanku lelah."

"Aku baru saja terjatuh. Dan kau malah memintaku mengantarmu. Menyebalkan sekali nyonya.."

Park Hyungsik mengucapkan hal tersebut lalu berjalan menuju Joohyun.  Tanpa berpikir lebih lama, ia mengangkat tubuh Joohyun dan berjalan menuju tangga.

"Kita seperti pengantin baru. Arh!"

"Bicaramu perlu di rem. Atau aku jahit mulutmu itu," kesal Joohyun. "Hmm.. menyebalkan. Rambutmu rontok."

"Salah sendiri kau menjambak rambutku dengan sangat kuat."

.

Seokjin meletakkan buku di nakas. Ia juga menghilangkan kain yang digunakan untuk mengompres tubuhnya yang sedikit demam lagi. Ia tidak diijinkan ke kantor.  Hyunbin mengatakan bahwa ia harus istirahat. Meski merasa lukanya tidak parah, tapi ia tak berpikir bisa sampai demam.

"Ini makan siangnya, Tuan. Kalau ada yang dibutukan, tuan bisa menekan remote ini," salah seorang asisten rumah tangga menyerahkan sebuah remote kecil. Di bawah tombol sudah ada tulisan untuk assten rumah tangga atau security.

"Terimakasih."

Setelah itu, asisten rumah tangga itu pamit undur diri. Berjalan pelan menuju pintu dan membuka tepat disaat istrinya lewat.

"Nyonya..."

"Mengantar makanan untuk Seokjin?"

Seokjin tak bisa melihat dengan jelas istrinya karena terhalang pintu.

"Baiklah. Kau minggir."

Suara pria yang tak asing bagi Seokjin. Tapi ia lupa dimana ia pernah mendengar suara itu.

Seokjin semakin terkejut ketika Joohyun dibawa oleh pria yang pernah ia temui. Oh, Park Hyungsik.

Seokjin diam mengamati Hyungsik menurunkan Joohyun di atas tempat tidur. Tepat di sebelahnya.

"Park Hyungsik sialan! Aku bilang antar ke kamarku!" Kesal Joohyun.

Hyungsik memasang wajah kebingungan. "Tunggu, suamimu itu," Hyungsik menunjuk Kim Seokjin. "Jadi ini kamarmu. Kamar suami juga kamar istri. Berbagi kamar," Hyungsik mengedipkan matanya.

HEARTLESS [JINRENE Ver]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang