34

1.2K 167 73
                                    


Seokjin terbangun dari tidurnya. Ia bangun karena merasa jika Joohyun tak ada di sisinya. Kemana wanita itu pergi? Tentu saja Seokjin bingung karena Joohyun tak biasanya bangun lebih awal. Seokjin meraih ponselnya. Benar saja. Bahkan matahari belum berani muncul, tetapi istrinya itu sudah bangun. Apa yang dilakukan oleh wanita berbadan dua itu?

Banyaknya pertanyaan di benak Seokjin menuntun kakinya untuk bangkit dan melangkah. Menyisir sudut demi sudut kamar berharap istrinya tak pergi jauh.

"Bae Joohyun?" Panggil Seokjin ketika tangannya memutar knop pintu kamar mandi.  Nihil.

"Joohyun?" Seokjin masih mengulang panggilannya saat memasuki walk in closet. Tak ada siapapun.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu lemah tetapi Seokjin masih mampu menangkap suara ketukan itu. Siapa?

Sedikit berlari, Seokjin mendekati pintu. Membuka secara perlahan. Sedikit celah pintu terbuka tak menampakkan siapapun dan Seokjin membuka pintu kamarnya dengan lebar.

"Astaga!" Sebagai suami siaga, Seokjin terkejut melihat wajah pucat istrinya. Bae Joohyun terduduk di depan pintu kamar sembari memegangi perutnya.

"Joohyun, apa yang terjadi?!"

Joohyun menangis. Wanita yang tak tahan merasakan sakit itu menangis mendengar pertanyaan Seokjin. Ia baru kali ini mengalami sakit seperti itu.

"Kau kenapa?"

"Aku... terpeleset di... tangga..."

"Apa?"

Hari masih gelap. Lampu kecil di tangga seharusnya masih menyala. Gelap. Seokjin melirik tangga sudah gelap. Apa lampu mati atau memang ada yang mematikan lampu?

Seokjin segera membawa Joohyun masuk ke kamar. Mendudukkan wanitanya di sofa dan mulai mencari-cari ponsel juga kunci mobil.

"Seokjin... sakit," suara Joohyun benar-benar menyiratkan rasa sakit.

Seokjin tak bisa lagi berpikir dengan jernih. Ia segera meraih kunci mobil dan ponsel milik Joohyun. Setelah mencari Joohyun tadi, ia lupa meletakkan ponselnya dimana.

"Ayo ke rumah sakit."

Seokjin mengangkat tubuh Joohyun. Ia berlarian hingga tiba diujung tangga, Seokjin berhenti.

"Pegangan," gumam Seokjin.

Joohyun melingkarkan kedua tangan di leher Seokjin. Menenggelamkan wajah di ceruk leher Kim Seokjin. Meredam rintihannya.

Setelah yakin, Seokjin berlari cepat menuruni tangga yang gelap. Ia berlari hingga menuju garasi.

"Bertahanlah," ia meletakkan Joohyun di bangku depan. Sebelah kemudi. Memasangkan seat belt. Lalu berlari memutar menuju bangku kemudi.

Menyalakan mesin mobil dan bersiap menekan klakson meminta agar security membukakan gerbang.

Ttiinn ttiinn ttiinn

Suara klakson yang Seokjin tekan menghebohkan para security. Mereka bergerak cepat membuka gerbang yang masih terkunci.

"Cepat!!!" Seru Seokjin yang tak sabar.

Begitu gerbang dibuka,mobil yang dikendarai Seokjin melaju dengan begitu cepat.

Tujuannya hanya satu. Rumah sakit. Doanya hanya satu. Istri dan anaknya selamat. Seokjin tak sempat memikirkan hal lain. Termasuk memikirkan orang-orang rumah yang terbangun dan heran karena klakson yang ia bunyikan.

*

Hyunbin melihat istrinya berjalan ke sana kemari sambil menunggu putera mereka turun. Seluruh anggota keluarga di sana terkejut karena ada suara berisik. Begitu terbangun mereka sudah melihat pintu gerbang akan ditutup.

HEARTLESS [JINRENE Ver]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang