25

1.5K 187 64
                                    

01 Maret 2021

.

.

.

Bae Joohyun memasang wajah kesal ketika yacht yang ia naiki telah bergerak menjauhi dermaga. Entah mengapa, ia sedikit menyesal telah menuruti perkataan Sooyoung untuk makan siang di laut. Suasana hatinya tak begitu baik.

"Bae, kau tak mau menggendong Seungyoon?" Seungwan menawarkan. Ia memperlihatkan bayinya yang tenang dan tidak rewel pada Joohyun.

Seluruh orang di sana melirik ke arah Joohyun. Apa wanita cantik itu masih mengeraskan hatinya?

"Aku tidak tertarik."

Seungwan tersenyum. "Padahal, jarang-jarang suamiku mengijinkan aku membawa Seungyoon pergi. tapi, tak apa jika kau tak tertarik."

"Aaghhh!" Taehyung bangkit dari duduknya. Ia meregangkan otot. "Entah mengapa tubuhku sakit semua jika terlalu banyak duduk," Taehyung berkacak pinggang. Ia melirik dua pria yang masih membisu. "Aku mau keluar. Menikmati pemandangan laut yang indah."

Yoongi menangkap kedipan mata Taehyung. "Sayang," Yoongi memanggil Seungwan. Aku ke depan sebentar ya."

Seungwan mengangguk.

Yoongi menarik Seokjin. Pria itu seperti sedang membiarkan para wanita berada di dalam yacht dan membicarakan sesuatu hal yang penting.

"Aku dengar kau hamil, Bae," ucap Sooyoung begitu para pria tak ada di sekitar mereka.

Joohyun terkejut. Bagaimana sahabatnya itu tau?

"Aku mendengar dari TAehyung. Ia tak sengaja melihatmu keluar dari dokter kandungan saat itu. jadi, kami berasumsi jika kau itu hamil."

"Asumsi kalian salah," Joohyun berkilah. Ia masih enggan mengaku pada sahabatnya.

Sooyoung tersenyum tipis. "Jangan bohongi kami. Kami ini sahabatmu," Sooyoung menggenggam tangan Joohyun. "Kau beruntung, Bae."

"Soo, kau menyewa yacht ini hanya untuk menceramahiku?" kesal Joohyun.

"Tidak. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu. Seperti yang ku katakan. Kau itu beruntung. Kau dipercaya untuk hamil dan mengasuh anak. Kau harus menjaganya. Kau harus bersyukur."

Joohyun membuang pandangan. Telinganya terasa panas mendengar perkatan Sooyoung. Wanita yang terlihat santai, akan terasa berbeda jika berbicara serius.

"Kau beruntung, Bae. Aku sudah menikah dengan TAehyung selama tiga tahun. Tapi belum ada tanda hadirnya malaikat kecil di pernikahan kita. Aku rasa karena aku mengonsumsi banyak obat untuk waktu yang cukup lama," suara Sooyoung bergetar. "Dan kau beruntung. Kita sama-sama punya trauma, depresi. Di rawat tidak sebentar di rumah sakit jiwa. Kita mengonsumsi tidak hanya satu atau dua jenis obat, tapi kau dipercaya untuk menjadi seorang ibu dengan cepat. Jujur, aku iri."

Seungwan yang duduk tepat di sebelah Sooyoung menepuk pelan bahu wanita itu guna untuk menguatkan.

"Aku tak menginginkannya. Aku belum siap."

"Lalu? Kau akan menghilangkannya?!"

"Soo," tegur Seungwan. Ia lalu menatap Joohyun. "Siap atau tidak, kita dituntut untuk selalu siap. Yang perlu kau ingat, Bae. Dia tidak bersalah. Kekacauan yang terjadi selama beberapa waktu terakhir, bukan salah dia. Dia tak berhak menanggung akibat dari kekacauan ini."

Mata Joohyun berkaca-kaca. "Apa kalian pikir ini mudah bagiku? Aku menikah dengan pria yang tak ku kenal. Aku dipaksa oleh pria yang menjadi suamiku. Sekarang aku hamil saat aku benar-benar tidak siap. Apa ini mudah? Tidak... melihat air yang banyak ini, aku merasa ingin menenggelamkan diri."

HEARTLESS [JINRENE Ver]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang