Bulan Demi Bulan

944 50 5
                                    

Sudah 3 bulan kami mengabdi disini, tak ku pungkiri aku menjadi sosok yang lebih mandiri, terbiasa dengan suasana desa, terbiasa dengan keheningan, dan terbiasa tanpa kekasih hati yang sampai saat ini masih ku nanti.

Semakin kesini aku menyimpan rasa yang mengganjal, sepertinya kak toriq mulai menunjukan bahwa dirinya menyukaiku. Tapi jujur ini bukan sekedar pengakuanku tapi juga dari caranya.

Tapi entahla, tak sedikitpun hatiku tersentuh oleh semua caranya kepadaku. masih saja mauku mas ario, yang sampai sekarang tak ada kabar sedikitpun.

Waktu yang cukuplama sudah berjalan 3 bulan lagi masa pengabdianku habis, tapi bukan waktu yang singkat menunggu 3 bulan lagi. Sedangkan mas ario 2 bulan lagi ia selesai tugas jika tak ada penambahan waktu tugas.

Berlarut-larut mengingat dirinya yang dak berujung kepastian, sejatinya memang berharap kepada manusia hanya menuai kecewa. Karna angan angan hanya sebatas angan yang membawa diri berangan.

Kadang juga ku sadari aku hanya seorang guru honorer tak ada tandingnya dengan perempuan-peremuan yang mendekatinya aku sadar itu.

Post foto

Ujar  tiara padaku sambil tersenyum bahagia karna keinginannya terpenuhi buat jalan-jalan didaerah sini.

Setelah beristirahat tak terasa pagi hari sudah kembali menyapa untuk kami bergelut kembali dengan aktivitas.

Kini kak Toriq selalu mengigatkan ku untuk sarapan dan makan siang lewat chat. Tak bisa dipungkiri lambat laun batasan di antara kami terpecahkan walaupun aku tidak sepenuhnya merespon segala bentuk perhatiannya padaku.

Dek hariini makan siang bareng yuk

Chat masuk dari kak toriq yang mengajakku untuk makan siang bersama.

"kakak ngak dinas kerja? "

Dengan fast respon ku balas chat dari kak toriq

Hari ini lagi enggak ada tugas dek

" ok kak, nanti jemput disekolah selepas zuhur"

Siap dek

Dengan cepat membalas pesan kak toriq.

Jam sudah menunjukan pukul 12.10 azan zuhur berkumandang. Aku langsung menuju ke musolah untuk menunaikan solat zuhur. Setelah solat aku lamgsung berkemas untuk makan siang bareng kak toriq.

Kakak udah didepan dek

Pesan masuk dari kak toriq

"ok kak tunggu sebentar, mau jalan kedepan ini"

Tak lama terlihat sosok kak toriq didepan gerbang, tanpa mengenakan pakaian dinas kalo mas Ario selalu mengenakan pakaian dinas. Mungkin karna kak toriq seorang brimod kali ya.

Udah abis jam dek?

"udah kak, kakak ngak kerja kah? "

Jam makan siang dek

" ohiyaiya kak"

Mau makan dimana dek?

"terserah si kak, kan aku masih ngak hafal daerah sini"

Yaudah, tempat makan yang kakak sering makanan aja ya

Senyuman Dari PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang