Suara Disebrang Sana

1K 57 6
                                    

Abis jalan sama kak toriq nai?

Tanya tiara sambil membuka sepatunya.

Hehhe iya ra,
Makan siang kok cuma

Ciye ciye
PDKT ni ye

Haha apaan sih ra
Cuma makan siang
Ngak ngomongin yang lain kok

Yaudah sih nai
Jangan malu gitu

Yaudah yaudah
Aku mau bersih2 dulu nih
Gerah banget soalnya

Yaudah sana

Pikirku sempat mengarah ke perkataan tiara. Gimana kalo lama-kelamaan kami saling merasakan nyaman.

Yaudahla batinku, toh belum apa-apa juga. Apakah kak toriq suka atau enggak sama aku itu masih perkara yang tidak terlintas dibenakku.

Malampun tiba seperti biasa kala malam kami bergelut dengan tugas sekolah dan tugas anak-anak yang akan dikoreksi. Sambil menghadap ke laptop tubuhku ku rebahkan. Mendegar lagu lagu melow yang menjadi penghibur lara ku.

Saat tengah asiknya jari jemari menari di keybord laptop.

Drtttttt

Drtttttttt

Pangilan masuk dengan nomor tadi siang yang menelfonku. Siapa si ini batinku...

Assalamualaikum
Halooo

Halooo

Setengah ku tersadar akan suara di sebrang sana.

Iya,
Ini siapa?

Apa kabar

Haaaah, aku ternganga kali ini benar benar jelas. Suara yang sangatttt aku rindukan kehadirannya. Suara yang selalu aku eluh eluhkan disetiap kehadirannya.

Baik,

Ini Ario

Ya batinku aku sudah tau ini adalah suara'nya. Seketika berkaca mata ini seperti tanaman yang sudah kering kerontang diguyur air. Seolah olah hangat sekali sapaan itu.

Oh, mas Ario

Dengan kelutnya lidahku menyebut namanya.

Apa kabar

Alhamdulillah baik juga
Sudah lama tak ada kabar

Alhamdulillah kalo baik2
Iya sudah lama

Kaku sangat kaku mulutku mengucapkan kata-kata padanya.

Ganti nomor kah?

Iya

Ini dapet nomor kamu
Dari ibu mu

Oh iya,
Sudah pulang kah dari tugas?

Belum, tapi disini sudah ada sinyal

Oh,
Baguslah

Mendidik di mana?
Kata ibu mu didusun

Senyuman Dari PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang