Rumah Sakit

1.8K 71 0
                                    

Setelah yang aku ketahui tentang mas Ario aku bersikap biasa saja. Tapi semakin aku bersikap biasa saja, semakin aku merasa tak percaya jika nanti kami akan selalu bersama.

Sudah 1 minggu ini, aku selalu menghindar kalo mas Ario mau menjemputku dikampus. Alasanku aku ada tugas kelompok. Dan itu dirasakannya, dia seperti tak terima dengan perubahan sikapku padanya.

Aku seperti tak yakin hubungan kami akan bertahan karna dia sudah dijodohkan.

Dan selama 1 minggu ini juga, aku selalu lama mengangkat telfonnya, membalas pesannya. Dan jika dia akan main kerumah aku bilang, aku ada tugas kampus.

Adek kenapa si dek?

Ngakpapa kok mas
Nai pusing sama skripsi mas
Maafin Nai ya mas

Ngakpapa kok dek
Jangan sampe sakit ya dek
Karna Mikirin skripsi,

Iya mas

Batinku bukan hanya skripsi yang aku pikirkan tapi juga hubungan kita mas.

Aku kembali fokus dengan skripsi ku, karna malam ini niatku buat begadang dengan intrumen-instrumen penelitian yang akan aku ujikan disekolah lusa ini.

°
Keesokan harinya Tiara mengajakku buat ngerjain skripsi sepulang dari ngampus jam pertama mata kulia.

Nongki sambil ngerjain
Skripsi yok Nai
Di cafe depan kampus
Kenceng loh wifinya

Boleh juga tu Ra

Kamipun langsung menuju ke cafe disebrang kampus, karna jam masih menunjukan pukul setengah 10 pagi. Bisa lama nih batinku sekalian refleksi heheh.

Aku dan Tiara memesan minuman yang sama, kopi ala ala yang lagi ngetren. Aku hidupkan laptopku dan langsung berkutat dengan skripsi ku.

Kira-kira setengah jam berada di cafe itu ponselku berdering.

~mas Ario~

Pasti mas Ario mau njemput, mending ngakusa di angat. Kalo dia tau aku di cafe sini, pasti dia ngomel batinku. 3x panggilan darinya tak ku jawab.

Selang beberapa menit ponselku berdering lagi, kali ini panggilan dari

~bang Hendro~

Tadi mas Ario, ini bang Hendro ada apa batinku.

Halo

Halo Nai

Kenapa bang?

Lagi dimana Nai?

Emm,
Lagi di kampus bang
Cuma ini lagi diluar
Kenapa bang?

Ario pingsan waktu lagi
Lari tadi pagi Nai,

Haaah

Sontak mataku membulat, saat bang Hendro bilang kalo mas Ario pingsan.

Terus bang?
Mas Ario di mana skrng?..

Di rumah sakit B.....
Kamar nomor 27

Ok bang,
Nai boleh kesana
Sekarang?

Tentu dek,
Di tunggu ya

Senyuman Dari PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang