Tidak Untuk Melukai

1.2K 65 13
                                    

Selepas dari makan siang mas ario langsung mengantarkanku kembali ke mes, dengan ponselku yang disitanya. Jujur hal ini seperti kekanak-kanakan, tapi apalagi yang bisa aku lakukan selain menurut padanya. Aku hanya takut melakukan hal yang ngak diinginin. Terutama ke kak toriq.

Pulang ya

Iya, hati-hati ya

Nanti kabarin h-2 kalo mau pulang

Iya

Kalo masih ketemu awasss!

Ancamnya dengan begitu keras padaku. Entahla bagaimana ini kedepannya, yang terpenting menurutku untuk saat ini lebih menjaga emosi mas ario.

Dah aku pulang

Iya hati-hati ya
Jangan mainin ponsel dijalan
Fokus sama nyetir

Ku ulurkan tanganku untuk menyalami mas ario, disambutnya sambil mengelus kepalaku. Ah laki-laki ini kenapa bisa hadir dihidupku dan membuatku mencintainya sedalam ini.

Iyaa
Mas pulang
Dahhhh

Ia berjalan menuju ke mobil sambil melambaikan tangannya. Dan ia pun berlalu dari sekolah. Aku langsung menuju ke dalam mes karna aku tau tiara pasti sudah menunggu ceritaku.

Naiiii

Tiara tau pasti aku yang membuka pintu, iyalah siapa lagi teman satu kamarnya.

Apaaa

Gimana
Ario marah lagi?

Haaah
Bukan lagi marah ra
Dikepalanya udah kayak keluar
Tandukkk
Aku kan takut, apalagi dia kesini jauh2
Kalo aku makin mancing emosinya
Aku takut dijalan dia kenapa-kenapa
Nyawa kan ngak ada gantinya ra

Hahhahahhaha

Tawa tiara pecah saat mendegar ungkapanku.

Ponsel aku aja
Di tahan sama dia

Haaah
Lah terus

Iya dia bilang kalo mau pulang
ngabarin, Pinjem ponsel kamu aja

Idihhhh,
Apaan si ario kek anak-anak
Tau ngak sih

Ya seperti itu lah

Keknya kamu udah
Didukunin deh sama dia
Kok nurut amat

Yaelah ra
Namanya orang cinta
Dia aja yang nyia-nyiain
Orang tulus kayak aku.

Yaudah nai,
Kan kak toriq juga belum ada
Hubungan sama kamu
Ngakpapa kalo misal kamu mau
Balik lagi sama ario, karna cinta ngak
Bisa dipaksa nai

Iya ra aku tau,
Sebenarnya jika terus dijalani
Rasa itutu bakal hadir sendiri kok
Cuma mungkin kak toriq
Bakal dapet orang yang lebih baik

Iya nai aku juga mikirnya gitu

Kamipun terhening ya, inilah mungkin yang terbaik aku harus menjauhi kak toriq. Untuk resiko kedepan bersama atau tidaknya dengan mas ario itu konsekuensi ku yang sudah memilih dirinya.

Senyuman Dari PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang