Perih

1.8K 59 0
                                    

Semakin dalam cintaku dan Mas Ario, sudah tak terpisahkan oleh jarak maupun waktu. Walaupun terkadang aku juga bikin dia jengkel, tapi dia selalu sabar padaku.

Semenjak aku sibuk dengan skripsi ku mas Ario jadi jarang mengajakku buat jalan karna dia mengerti itu tapi untuk main kerumahku bukan jarang tapi sering. Bahkan jikalau aku bosen mengetik skripsiku dia yang menggantikan hehhe.

Entah kenapa akhir-akhir ini mas Ario, lebih pendiam jikalau main kerumahku. Tak banyak bicara seperti biasa. Tapi untuk ngabarin via telfon lancar-lancar aja.

Suatu malam secara tiba-tiba mas Ario mengajakku buat jalan. Tumben batinku, tapi katanya bosen dibarak.

Lagi-lagi mengenakan mobil bang Hendro. Aku yang malam itu mengenakan baju dress lengan sejari berwarna abu-abu dengan baju manset juga kerudung warna senada. Dan seperti biasa mas Ario dengan baju kaos dan jaket juga parfum mas Ario yang kadang ikut nempel di bajuku.

Setelah menjemputku dan berpamitan pada ibuk kamipun berlalu dari rumah.

Cafe yang berada di pinggiran danau, dengan cuaca yang bener-bener sejuk.
Kamipun langsung mencari tempat yang pas dan langsung memesan makanan.

Tumben mas mendadak
Ngajak Nai jalan

Hehe iya dek
Bosen dibarak,
Adek ngak bosen dengan
Skripsi?

Bosen juga si mas hehhe.

Mas Ario seketika melamun memandangi lampu yang kerlap kerlip, disebrang danau.

Mas

Iyaaa

Kenapa Nai liat akhir2ini
Mas sering melamun,
Ada masalah mas?
Cerita dong sama Nai

Belum sempat bercerita, pelayan mengantarkan pesanan makanan kami.

Nanti mas ceritain
Kita makan dulu dek

Iya mas....

Aku pandang wajahnya, kenapa seperti ada yang mas Ario simpan. Apa mas Ario mau pindah dinas? Batinku.

Setelah selesai makan, dan piring2nya langsung di ambil pelayan. Kembali mas Ario duduk mematung.

Mas,
Kenapa?
Cerita sama Nai

Mas Ario langsung menatapku penuh sendu.

Nai inget ngak sama
Janji yang sudah Nai iyain
Ke mas?

Maksudnya

Bakal terus sama mas
Walaupun jarak jadi penghalang
Bakal ngadepin permasalahan
Dihubungan kita bareng2

Degggggg, sontak jatungku berdegup kenapa mas Ario mengungkit itu?

Iya Nai tau mas

Mas mau ngomongin sesuatu
Sama adek,
Tapi adek janji ngak akan
Ninggalin mas, kita berjuang
Bareng-bareng ngadepinnya

Mas mau ngomong apa?

Ucapku dengan nada lirih padanya

Adek janji?

Iyaaa

Jawabku meyakinkannya atas janji yang sudah aku iyakan ke mas Ario.
Mas Ario langsung meraut tanganku.

Senyuman Dari PrajuritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang