Perubahan jadwal kuliah mendadak weekend ini berhasil membuat geram para mahasiswa yang harusnya bisa rebahan sepanjang hari. Terlebih lagi dengan Silvanna yang sudah menjadwalkan untuk liburan bersama Fanny dan Odette di akhir minggu ini. Terpaksa, rencana mereka harus diundur. Bahkan, Fanny sudah ngamuk-ngamuk di grup WhatsApp perihal pengunduran rencana ini.
"Kalo tau nggak jadi, gue ajak si Monyet buat pergi!" amuknya dalam grup chat tersebut.
Silvanna dan Odette tak menggubris. Mereka hanya mengirimkan knot pemakluman akan tingkah Fanny yang masih seperti anak kecil.
Dengan penuh emosi karena jadwal yang berubah semena-mena, Silvanna membuka pintu unit apartemennya sedikit pakai tenaga. Saat hendak keluar, jalannya dihalangi oleh seorang cowok bertubuh tinggi yang entah dari kapan berdiri di sana. Silvanna sontak menatap cowok itu tajam.
Setajam apapun tatapan mata gadis itu tak membuat Granger ciut. Ia malah mengayun alisnya untuk menyambut Silvanna. "Pagi, Princess!" sahutnya.
"Princess Hongkong?" katanya ketus.
"Princess Moniyan."
Silvanna menghela napas, mengabaikan rayuan Granger yang dianggapnya sebagai angin lalu.
"Nih!" Granger memberikan sebuah buket bunga yang disembunyikannya di balik punggung dari tadi. "Semoga mood kamu hari ini membaik," harapnya. Granger menyadari kalau dari kemarin Silvanna sedang tidak mood berbicara dengannya. Semalam teleponnya diangkat berkat membawa nama Natalia.
"Hampir membaik," jawab Silvanna seraya menerima buket bunga itu. "Tapi, perubahan jadwal kuliah dadakan menghancurkan semuanya."
"Jadi kamu mau kuliah hari ini?" tanya Granger yang tampaknya kecewa dengan keadaan ini.
"Ya, tapi cuma dua jam kuliah," kata Silvanna yang mulai melangkah bersama menyusuri lorong apartemen itu.
"Oke, kita perginya abis kamu kuliah aja," kata Granger.
"Ke mana?"
"Ke mana aja. Sesuka kamu," kata Granger menengok ke samping seraya menemukan manik keabuan milik tunangannya. Selain itu, Granger juga bisa melihat senyum tipis yang tersamar di bibir Silvanna. "Aku tunggu di kantin kampus aja, ya."
Silvanna mengangguk. Setidaknya, jadwal dadakan pagi ini yang membuatnya kesal setengah mati, diobati oleh kedatangan Granger dengan kejutan kecil yang diberikannya.
***
Setelah kuliah berakhir, Silvanna segera menghampiri Granger di parkiran mobil. Sebelumnya, cowok itu menunggu Silvanna di kantin sambil mengenang masa-masa kuliahnya dulu. Dan setelah menyadari kalau jam kuliah Silvanna akan berakhir, Granger langsung menuju parkiran.
Tak lama, mobil sport itu melaju dikemudikan oleh cowok tinggi berkacamata hitam. Di sampingnya ada seorang gadis yang tampaknya sudah tak sabar ingin mengeluarkan semua penatnya selama perkuliahan tadi.
Kedua tangan Silvanna diangkat seraya menggeliat, melepas semua penat selama dua jam pelajaran berada di ruangan bersama Pak Gord yang sudah seenak jidat mengubah jadwal.
"Akhirnya gue bisa menghirup udara segar juga!" Silvanna menghela napas lega. "Tugas promosi produk bikin gue pusing setengah mati!" Gadis itu menyandar nyaman di jok mobil.
Granger yang mendengar keluhan itu hanya tersenyum simpul. Mungkin dalam hatinya sedikit tertawa, akhirnya Silvanna merasakan juga bagaimana rasanya dikerjain dosen sendiri. Namun, itulah proses dalam menempuh pendidikan untuk masa depan mereka.
"Oke, sekarang kita ke tempat wisata atau makan dulu?" tanya Granger.
"Makan dulu ya, laper," jawab Silvanna sambil nyengir. "Drive thru aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FanfictionCerita ini merupakan kelanjutan dari novel 'Roommate'. Disarankan untuk membaca Roommate terlebih dahulu agar tidak bingung dalam mengikuti alur ceritanya 😊💘 Silvanna sudah mantap menambatkan hatinya pada sosok mantan roommate menyebalkannya, Gra...