"Freya?!!"
Perempuan itu menengok lalu mengembangkan senyum pagi harinya. "Morning."
"Apa-apaan ini? How Shit!" kutuk Granger langsung menutup bagian-bagian tubuhnya dengan selimut.
"Hah?"
"Kenapa bisa begini!" kata Granger masih menahan amarahnya.
"Kenapa? Ya semalem kita—"
"Nggak mungkin!" sangkal Granger langsung memotong pembicaraan Freya.
Freya menatap Granger heran. "Kamu nggak percaya kalau semalam kita tidur di tempat yang sama?"
Granger mendecih lalu mengacak-acak rambutnya sendiri. Sementara itu, Freya mencari bukti kalau mereka benar-benar melakukannya.
"Kamu liat ini, kan?" Freya menunjukkan sebuah bercak darah di sprey kusut yang membalut tempat tidur itu. "Apa belum cukup?"
"Damn it!" kutuknya lagi. Kenyataan dan harapannya sudah tidak singkron. Namun dalam hati kecilnya, Granger masih menyangkal kalau mereka melakukan perbuatan terlarang itu malam tadi.
"Kamu semalam ada yang menyerang. Aku dateng buat nolongin kamu, membawa kamu ke kamar dan semuanya terjadi!"
"Aku nggak ngerasa ngapa-ngapain kamu, ya!"
"Kamu ngomong apa, Gran? Kamu masih menyangkal kalau kita udah ngelakuinnya?"
"Aku nggak ngerasa apapun, Freya! Tolong jangan bodohi aku!"
"Terserah, Granger! Tapi kalau sampai terjadi apa-apa, aku akan menuntut pertanggung jawaban kamu!" kata Freya tanpa ragu.
"Terserah! Aku nggak takut sama ancaman kamu, Fre. Yang jelas, aku yakin kalau aku nggak pernah ngapa-ngapain kamu!" bentak Granger lalu berderap memunguti pakaiannya. Setelah itu, ia berpakaian rapi dan membereskan semua barang bawaannya.
Granger melangkah pasti ketika ia siap meninggalkan tempat itu. Ia tak peduli dengan jadwal dan perjanjian proyek itu lagi.
"Granger kamu mau ke mana?!" sahut Freya yang mengikuti Granger keluar kamar hotel itu. Ia memakai pakaian asal. Dari luarnya, ia terlihat seperti perempuan yang baru dicampakan seorang lelaki. Ia langsung memegang lengan Granger.
"Jangan cegah! Aku mau balik ke Celestial sekarang juga!"
"Tapi jadwal kepulangan kita besok siang." Freya masih berusaha mencegah.
"Aku nggak peduli!" Granger melepaskan tangan Freya yang mencengkram lengannya secara paksa. Granger berderap ke arah lift tanpa ingin menoleh lagi ke belakang.
"Gue nggak pernah tau kalau semuanya bakal kayak gini," batin Granger.
Selama lift membawanya turun lantai, pikirannya melayang. Merasa khawatir, bersalah, berdosa. Tapi ia yakin kalau semuanya tidak pernah terjadi. Ia tak merasa menyentuh Freya sedikitpun.
***
Mendengar bel apartemennya berbunyi, Silvanna langsung menyambar gagang pintu dan membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FanfictionCerita ini merupakan kelanjutan dari novel 'Roommate'. Disarankan untuk membaca Roommate terlebih dahulu agar tidak bingung dalam mengikuti alur ceritanya 😊💘 Silvanna sudah mantap menambatkan hatinya pada sosok mantan roommate menyebalkannya, Gra...