Lesatan kembang api menandakan acara puncak ulang tahun StarTV dimulai. Gemuruh drum band dengan beberapa mayoret, juga performa dari penyanyi muda memeriahkan malam puncak itu.
Acara yang diadakan outdoor itu dihadiri banyak tamu undangan serta para penggemar setia StarTV dari seluruh negeri Land of Dawn. Penuhnya tribune stadion tempat berlangsungnya acara, menandakan antusias para penggemar setia StarTV yang sudah tidak sabar untuk menghabiskan malam di sana.
Meriahnya acara tersebut, menjadi kepuasan tersendiri bagi Silvanna dan timnya yang sudah bekerja keras agar acara tersebut terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Acara itu juga menjadi project terakhirnya magang di salah satu stasiun tv terbesar itu.
Silvanna seakan tak peduli pada penampilan heboh para bintang muda yang tengah menunjukkan bakat menyanyi dan menari. Baginya, ornamen kembang api yang pecah di langit adalah hal yang paling menarik di antara yang lainnya. Ia teringat pada momen beberapa tahun silam saat dirinya diajak oleh Granger ke acara pelantikan BEM. Sampai saat ini, Silvanna selalu tersenyum kala melihat kembang api pecah di langit, kapan pun dan di mana pun.
Terbesit satu ide dari Silvanna. Ia segera merogoh saku celana Jean-nya untuk mengambil handphone. Silvanna mengabadikan momen itu dalam sebuah video yang akan ia kirimkan pada seseorang.
.
Sebuah video kemeriahan kembang api diterima Granger dari kontak WhatsApp bertulis "My FoSil". Ia memutar video itu sampai habis, baru membaca pesan pengiring yang baru muncul di bawah pesan video itu.
"Jadi inget dulu."
Granger tersenyum miring membacanya. Ia yakin, Silvanna pasti sedang teringat momen itu.
"Coba aja kamu di sini!"
Pesan lanjutan di bawahnya, membuat Granger gemas.
"Lo kapan pulang, sih, FoSil?!" jeritnya gregetan, hampir frustrasi.
Tanpa disadari olehnya, ada dua pasang mata yang memperhatikan Granger di ruangan yang sama. Kedua pasang mata itu milik Alucard dan Miya—yang duduk di meja makan yang sama dengan Granger. Saat itu, Miya baru saja menyelesaikan tart-nya lalu menghidangkannya pada Alucard dan Granger.
Dengan santai, Alucard melahap tart buatan istrinya tanpa mengalihkan pandangan dari saudara tirinya. "Kalo kangen, lo susulin, lah!" celetuk Alucard menyadarkan Granger.
Pemuda bersurai hitam itu menoleh ganas, mendapati Alucard tengah tersenyum miring sambil memainkan alisnya. "Berisik!" sahutnya seraya menyuapkan sesendok tart ke mulutnya. Ia kembali tenggelam pada layar ponselnya.
"Susah ladenin orang yang lagi LDR. Bawaannya murung terus." Alucard menggeleng maklum disambut senyuman ringan dari Miya.
Miya mencuri pandang pada Granger yang tampak malas, lalu ia tersenyum miring. Setelahnya, Miya membisikkan sesuatu yang menarik pada Alucard.
Seperti mendapatkan sebuah pencerahan, Alucard mengangguk semangat.
"Aduh, Beb. Kamu udah tua makan tart masih belepotan aja, sih?" ucap Miya pada Alucard sekeras mungkin agar Granger mendengarnya. Mereka memulai drama kacangan itu.
Berisiknya suara Miya, mengundang Granger untuk menoleh lagi pada pasangan suami istri itu. Iris hitamnya melihat adegan mesra dari mereka di mana Miya tengah mengelap mulut Alucard yang berlumuran krim. Kemesraan itu membuahkan gumaman kasar dari Granger yang seakan sudah malas melihat kemesraan mereka. Dalam hatinya, Granger bertekad untuk membalas keduanya. Lihat saja nanti pas Silvanna pulang!
Granger bangkit seraya meraih piring tart-nya. "Gue makan di kamar aja. Males ngadepin hawa bucin di sini!"
Alucard dan Miya tertawa bersamaan. Mata pemuda pirang itu tak lepas dari Granger sampai saudara tirinya itu menghilang ke arah tangga. Dalam hatinya, Alucard bersyukur karena Granger tak membencinya seperti dulu. Kemudian ia menoleh pada Miya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FanfictionCerita ini merupakan kelanjutan dari novel 'Roommate'. Disarankan untuk membaca Roommate terlebih dahulu agar tidak bingung dalam mengikuti alur ceritanya 😊💘 Silvanna sudah mantap menambatkan hatinya pada sosok mantan roommate menyebalkannya, Gra...