part 60

29.9K 932 39
                                    

Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
Happy reading cemuah.....

********************************

Sembilan bulan kemudian....

Bryan mengusap kasar wajahnya, deru nafasnya tidak teratur, jantungnya mendadak ngilu. Dia langsung mengambil gelas dan meneguk habis isinya, sedikit membaik meski jantungnya masih berdebar kencang. Sudah sembilan bulan ini dia merasakan sakit pada bagian dada semenjak mimpi buruk itu datang menghantui. Ya setiap malam ia selalu bermimpi bertemu dengan Alisya, wanita itu memberikan senyuman manis dan ucapan terima kasih.

Dia melirik arloji yang menunjukan pukul satu dini hari, kantuk mulai menyerang tetapi ia sangat takut untuk memejamkan mata, takut jika mimpi itu kembali menghampiri. Maka dari itu Bryan selalu menkonsumai obat tidur setiap dua hari sekali agar tertidur dengan pulas meski pada kenyataanya hanya beberapa jam saja matanya terpejam.

Selama lima bulan ini, Bryan selalu menghabiskan hari-harinya dengan bekerja hingga malam bahkan dini hari. Semua itu ia lakukan untuk menghindar dari mimpi buruk dan juga bayang-bayang Alisya. Bryan juga tidak lagi menempati mansion keluarganya, dia memilih tinggal di penthouse seorang diri.

Tok... tok... tok

Suara ketukan pintu membuat Bryan menoleh, disana Andri datang membawa nampan yang berisi makanan, satu tablet obat, dan satu gelas air mineral. Dia meletakan nampan tersebut di atas meja.

Andri kasihan pada bosnya, meski dia memiliki tubuh yang sempurna tetapi jiwanya rapuh. Dia tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani aktifitas normal seperti sedia kala. Bryan hanya akan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang membuatnya sibuk sehingga lupa dengan bayangan Alisya.

"Tuan, sebaiknya anda makan terlebih dulu."

"Hmm." Bryan tidak bergeming, dia menatap keindahan kota Milan dari balik kaca.

Andri mendekati Bryan, mengikis jarak diantara keduanya.
"Apa saya perlu mencari nona Alisya, agar mimpi buruk itu tidak lagi datang?"

"Tidak perlu."

"Tapi kita bisa menggunakan kalung pelacak yang di pakai nona Alisya."

"Kalung itu sudah berpindah tangan."

Andri berkerut samar, sembilan bulan lalu saat dia mengantar Alisya ke bandara wanita tersebut masih menggunakan kalung. Mungkinkah Alisya membuangnya saat berada di pesawat?

"Bastian juga tidak tahu dimana putrinya berada." lanjut Bryan lagi, dia menyesap air mineral untuk membasahi tenggorokannya yang kering setiap membahas tentang Alisya.

"Apa mungkin ini siasat Bastian agar konsentrasi kita terpecah?"

Bryan mengangkat bahu,

"Tuan, minggu depan pemerintah Dubai akan mengumunkan siapa yang akan bekerja sama dengan mereka. Apa ini salah satu bagian dari rencana Bastian?"

Bryan terdiam, dia juga memikirkan menghilangnya Alisya adalah sebuah strategi Bastian untuk mengalahkannya.

"Apa kau sudah mengecek ke seluruh kota di Indonesia?"

"Sudah tuan, nona Alisya tiba di Indonesia pukul lima sore, dan orang-orang kita kehilangan jejaknya."

"Kau yakin dia kembali ke Indonesia?"

Alis Andri berkerut samar, dialah yang mengantar Alisya hingga ke bangku pesawat dan dia juga berada di sana hingga pesawat landas. Kemungkinan Alisya pindah pesawat sangat kecil karena orang-orang Bryan mengawasi pergerakan Alisya dari radius dua meter bahkan setiap sudut bandara terisi pengawal.

Best Partner (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang