Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
happy reading cemuah.....*********************************
Matahari masih malu-malu untuk menampakan warna cerahnya karena sebagian telah diselimuti awan hitam menutup kecantikan kilau sinar. Ini bukan kali pertama matahari berselimut awan hitam, kejadian langka seperti ini sering terjadi entah sudah puluhan atau bahkan ratusan kali. Masyarakat mengganggap ini adalah sebuah pergesekan antara benda-benda antariksa yang membuat awan menghitam sesaat sebelum matahari benar-benar memamerkan keindahan sinarnya.
Milan, memang terkenal dengan kota yang kaya akan panorama dan keindahan langka terjadi, seperti benteng yang bertengger kokoh diantara bukit-bukit terjangnya, laut yang membentang luas menghadap samudera, serta danau-danau dengan hutan mangrufnya mampu menghipnotis kesadaran alam bawah sadar penikmatnya.
"Eummm..."
Sebuah lenguhan kecil terdengar sangat sexy kala pagi menyapa, bahkan matahari menjadi enggan bersinar melihat kedua anak adam masih terlentang dengan tubuh polos dibawah selimutnya.
Aktifitas yang mereka lakukan semalam, tidak se-melelahkan beberapa hari lalu bahkan lebih ringan tetapi mengapa rasa kantuk enggan meninggalkan pagi yang menyapa. Mungkinkah ini efek dari cuaca yang mendukung keduanya untuk tetap berada di selimut, atau memang mereka ingin mengulanginya lagi?
Alisya membuka mata untuk pertama kali sebelum Bryan bangun. Tidur dengan bantal sebuah lengan kokoh memang membuat nyaman dan nyenyak apalagi ditambah dengan pelukan mesra mungkin ini yang menjadi alasan Alisya betah berlama-lama diatas ranjang.
Wanita pirang ini melirik kesamping tepat dimana pria yang kini berstatus menjadi tunangannya masih menutup rapat kedua mata. Senyum itu mengembang saat teringat jika kini mereka telah berubah status.
"Love you honey." bisik Alisya tepat diwajah tampan itu, sedikit ciuman mesra dia hadiahkan dikening sebagai bentuk rasa sayang.
Setelah menghadiahi kecupan ringan, Alisya beranjak dari ranjang mengorek pinggang kekanan dan kiri. Dia berjalan dengan tubuh polosnya menuju kamar mandi.
Sepertinya ini akan menjadi awal yang indah batin Alusya dengan seutas senyum.***
"Pagi mom, dad," sapa Bryan saat mereka berada dimeja makan.
"Morning boy, bagaimana tidur kalian? Nyaman?" balas Marria girang.
"Tentu saja."
Saat ini mereka berada diruang makan, Bryan membuka mata setelah mendapat kecupan hangat dan menyusul Alisya dikamar mandi. Hal yang membuat Bryan tidak menyangka adalah mereka tidak melakukan hal apa pun dikamar mandi selain membersihkan badan. Tidak ada morning sex atau lainnya, mereka pyur melakukan aktifitas membersihkan badan masing-masing tidak lebih.
"Mom, dimana oma?" tanya Bryan melihat kursi yang seharusnya ditempati omanya itu kosong.
"Dia sudah pulang."
Alisya sedikit mengeritkan alisnya samar,
"Pergi? Bukannya oma Cecilia juga tinggal disini?"Pertanyaan itu lolos dari bibir ranum merah jambu itu, Alisya memang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
"Oma tidak tinggal disini, baby." balas Bryan dengan meneguk air putih.
Alisya semakin tidak mengerti, jika wanita senja itu tidak tinggal bersama kedua orang tua Bryan lalu dimanakah wanita itu berada, pertanyaan itu yang terus menari diotaknya.
"Ibu tinggal di Lombardy," Marria hanya membalasnya singkat, penutup rasa oenasaran calon menantunya itu dengan tambahan sentum termanis.
Lombardy adalah sebuah kota kecil diutara Milan yang menyajikan keindahan alamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Partner (TAMAT)
Любовные романы#Mature21+ ⚠ WARNING! WARNING! WARNING! ⚠ Tulisan ini mengandung unsur dewasa. 21+ (!!) ⚠ harap bijak dalam memilih bacaan. "Alisya Alexander, aku akan menaklukanmu dengan caraku." Janji Bryan dalam hati. "Kau akan menjerit terpuaskan setelah ak...