part 51

30.7K 932 37
                                    

Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
Happy reading semuah....

WARNING WARNING ⚠ ⚠
AREA 21+

Dalam part ini mengandung adegan dewasa, jika kelean masih berusia dibawah 21 tahun mohon untuk menskip part ini.

**********************************

"Ken, sedang apa kau disana?"

Suara bas yang sangat familiar membuat nafasnya tercekak untuk beberapa detik, pria itu harus memutar tubuh untuk dapat menatapnya.

"Bryan!"

Ya pemilik suara bas adalah Bryan William, pria yang dikenal memiliki aura berbahaya itu berdiri angkuh memasukan kedua tangan kedalam saku celana. Tatapan mereka bertemu dalam kesekian detik dengan segala fikiran masing-masing.

Ken melangkah untuk menjabat tangan setelah beberapa bulan mereka tidak bertemu,

"Bagaimana kabarmu brother?" Ken mengucapkan kalimat terakhirnya dengan suara lirih,

Sambutan yang tidak mendapat jabatan tangan membuat Ken tersenyum miring, Bryan hanya melirik sekilas tangan itu membuang tatapan pada barisan pecahan kaca yang mengenaskan.

"Kapan kau kembali? Bukan kah kemarin kau masih di new york?"

"Apa itu penting, huh?"

"Sangat."

Bryan memicingkan senyum melihat lantai yang dipenuhi pecahan gelas.

"Ck! Apa yang terjadi? Mengapa banyak sekali serpihan kaca?"

"Eum seseorang tidak sengaja menjatuhkan gelas saat menabrakku."

"Bersihkan! Atau kau akan dapat masalah dari mommy."

Bryan melangkahkan kaki meninggalkan Ken yang masih berdiri dengan posisi santai sambil menatap punggung kokoh itu perlahan menjauh menuju ruang kerja.

"Baiklah, permainan dimulai!"

Ken tersenyum menatap dirinya dalam pantulan cermin. Ada sebuah arti mengerikan dalam senyuman itu, hanya dia lah yang tau arti sesungguhnya.

Ken tahu kedatangan Bryan yang tiba-tiba melalui pantulan cermin besar didepannya, langkah tegap serta aura berbahaya itu selalu tersirat dalam wajah tampan rupawan maka sebelum Bryan benar-benar berdiri dibelakangnya dia menyeret tubuh Alisya untuk keluar melalui koridor yang terhubung dengan taman.

Ken bertindak lebih cepat dari biasanya sehingga semuanya aman. CCTV yang terpasang disetiap sudut ruang juga telah diketahui olehnya sehingga memudahkan untuk mengatur posisi terbaik untuk Alisya agar tidak menimbulkan bekas jejak diawal permainan.

Benar-benar semua telah dirancang sangat epic sehingga membuat awal permainan berjalan mulus.

Ken menyusul Bryan keruang kerja untuk membicarakan pekerjaan, langkah panjang dan tenang membuatnya melebarkan senyum terbaik.

Klek..

Knop pintu terbuka, Bryan masih fokus mencari sesuatu dalam deretan rak berisi berkas-berkas lama.

"Apa yang kau cari brother?" ken mendudukan bokong diatas sofa hitam yang menghadap ke arah dipet berbahan kayu itu.

Tidak ada jawaban disana, Bryan masih sibuk membaca satu persatu map yang telah diturunkan.

"Butuh bantuan, hmm?"

"Tutup mulutmu dan pergi dari sini, itu cukup membantu!" sindir Bryan yang tidak memperdulikan kehadiran orang lain.

Best Partner (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang