part 63

32.5K 1K 87
                                    

Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
Happy reading cemuah......

Part ini mengandung unsur dewasa, skip jika kelean masih dibawah umur..

*********************************

Bryan! Apa ini mimpi? Kalimat tersebut hanya sampai dikerongkongan, lidahnya tidak mampu untuk berucap. Tubuhnya pun membeku.

Kedua netra mereka beradu pandang menjadi satu tanpa berkedip, terlalu gengsi untuk menyapa, namun sebait rindu mencuat, ini tidak benar! Mereka seharusnya tidak dipertemukan lagi.

"Kita pulang sekarang," tatapan Alisya masih tidak lepas dari pria dihadapannya

"Mom, aku harus meminta maaf pada uncle ini."

"Tidak perlu! Pulang sekarang."

Tangan bocah itu langsung ditarik paksa tetapi sekuat tenaga Casey melepasnya.

"Bukankah momy selalu mengajarkan meminta maaf setelah berbuat kesalahan."

Alisya membeku, Casey benar! Dia selalu mengajarkan hal sederhana agar dapat menjadi pribadi yang baik tetapi meminta maaf pada Bryan adalah sebuah kesalahan, seharusnya dia lah yang minta maaf bukan Casey.

"Uncle, maafkam momyku tapi dia orangnya baik hati." Casey meraih tangan Bryan

Dan si empunya tangan hanya bisa menatap Casey dan Alisya bergantian. Banyak sekali pertanyaan yang memenuhi otaknya hingga membuat memori itu bleng.

"Tidak apa, hmm momy mengajarimu dengan baik. Salut." Bryan mengangkat ibu jarinya dengan senyum kecut.

"Casey minta maaf uncle, semoga kita bisa bertemu lagi."

"Casey! Cepat!" Alisya menarik tangan Casey dan segera pergi. Beruntung musik klasik mengalun dengan pelan sehingga percakapan mereka tidak mengalihkan pandangan orang lain.

Bryan menatap punggung Alisya dan bocah kecil itu hingga mereka menghilang di balik kerumunan. Ada apa dengan hatinya? Mengapa dia merasa memiliki ikatan khusus dengan bocah itu? Kenapa berada didekatnya membuatnya nyaman? Lalu wajah itu?

"Tuan, dua puluh menit lagi kita akan menuju gedung KL town." ucapan Andri membubarkan semua pertanyaan tentang bocah bernama Casey.

"Cari tahu tentang bocah yang menabrakku tadi."

"Untuk?"

"Dia mirip sekali dengan anak yang selalu hadir dimimpi ku."

Bryan langsung menghilang meninggalkan Andri yang terdiam. Dia tidak melihat Alisya hanya anak kecil yang bercengkrama dengan bosnya.

"My Princess, dimana kau menemukannya?" 

"Dia sedang berbincang dengan salah satu rekan bisnismu dad."

"Oh ya? Sungguh? Hmm dady melihat ada aura pengusaha dalam diri Casey. Kemari sayang."

Casey mendekat dan memeluk kakeknya,
"Opa, Casey melihat uncle yang wajahnya mirip dengan....."

"Casey, sebaiknya kamu harus kembali ke penthouse sekarang." Alisya menyela ucapan putranya, dia tidak ingin Casey terlalu jauh menceritakan sosok uncle yang ditemuinya.

"Thom, antarkan Casey, jaga dia hingga aku kembali." lanjutnya lagi.

"Baik nona. Casey ayo kita pulang."

Dari raut wajah Casey, dia tidak ingin pergi dari sana. Rasa penasarannya semakin bertambah melihat wajah ketakutan ibunya.

"Apa yang terjadi? Kenapa dengan wajahmu sayang?"

Best Partner (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang