part 31

48.5K 1.2K 7
                                    

Vote sebelum membaca dan coment setelahnya.
Happy reading semua.

*********************************

"Hubungan kami baik." balas Bryan beberapa detik setelah menatap wanitanya.

Alisya masih berusaha mengontrol degub jantungnya yang tidak teratur. Meski sesekali hembusan nafas berat itu menyeruak hingga ke telinga Maria yang duduk tak jauh darinya.

"Bukan itu maksud daddy boy, hubungan kalian sebagai sepasang kekasih." sela Marria yang yang sudah tidak sabar mendengar jawaban langsung dari wanita yang di bawa putranya.

"Hubungan kami baik-baik saja sebagai partner." balas Alisya tenang dengan seutas senyum di bibir.

"Partner?" ucap Marria dengan mengubah posisi duduk agar bisa menatap wanita pirang itu dengan kedua alis terangkat.

"Ya... kami adalah sekretaris dan bos, tidak lebih." lanjut Alisya masih dengan seutas senyum terbaiknya.

Maria sedikit kecewa karena wanita pirang itu tidak juga mengatakan hal yang membuat dirinya lega.

Sedang di seberang sana Bryan hanya menatap Alisya dengan wajah yang sulit di artikan. Dia masih duduk dengan tenang menyilangkan kaki sedikit bersender pada kepala sofa.

Sekian detik menatap Alisya, Maria berganti menatap putranya meminta jawaban pasti.

"Alisya benar mom, kami hanya sebagai bos dan sekretaris." Bryan berucap setelah mendapat tatapan tajam dari Marria.

"Tetapi lusa kita akan menjadi sepasang suami istri." lanjut Bryan tenang tetapi mendapat tatapan mendelik dari Alisya.

Harry dan Marria juga menatap Bryan dengan terkejut tetapi semua hilang hanya hitungan detik.

"Besok kita berangkat ke Milan, Kami berdua akan melangsungkan pernikahan disana." jelasnya membuat kedua orang tuanya hanya mengangguk-angguk paham.

Karena memang ini yang mereka mau. Putranya harus segera menikahi Alisya dan menyerahkan surat penting perusahaan Alisya sebelum Bastian mengetahui kelicikannya dan mengakibatkan peperangan kedua belah perusahaan.

Berbeda dengan Alisya yang tidak terima keputusan bosnya. Pria itu selalu berkuasa atas dirinya, bahkan Alisya belum mengatakan setuju atau tidak.

"Lusa? Aku be...."

"Baiklah mom, dad, sepertinya aku harus mengantarkan Alisya pulang. Karena dia juga harus berkemas untuk keberangkatannya besok." sela Bryan dan langsung bangkit dari duduknya disaat Alisya akan memprotes.

Seutas senyum licik itu terpancar dari bibir Bryan, bagaimana tidak dia merasa menang karena sebentar lagi akan memiliki Alisya seutuhnya. Meski harus dengan cara licik.

"Baiklah, daddy dan momy menunggu hari esok. Terima kasih Alisya sudah datang menemui kami." Harry juga bangkit dari duduknya di susul Marria. Pria setengah baya itu memeluk mesra pinggang istrinya.

Alisya hanya membalas dengan seutas senyum kecut. Dia ingin segera menjabak bahkan meninju wajah bosnya karena selalu lancang mengklaim Alisya sebagai miliknya.

Bryan meraih tangan Alisya untuk membawanya pada lengan berotot itu tetapi Alisya lebih memilik berjalan mendahului dan acuh dengan ajakan Bryan.

Pria itu hanya mengangkat bahunya malas membiarkan Alisya mendahului karena sebentar lagi dia tidak akan bisa bersikap cuek seperti sekarang.

Mobil sport berjenis ferrary menyambut mereka tepat di depan pintu utama. Derri membungkuk hormat membukakan pintu untuk majikannya.

Setelah Alisya berada di dalam mobil, Bryan menepuk punggung sopir pribadinya itu,

Best Partner (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang