part 29

50.4K 1.4K 25
                                    

Warning ⚠ ⚠

Di part ini ada adegan dewasa. Jika kalian belum berusia matang bijaklah untuk tidak membacanya, kalau masih bandel ngga papa yang penting jangan di tiru atau di peragakan wkwk.

***

Bryan terus menerus menekan panggilan pada layar ponsel, dua puluh panggilan atau bahkan lebih telah tercetak dalam riwayat panggilan. Hasilnya nihil, wanita pirang itu tidak mengangkat atau memutuskan panggilan.

Dalam satu detik pertama dia masih berfikir jernih, mungkin sekretarisnya sedang makan siang atau mengerjakan tugas lain, namun sepuluh menit kemudian fikirannya tidak bisa mentoleransi dengan baik.

Alisya pasti sengaja tidak mengangkat panggilannya, dia tidak memiliki nyali untuk menampakan wajah ayu-nya, tebak Bryan dalam hati.

Bryan kehilangan kesabaran, menekan angka satu pada telefon genggam yang langsung tersambung pada tangan kanannya.

"Cari Alisya sekarang! Pastikan dia kembali!"

Dari sembrang sana, tangan kanannya mengangguk meski itu takan terlihat oleh bosnya.

***

Dua botol alkohol berlabel brendy telah tandas di teguk, wanita pirang itu melafalkan dengan fasih kalimat jadilah istriku, maka aku akan merubah semua keburukanku.

Pria berkumis tipis yang berprofesi sebagai bartender samar-samar mendengar rancauan tak jelas. Dia merasa kasihan, dibalik kemewahan yang dimiliki bosnya tersimpan masalah yang mengerikan.

Ragu-ragu dia membuka ponsel, berniat menghubungi pemilik club sekaligus kekasih wanita pirang itu, tapi ia urungkan. Jam-jam seperti sekarang sepertinya tidak tepat, bosnya pasti sedang sibuk.

"Ada apa?" wanita berperawakan langsing, berambut hitam tiba-tiba menepuk punggungnya dan sukses membuatnya tersadar dari lamunan.

"Kau lihat wanita di meja VVIP?" pria berkumis tipis menunjuk meja yang sedang ditempati Alisya.

"Ya. Dia adalah kekasih bos kita bukan?" wanita berambut pendek memulai aktifitasnya dengan membersihkan mini bar.

"Sepertinya dia sedang ada masalah."

"Sudahlah kembali bekerja, kita tidak perlu ikut campur urusan orang lain."

Pria itu memutari mini bar menyusul wanita yang masih sibuk membersihkan meja.

"Kau mau membantuku?"

Wanita langsing itu menghentikan aktifitasnya, menatap netra hitam milik sang pria, lalu berkacak pinggang.

"Apa kau mau di pecat? Dia itu kekasih Mr. William, sekali saja kau berurusan dengan dia habislah karirmu kawan,"

"Aku hanya ingin membantu dia pulang."

"Lalu apa kau tahu rumahnya?"

"Kita bisa hubungi Mr. William, katakan pada dia kalau kekasihnya ada disini."

"Ck. Kau ini! Lakukan saja sendiri. Aku tidak ingin terlibat! Lagi pula aku masih membutuhkan pekerjaan ini." wanita langsing itu melangkahkan kaki meninggalkan temannya yang keras kepala.

"Please." kalimat itu mampu menghentikan langkahnya, si pria menyusul wanita itu dengan menyatukan kedua tangannya di dada membentuk sebuah permohonan.

"Oke. Tapi jika terjadi sesuatu kau harus tanggung jawab." si pria mengangguk menyetujui usul wanitanya.

Keduanya sama-sama menuju ruang manager di lantai satu dengan perasaan campur aduk.

Best Partner (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang