8. Mantan Tunangannya

2.9K 614 89
                                    

Haloo bertemu lagi di TLIL😍 siapa yang kangen Legi yang sok jual mahal dan Putri yang maju pantang mundur?

Istigfar jangan lupa okee.

Aku terlalu gigih memperjuangkan seseorang yang masih berkelana dengan masa lalunya.

8. Sahur pertama

Setelah kurang lebih dua hari Putri mencoba membiasakan diri berada di asrama, sedikit demi sedikit ia mulai paham dengan aturan yang ada disini. Ia juga sudah sedikit lebih betah menggunakan gamis yang sering gadis itu sebut pakaiannya cosplay kunti.

"Nih baju gak kepanjangan apa? Tai kucing aja bisa diseret ini loh!" protes Putri pada Lia yang menyuruhnya memakai gamis panjang dengan kerudung panjang mengingat hari ini mereka mendapat giliran untuk pergi ke pasar.

Setiap minggu, para santriwati akan mendapat giliran mereka untuk berbelanja bahan pokok makanan di pasar. Dan kali ini adalah giliran Lia dan Zika. Tapi mereka tak mungkin meninggalkan Putri sendiri, maka dari itu jadwal Putri dibarengi saja dengan mereka.

"Harus Putri! Kita ini perempuan. Kita ini berlian, tidak ada berlian yang diperlihatkan secara umum dan gratis di khalayak ramai!" jawab Lia dengan bahasa yang sedikit tegas. Putri langsung menelan salivanya saat mendengar Lia yang berbicara dengan nada seperti itu. Sangat berbeda, tidak seperti Lia yang biasanya.

Perlahan, sisi lain dari Lia dan Zika mulai Putri ketahui. Tapi tetap saja, itu semua sisi positif. Sangat berbeda dengan dirinya yang masih menebarkan aura mistis.

Berjalan ke depan kaca, Putri menatap dirinya sendiri. Lalu berputar-putar perlahan memperhatikan dirinya yang bahkan tidak ia kenal, cantik sih. Tapi jadi seperti kuntilanak apa lagi gamisnya ini berwarna putih tulang.

"Gue manusia, bukan berlian. Gue hidup dan berlian mati!" sanggah Putri ketika mendengar ucapan Lia. Memang sih cantiknya berlian itu sama dengan cantik dirinya tapi masa iya benda mati disamakan dengan manusia sekelas bidadari?

Zika menepuk dahinya pelan sedangkan Lia menggeleng pelan mendengar elakkan Putri terhadap penjelasannya. Zika berjalan mendekati Putri sembari membantu merapikan jilbab segi empat yang gadis itu pakai.

"Mba, maksud Lia itu kita ini seorang perempuan yang istimewanya sama bahkan lebih dari berlian. Berlian hanya bisa dilihat oleh orang-orang tertentu begitupun dengan aurat kita. Tidak sembarangan orang yang bisa melihat aurat kita, hanya mahramlah. Maka dari itu kita harus tertutup dan terjaga layaknya berlian yang dijaga ketat!"

Zika menjelaskan dengan telaten. Tidak ada sedikitpun kata kasar yang Zika gunakan. Semuanya ia jelaskan dengan penuh lembah lembut . Namun memang dasarnya Putri, ketika mendengarkan penjelasan seperti itu, telinganya merasa panas.

"Bisa berangkat sekarang gak? Capek gue diomelin mulu sama lo berdua!" ujarnya kesal.

Keduanya terkekeh lalu mengangguk pelan.

"Bukankah sedari tadi kita menunggu kamu siap?" ucap Zika membuat Putri terdiam. Gadis itu terkekeh pelan. Benar juga, kan yang paling ribet dari mereka bertiga adalah dirinya.

Masih berdiri di depan kaca, menatap wajahnya yang menggunakan kerudung.

"By the way gue udah cantik ? Gue gak boleh buluk ketemu my calon laki is ustadz siapa tuh namanya?" tanya Putri bingung sendiri. Ia menatap Lia dan Zika menunggu jawaban keduanya.

Tepung Legi In Love [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang