22. Buku itu lagi?

2.1K 518 109
                                    

Double up, pengennya tripel🤣 maruk gapapa kan? Mendekat ending itu pasti aku semangat up🤣

Istighfar, sholawat. Udah? Kalau udah ayo baca!

Singkatnya, aku terjebak dalam halu tentangmu yang kubuat sendiri.

22. Buku itu lagi?

Santriwati sekarang sudah berada di dapur. Mereka duduk dengan lauk dan nasi, tak lupa ada beberapa kue untuk berbuka puasa.

Lia dan Zika memandang Putri khawatir. Orang yang ceria jika sudah sedih memang berbeda. Sangat terlihat, bahkan santriwati lain pun heran karena biasanya saat jam sudah dekat dengan maghrib maka Putri akan menjadi orang yang paling bersemangat. Tapi tidak untuk hari ini.

"Putri, ayo senyum. Jangan seperti ini, kami jadi sedih."

Lia mencoba menghibur Putri, tapi sepertinya tidak bisa. Mendekati waktu maghrib, tiba-tiba saja Ustadzah Azizah datang.

"Assalamu'alaikum semua," ucapnya.

Semua langsung menoleh dan menjawab salam dari Ustadzah Azizah serempak.

"Wa'alaikumussalam Ustadzah,"

Dari pintu masuk, Ustadzah Azizah sudah memandang Putri. Dan benar saja ketika langkah kaki Ustadzah Azizah terhenti di meja terakhir dimana Putri duduk.

"Putri," panggilnya.

Putri menoleh sambil tersenyum, " Iya kenapa Ustadzah?" tanya Putri sopan.

Ustadzah Azizah menyunggingkan senyum tipisnya, Putri sudah lebih baik dari pertama kali gadis itu menginjakkan kaki di pesantren ini.

"Kamu di panggil sama orangtuamu nanti setelah selesai sholat isya," ujar Ustadzah Azizah.

Putri yang awalnya sedih, mendadak raut wajahnya menjadi senang. Kedua orangtuanya menjenguk.

"Oh iya Ustadzah? Dimana? Kok Mama sama Papa gak nyamperin Putri langsung?"

Putri tampak antusias, tapi jawaban Ustadzah Azizah membuat Putri tergelak.

"Orang-tuamu ada di rumah Kyai Ibrahim, katanya kamu disuruh ke sana buat menghadiri perjodohan cucu Kyai Ibrahim dengan–!"

Allahu akbar Allahu akbar

Ucapan Ustadzah Azizah terpotong oleh adzan yang berlangsung. Semua mengucapkan hamdalah serentak.

Putri masih senantiasa menunggu lanjutan ucapan Ustadzah Azizah. " Sama siapa Ustadzah?" tanya Putri degdegan.

" Kamu berbuka saja dulu, nanti juga kamu tau sama siapa"

Ustadzah Azizah menjauh dan berdjeu du dekat pintu, Putri hanya bisa tersenyum tipis.

"Selamat berbuka semua, Ustadzah permisi ya. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," Setelah mengucapkan salam, pintu tertutup rapat begitupun dengan perasaan Putri yang semakin gunda gulana.

"Putri ayo batalin puasamu," suruh Zika. Dengan lemah, Putri membaca niat dan meminum seteguk air putih hangat.

Raut wajah gadis itu semakin sedih, Lia dan Zika semakin bingung dibuatnya. " Putri, percayalah. Seberapa keras usahamu, kamu tetap tidak bisa melawan gadis yang sudah tertulis untuk Gus. Jangan lemah gini, kamu pasti dapetin yang lebih baik! Ayo semangat!!"

Tak ada sahutan, gadis itu hanya mengangguk. Perkataan Zika benar, yang tak bisa ia lawan adalah gadis pilihan keluarganya. Tapi yang tak bisa dilawan oleh Keluarganya adalah gadis pilihan Allah.

Tepung Legi In Love [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang