19. Buku apa itu?

2.3K 554 73
                                    

Gatau kenapa aku lagi bucin ke Legi, idenya ngalir kek rucika tapi nih jari suka gak bisa diajak kompromi 😤

Oke langsung aja, istighfar dan sholawat gaes ❤

Karna yang tau perasaan seseorang yang sesungguhnya hanya dirinya sendiri dan Tuhan.

19

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19. Buku apa itu?

Semenjak kejadian Legi yang menjadi imam dan akhirnya kecanduan. Zaid meneliti ada yang aneh dengan sepupunya. Apalagi saat membaca buku yang kemarin.

Nih anak kerasukan jin tomang yang mana coba!

Akhirnya setelah berpikir keras, di hari yang berbeda tapi waktu yang sama saat adzan ashar berkumandang Zaid membuntuti sepupunya.

Tak lupa dengan kaca mata, biar keren ala detektif Zaid. Berjalan mengendap layaknya pencuri, memandang Legi yang fokus berjalan tak lupa buku yang selalu ia bawa sejak dibaca oleh Zaid.

Terus berjalan hingga mereka memasuki gerbang pondok pesantren, tapi sepertinya Legi mengetahui ada yang mengikutinya. Zaid pun langsung berdiri kaku layaknya patung. Di dekat pohon. Untung saja karena pohon tersebut rimbun membuat Legi tidak melihat Zaid dan ia kembali mengikuti Legi.

Eh suka sama siapa sih ni anak, ganteng-ganteng gak laku.

Mata Zaid tak bisa berkedip ketika memperhatikan Legi, ia takut tiba-tiba saja Legi hilang berpindah tempat dan misinya gagal.

Hingga tak lama, Zaid melihat Legi berhenti di pos perbatasan santri dan santriwati. Tempat yang menjadi favoritnya dulu, tapi dulu!

"Ini gue yang budek atau suara mereka yang kecil sih!" omel Zaid kesal.

"Jaraknya yang jauh Bang," ujar Bagas tiba-tiba membuat Zaid kaget dan akhirnya Zaid jatuh ke dalam semak.

Bagas menahan tawanya, tapi tak bisa. Ia memutuskan untuk melepaskan tawanya dulu baru berniat membantu Zaid. Makin karena Zaid mandiri jadi dia bangun sendiri. Lebih tepatnya Zaid tidak percaya adiknya ini akan membantunya.

Zaid mengebas pakaiannya yang sedikit kotor , menggeram marah dengan Bagas.

"Gas elpiji, nanti Abang aduin Ayah biar kamu dikeluarin dari KK!" ancam Zaid.

Bagas memoyongkan mulutnya, " Nyenyenye, nanti Bagas aduin balik ke Bunda. Biar Abang dihempas juga dari KK. Gelandangan bersamalah kita, ngamen di Belanda. Sabilah," jawab Bagas enteng.

Zaid berdecih, lihat betapa bahlulnya Bagas. " Mohon maaf adikku sayang, semisalnya Abangmu yang ganteng ini terhempas dari KK. Udah punya KK sendiri, membernya udah empat pula! Lah kamu? " jelas Zaid dan ekspresi Bagas langsung zonk.

Kok gue gak kepikiran? Nih otak yang lemot atau gimana?

Bagas menggeleng, " Auah Bagas mau sholat , jangan suka ngintilin sama nguping Bang Legi. Dosa!" celotehnya sebelum pergi.

Tepung Legi In Love [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang