Jangan lupa istighfar dan Sholawat ya gaes🥰
Aku kira yang manis cuma kurma, tapi ternyata senyumanmu juga
12. Awal perjuangan Putri
Kejadian yang memalukan itu membuat Putri bingung harus maju atau mundur tapi karena di dalam kamus Ganisha Putri tidak ada kata mundur jadi dia akan gas terus sampai dapat.
Putri berlari menuju asrama santriwati sambil menutup wajahnya. Bagaimana bisa ia melihat roti sobek dan wajah calonnya dalam satu waktu. Bagaikan sekali mendayung, roti sobek dan cogan terlampaui.
Sekarang Putri sudah berjalan norman, tidak menutup matanya lagi. Dengan semburat wajah yang memerah Putri mulai sedikit gila.
"Ayo kita bayangkan bagaimana saat muka ustadz ganteng dipadukan dengan roti sobek," gumam Putri kegirangan sambil berhalusinasi.
Berjalan dengan otak yang sedang berselancar menghalu. Terus berjalan tanpa melihat suasana yang gelap. Semuanya terang karena cogan pikirnya.
" Duh enak kali ya kalau nyemplung bareng cogan tadi yahaha–!"
"Hayyuk!" jawab seseorang yang membuat Putri kaget dan...
Byur..
Putri nyungsep di parit gerbang santriwati. Halusinasinya hilang, hanya ada bau selokan dan juga air lumpur.
"Hem, maksudku tidak seperti ini kawan."
Baru saja Putri hendak naik dari parit, kawanan Bagas lewat dan memandang Putri heran.
"Neng cantik, kok mandi di got?" tanya Bagus pada Putri. Putri menatap ketiganya lalu ia menunduk. Ia ingin berteriak sekencang-kencangnya sekarang karena malu.
Namun gadis itu mencoba menahan malu dan segera masuk ke dalam asrama santriwati dengan gamis kotor.
"Udah seneng liat cogan, eh malah apes!" ungkap Putri kesal.
•••
Akhirnya Putri mau tak mau mandi lagi di kamar mandi di asrama santriwati. Untung saja sudah sepi dan ia tak perlu menunggu lama. Kini mereka semua telah siap, jam dinding di dapur sudah menunjukkan pukul tiga pagi yang artinya mereka siap untuk sahur.
"Ayo Putri! Hari ini giliran kita yang anterin lauk pauk sahur!" ajak Lia. Putri menghela nafas pelan, serasa jadi babu tapi tak berbayar adalah definisi yang cocok untuknya sekarang.
Mereka bertiga, berjalan sambil membawa lauk pauk untuk santri cowok. Saat sampai di perbatasan, terlihat ada tiga orang santri yang sudah menunggu. Putri masa bodoh awalnya tapi ia tertegun saat mendengar dua sosok yang mengobrol tak jauh dari sana.
Sosok itu membuat Putri yang jiwa keponya menggelora sejak dulu merasa tertantang untuk mendengarkan percakapan kedua insan itu.
"Lia, ini lauknya ya. Aku mau nguping dulu, " ujar Putri keceplosan.
"Em apa?" tanya Lia sekali lagi memastikan perkataan Putri.
Putri terdiam, ia berusaha memutar otaknya dengan kecepatan tiga ratus enam puluh derajat.
Mana ide nih mana??
"Gapapa Lia, cuma mau liat ikan renang di got sana!" jawabnya aneh tapi kali ini ia beruntung karena Lia dan Zika fokus pada lauk santri hingga tidak fokus pada apa yang ia ucapkan. Lia mengangguk saja, percaya pada Putri.
Putri tersenyum pelan, baiklah. Kira-kira siapa yang berbicara berduaan di pukul tiga subuh sekarang ini? Tidak mungkin setahun ngebucinkan?
Putri berjalan mengendap, hingga terpikir di otaknya yang kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tepung Legi In Love [ End ]
Roman d'amourLegi simanis jembatan Ancol, eh salah bukan itu! Legi simanis calon menantu bunda Fika. Legi yang kala itu sedang liburan di tempat kakeknya pada saat bulan Ramadhan, disuruh mengajar! Kisah ini awalnya datar-datar saja sampai suatu ketika santri...