9. Kalau bisa dua kenapa harus satu

2.7K 615 110
                                    

Assalamu'alaikum semua, balik lagi dengan Legi. Keknya aku bakalan fokus disini dulu ya, btw yang lagi ulangan semangat 🥰 istighfar jangan lupa dan sholawat.

Menyebalkan adalah sifatnya, namun bikin rindu adalah kebiasannya

9. Kalau bisa dua kenapa harus satu

Setelah tau bahwa mantan tunangan ustadz idamannya itu bertolak belakang dengan sikapnya, Putri tentu saja tidak mundur. Malah itu menjadi tantangan bagi dirinya sendiri. Sudah tau kriteria orang yang disukai maka baginya pasti akan lebih mudah untuk meluluhkan sang pujaan hati. Mungkin saja hati Legi masih terjerat dalam masa lalu tapi tidak mungkin akan selalu begitu selamanya bukan?

Jika dia adalah masa lalu Legi yang membuat pria itu sedih maka Putri akan menjadi masa depan yang membuat pria itu lupa akan kesedihan lamanya.

Ia akan membuat ustadz itu jatuh cinta dengan sikap aslinya tanpa dibuat-buat. Dengan begitu, ketika ia melihat sifat buruk Putri ia tidak akan pergi dan ketika melihat sifat baik Putri rasa sayang itu akan semakin besar.

"Malam ini kita akan masak tumis toge dicampur tahu, lalu ikan goreng dan sambal terasi,"

Lia memberitahu masakan yang akan mereka buat malam ini untuk sahur, Zika mengangguk paham. Mereka memilah bahan-bahan yang ada di pasar dengan seksama, dan disinilah Putri merasakan yang namanya malu. Tidak pernah menyentuh rempah-rempah membuatnya bingung.

Karena sejatinya saat Putri berada di rumah, ia tidak pernah melakukan hal ini. Semua sudah dikerjakan oleh asisten rumah tangga, tugas Putri hanya memakannya.

"Putri tolong pilihin kunyit yang bagus ya, beli sedikit aja untuk rempah ikan goreng. Jangan lupa cabe rawit dan terasi," ujar Lia pada Putri.

Putri terdiam, pertama kalinya pergi ke pasar dan belanja. Ekspresi Putri sudah sangat menjelaskan bahwa gadis itu bingung.

"Kunyit?" tanyanya memastikan, Lia dah Zika mengangguk.

Putri menatap sayuran serta rempah-rempah yang berjejer rapi dengan intens , seperti apa bentuk kunyit? Pikirnya kesal. Tangannya mulai memilah-milah rempah-rempah yang tadi dibeli oleh mereka, mencium satu persatu tapi tetap saja ia tak tau. Putri menghela nafas pelan.

"Kunyit tu benda apaan sih! Kenapa gak pake bumbu racik aja," keluh Putri kesal.

Putri masih saja menatap satu-satu sayuran serta rempah-rempah sambil itu menebak-nebak.

"Kunyit yang mana sih aelah!" ucapnya frustasi. Karena di matanya semua ini sama saja. Putri menatap Lia dan Zika heran, mengapa mereka suka yang ribet padahal di zaman sekarang sudah ada bumbu racik yang tinggal tuang?

"Kunyit itu yang ini! Warna oren, kalau kena tangan bisa kuning!" jawab seseorang sambil menunjukkan kunyit padanya. Dari suara yang terdengar berat, Putri tau ia adalah seorang lelaki. Lagi-lagi gadis itu menghela nafas, malu karena laki-laki lebih tau perihal seperti ini dibandingkan dirinya.

Putri menoleh hendak mengucapkan terimakasih, namun saat ia melihat rupa lelaki itu. Putri oleng. Matanya melotot.

Demi apa sih ganteng banget!!! Gila gila! Gue harus milih yang mana nih? Atau pilih dua-duanya?

Putri terpana, namun hanya beberapa detik saja. Lamunan Putri buyar saat mendengar suara lelaki idamannya itu.

"Gas! Ngapain disini? Gue laporin kakek lo ya jalan-jalan keluar Pesantren!" ucap Legi mengancam.

Bagas melirik Legi sinis, tidak Zaid tidak Legi mainnya ngadu.

"Iri bos? Dulu kan Abang sama Jin tomang terkurung di dalam pondok. Iyakan?" jawab Bagas dengan senyum smirk , merasa menang.

Tepung Legi In Love [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang