6. Hukuman

2.9K 631 62
                                    

Istighfar jangan lupa dan sholawat. Abis ini aku updet FG tapi kalau udah di ketik 😂 Semoga suka..

Tanpa sadar perlahan aku tau, kamu mulai masuk dan menjadi ratu di hatiku

6. Membersihkan lapangan

Karena mereka bertiga terlambat dan Ustadzah Azizah melihat mereka. Sekarang mereka bertiga berdiri di depan para santriwati dengan wajah menunduk. Tetapi hanya dua gadis itu, tidak dengan Putri. Putri sama sekali tidak merasa bersalah dan sekarang dia malah melirik kesana-kemari mencari tempat-tempat yang memungkinkan dia bisa melihat cogan.

Tapi tentu saja hati tidak setenang wajah, buktinya sekarang Putri terus-terusan mendumel kesal.

Apa-apaan nih gue disuruh berdiri. Baru aja masuk udah dihukum, mana di kelas gak ada cogan buat cuci mata pula! Lama-lama belok juga gue nih ngeliat cewek semua.

Ustadzah Azizah menatap mereka bertiga, tapi ia lebih memperhatikan Putri dengan intens.

"Kamu!" panggil Ustadzah Azizah tegas sambil tangannya yang menunjuk ke arah gadis itu.

Putri menoleh, " Gue?" tanyanya tanpa rasa bersalah dan langsung mendapat senggolan lengan dari Lia.

Putri mengerutkan keningnya, menatap Lia aneh. Apa perkataannya salah?

"Tidak sopan kamu! Kamu santriwati baru kan?" tanya Ustadzah Azizah lagi dengan tegas. Putri menghela nafas pelan, sepertinya hidup Putri tidak pernah tenang. Selalu mendapatkan omelan. Untung saja omelan itu masuk ditelinga kiri keluar di telinga kanan.

Putri lebih memilih mengangguk dan tidak membalas perkataan Ustadzah Azizah karena takut salah lagi. Kan tidak lucu sekali jika ia harus dihukum membersihkan lapangan atau yang lebih buruk menyikat wc. Membayangkannya saja Putri enggan.

"Kenapa diam? Kamu ditanya bukannya ngejawab malah diam!"

Putri memandang Ustadzah Azizah dengan malas. Keningnya mengerut, alisnya terangkat satu. Ada orang seperti ini? Ada!

"Lah tadi Ustadzah bilang saya gak sopan kalau ngejawab, lalu saya cuma ngangguk aja juga dikatain gak sopan. Sopannya saya itu gimana sih Ustadzah?" jawab Putri kesal. Mendengar jawaban seperti itu, santriwati yang sedari tadi melihat mereka langsung menatap Putri kaget. Begitupun dengan Lia dan Zika yang menatapnya horor.

Ape nih? Salah lagi gue nih? Perasaan kata orang perempuan gak pernah salah kok ini gue salah mulu? Apa jangan-jangan gue banci?

Ustadzah Azizah menghela nafasnya pelan, ia harus sabar menghadapi Putri. Tingkah Putri sama dengan tingkah dua orang santri dulu yang sekarang sudah lulus dari ponpes ini.

"Kamu ini ya, bicara dengan orang yang lebih tua itu harus sopan. Tutur kata kamu diperbaiki, jangan seperti itu!" jelas Ustadzah Azizah lagi.

Putri mulai kesal, ia menggaruk pelan kepalanya yang terlapisi kerudung. Menghela nafas pelan berulang kali.

"Udahlah Ustadzah , saya mau salto aja dah!" jawab Putri asal.

Para santriwati yang mendengar itu kembali kaget dan sontak menahan tawa mereka saat wajah Ustadzah Azizah mulai memerah. Tidak ada yang berani selancang Itu mengalihkannya topik pada Ustadzah Azizah selain Putri! Ustadzah Azizah sedang menahan amarahnya.

Tepung Legi In Love [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang