AdZav | 45

172 9 1
                                    

Hai tinggalkan jejak kalian🙋

Apa kabarnya?

Selamat membaca

*****

Adel merutuki dirinya salah menelepon orang. Yang pasti ia sangat malu malah menelepon ketua osis disekolahnya yaitu Rama. Beruntung Rama tidak mengangkatnya.

Namun keberuntungan nya hanya sesaat, Rama menelpon balik padanya.

"Hai kak," sapa Adel setelah menarik nafas dalam.

"Hai, ada apa Del?" tanya Rama ramah.

Ia menggigit jari telunjuknya memikirkan jawaban yang tidak membuat harga dirinya malu.

"Sorry tadi ga ke angkat, ponsel nya di silent mode, " lanjut Rama selagi Adel berpikir.

"Gapapa sih kak, engga ada urusan penting kok, cuma tadi ke pencet kontak kak Rama, maaf ya ganggu," ucap Adel jujur.

Rama tertawa mendengarnya."Kirain ada urusan penting, yaudah iya."

"Hm iya kak."

"Yaudah ini matiin aja kali ya? Takut ada yang cemburu, pacarnya nelpon," ujar Rama bercanda padanya.

"Ih kak Rama, yaudah maaf menganggu, selamat malam kak."

"Hahaha, selamat malam juga."

Sambungan terputus, ia menghembuskan nafas lega. Adel melempar ponsel nya ke kasur seraya menutup wajahnya masih menyesal akan tingkah ceroboh nya.

Tok tok tok

"Heh keluar! Jangan diam aja di kamar, di suruh papa ke bawah, dek," teriak Alan tidak ada santai nya.

"Alan, yang benar panggil adik nya, jangan teriak," sahut bundanya sama seperti Alan berteriak.

"Astagfirullah sabar Del mana masih muda," gumam Adel mengelus dadanya.

Dia berjalan membukakan pintu kamar. Terlihat kakaknya sedang menyilangkan kedua tangan nya menatap tajam Adel.

"Anak gadis itu jangan di dalam kamar aja, bantuin bunda sana!" perintah Alan seolah memarahinya, yang Adel turuti berlalu pergi dari hadapan nya.

"Lah galak amat neng, ulah kitu."

"Gua dengar kak! Dumel mulu lo," ujar nya yang disambut kekehan Alan.

Bundanya mengalihkan pandangan saat melihat anak perempuan nya sudah keluar. Segera ia mendekati dan mencubit kedua pipi Adel.

"Kebiasaan di kamar mulu ya kamu, kalo papa udah nyuruh kebawah aja langsung," ucap Adina kesal karena anak bungsunya ini giliran dipanggilnya malah berpura-pura tidak mendengar.

Adel cengengesan."Maaf bun, lagi maraton biasalah."

Padahal bohong, ia dikamar sedang belajar tapi bukan pelajaran melainkan belajar melamun. Ada masalah? Mungkin Adel hanya dibuat menjadi masalah saja.

"Coba sini princess nya papa." Alex memanggil untuk mendekatinya. Sedangkan Adina berlalu ke dapur membiarkan suami dan anak bungsunya itu saling mengobrol.

"Kangen papa..." lirih Adel memeluk erat papanya.

"Mee too, udah besar ya anak papa ini." Alex yang selalu sibuk kerja keluar kota jadi jarang ada bersama keluarga."Ada cerita apa kali ini sama papa?"

"No, i don't have story."

"Masa sih? Terus princess papa ini bahkan punya pacar," goda Alex mencolek hidung nya gemas.

AdZav Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang