AdZav | 4

561 36 2
                                    

"Zavi"

Yang menyenggol Adel adalah Zavi.
Zavi melihat lutut Adel berdarah pun mengangkat Adel dengan bridal style.

"Eh." Kaget Adel.

"Diem." Datar Zavi.

Zavi membawa Adel ke bangku yang berada di taman. Ia menurunkan Adel dengan perlahan ke bangku itu dan Zavi langsung pergi untuk membeli obat menyembuhkan kaki Adel.

"Mau kemana?" Tanya Adel.

Tapi di hiraukan Zavi karena ia langsung pergi begitu saja.

5 menit kemudian....

Zavi kembali membawa plastik di tangannya, Ia duduk di samping Adel.

"Angkat kaki lu" Perintah Zavi.

Adel menurut saja ia mengangkat kaki untuk Zavi lebih mudah mengobati nya.
Jantung Adel berdetak lebih cepat melihat Zavi dari jarak seperti ini dan sangat serius mengobati lutut Adel.

"Selesai" batin Zavi.

Zavi pun mendongak dan bertatapan dengan Adel.

"Hmm makasii." Canggung Adel.

"sorry udah nabrak lu." Ucap Zavi datar.

"Iya gapapa kok." Jawab Adel sambil tersenyum.

Deg...

Zavi melihat Adel tersenyum membuat nya ada perasaaan bahagia walau sedikit.
Adel berusaha berdiri susah payah dan akhirnya..

"Awww."

"Gua anterin pulang." Ucap Zavi saat melihat Adel kesusahan berjalan.

"Aduhh lupa."

Adel mengeluarkan handphone nya, ia melihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari sahabatnya.

Keisya (5) 📞 tak terjawab
Intan   (3)  📞 tak terjawab
Tasya   (4)  📞 tak terjawab

Adel merasa tidak enak sudah membuat sahabatnya khawatir. Ia pun langsung menelepon Keisya.

"Halo lu dimana si del? Kita nyariin lu ga ada, di telepon juga kenapa ga di angkat?" Tanya beruntun Kei.

"Sorry banget ya kei, gua ada kejadian tidak mengenakan," Jelas Adel.

"Terus lu gimana? Lu gapapa kan?" Khawatir Kei.

"Gua gapapa kok," Jawab Adel.

"Syukurlah," Ucap Kei.

"Maaffin gua ya bilang juga sama intan dan tasya." Kata Adel.

"Iya del tenang aja."

Panggilan terputus....

Adel memasukkan kembali handphone nya ke kantong celana nya.

AdZav Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang