AdZav | 44

110 10 1
                                    

Adel menatap seraya tersenyum pada Zavi. "Happy Anniversary Zavier," ucap Adel.

"Happy Anniversary Adelina," balas Zavi menampilkan senyum nya mengundang tepuk tangan teman-teman nya terpukau melihat Zavi.

Zavi tak menyangka akan menjalani hubungan bersama perempuan dihadapan nya selama ini. Kebersamaan mereka pun seperti pasangan remaja pada umum nya.

Perubahan dalam diri Zavi pun karna Adel. Mereka sama-sama belajar saling melengkapi.

"Bahagia selalu bro buat lo dan sih cantik Adel," ujar Argil, Zavi mengangguk dan tos ala cowok.

Rio hampir memeluk Zavi yang segera di tahan Intan dengan jeweran."Jangan terlalu bucin Zav, gue cemburu! Canda cemburu. Langgeng terus sampe ke penghulu."

Adel tertawa mendengar gurauan Rio. Tapi tawa nya reda saat Zavi memandang nya seakan cemburu. Lalu Adel menyengir pada Zavi.

"Gak ada kata makasih gitu Zav?" sindir Rio, Zavi mengangguk malas.

Kini giliran Keisya, Tasya, dan Intan memeluk Adel. Pemandangan tersebut membuat Rio iri ingin bergabung. Tapi diri nya sayang akan wajah nya yang berakibat babak belur jika melakukan itu.

"Gue tahu apa yang lo pikirin. Mustahil Yo! Ingat pawang nya sih Zavi bisa ungu semua muka lo," celetuk Argil tertawa mengetahui tebakan nya tepat sasaran melihat raut wajah Rio suram.

"Kampret lo!"

Zavi mengeluarkan sesuatu barang membuat Adel mengernyit dahi nya.

"Buat kamu," Zavi membuka kotak berisi kalung dengan inisial mereka."Bagus atau suka?"

Adel tertawa akan pertanyaan yang terlontarkan lelaki itu."Dua-dua nya gimana? Biar kamu ke pede an," goda Adel menaikkan sebelah alis nya.

"Anything for you."

Zavi memakaikan kalung itu pada Adel. Dia sudah menyiapkan nya lama entah akan diberikan nya kapan. Tapi memikirkan kembali mungkin hari ini adalah yang tepat untuk memberi.

"Tinggal cincin tuh Zav, kosong tuh jari nya," sahut Tasya menggoda mereka.

"Neng Tasya mau juga? Nih sohib gue jomblo laknat mau gak?" tawar Rio melirik teman nya.

Tasya mendengkus lalu menggeleng tegas. Tak akan ia mau bersama laki-laki bule itu. Penampilan nya aja yang cool tapi asli nya sama saja dengan Rio.

"Aku suka banget Zav, cantik kalung nya!" Adel menyentuh liontin kalung itu dan memandang nya."Kamu pintar milih nya. Siapa yang saranin?"

"Aku milih sendiri, saat melihat nya aku merasa itu kamu. Jadi aku pilih, aku senang kamu suka," jawab Zavi mengusap lembut pipi Adel.

Adel memalingkan wajah nya kala Zavi menatap intens diri nya."Zav...jangan lihat aku kayak gitu," lirih Adel yang ditertawakan teman-teman nya.

"Kenapa malu?"

"Gak biasa dia lihat lo kayak gitu anjim," sahut Rio gemas pada pasangan itu.

"Bacot Yo. Gue jomblo aja gak gitu amat, lo kelihatan mau nya." Argil mengejek Rio, langsung saja Rio menendang kaki kiri cowok itu.

"Berisik ih kalian tuh. Mending kita keluar biarin Adel sama Zavi berdua. Kasihan di ganggu kalian," ujar Tasya mendorong kedua nya dari belakang secara paksa. Karna Tasya tenaga nya lumayan kuat jadi bisa membawa dua buaya keluar.

"Gue sama Intan keluar juga ya Del. Enjoy for today, ingat besok sekolah jangan sampe cape," ujar Keisya di angguki Adel, Intan hanya menepuk pundak nya berlalu pergi.

AdZav Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang