AdZav | 39

132 18 4
                                    

Selamat membaca untuk kalian

Enjoyy

*******

Pagi yang sangat menyejukkan ini ditemani sinar matahari pagi yang sehat bagi tubuh. Adel berlarian memutari komplek rumah nya bersama bundanya. Tadinya ia ingin mengajak kakak nya namun Alan masih nyaman dengan tidur nya.

Orang-orang yang mengenali mereka berdua menyapa dibalas senyuman. Adina memang sangat ramah kepada siapapun makanya suami nya sering cemburu dengan hal sepele.

"Bun, tuh tukang sayur nya," ucap Adel menunjuk gerobak yang ramai digerumbungi perempuan.

"Yaudah ayo," ajak Adina dan mereka mendekat kesana.

"Eh nyonya Adina, kok tumben biasanya bi Sumi," ujar tukang sayuran tersebut.

Adina tersenyum,"Tadi saya olahraga sedikit muter-muter."

Asisten rumah tangga disana melirik Adel terus-menerus membuatnya tersenyum tipis karena malu.

"Maaf nyonya, ini anak nya ya? Geulis pisan."

"Iya ini anak saya namanya Adel."

Setelah membayar belanjaan nya, mereka berdua pergi dari sana kembali menuju rumah. Didepan rumah sudah ada Alex yang menatap mereka berdua dengan tatapan sulit diartikan.

"Abis kemana?" tanya Alex dengan nada dingin.

"Apaan sih pah, aku sama bunda tuh abis olahraga udah tua masih aja cemburuan," cibir Adel nyelonong masuk ke dalam rumah menghindari pelototan mata dari Alex.

Adina mengusap bahu suami nya,"Ayuk masuk aku mau bikin sarapan." Alex mengangguk lalu ia mengenggam tangan istri nya menyusul masuk ke dalam rumah.

Saat masuk ke rumah, Adel langsung ke kamar untuk mandi agar badan nya kembali segar. Sebelum masuk ia tak sengaja mengintip kegiatan kakaknya yang ternyata sedang menelpon pacarnya.

"Iya nanti aku kesana bye love," kata Alan lembut.

Adel memasang wajah jijik mendengar nada suara kakak nya yang sangat menggelikan. Dengan segera masuk ke dalam kamar dengan pelan-pelan supaya tidak ketahuan.

Selesai mandi dengan memakai baju santai ia mendengar dering telpon dari ponsel. Melirik nama nya ternyata Zavi menelepon nya.

"Kenapa?"

"Mau jalan gak?"

Adel mengerutkan kening bingung, tumben sekali mengajak nya jalan.

"Mau kemana emang nya?"

"Main ke rumah."

Adel membentuk huruf O di mulutnya. Menetralkan nafasnya biar tidak ketahuan semangat.

"Yaudah jemput ya."

"Hmm."

Ia siap-siap mengganti celana pendek menjadi celana levis panjang tanpa mengganti kaos yang dipakai saat ini. Masih lumayan pagi, ia yakini papa nya akan melarang tidak boleh keluar jika perut dalam keadaan kosong.

Sampai di ruang makan disana ada papahnya sedang memakan makanannya tapi hanya melirik kehadiran Adel tanpa bicara.

"Dek, makan dulu," titah Adina.

"Iya bun."

Tak ada pembicaraan sudah aturan dalam keluarga kalau sedang makan akan diam hanya terdengar dentingan dari sendok ataupun garpu.

Ting tong

Bunyi bel rumah membuat semua nya melirik satu sama lain.

"Biar bunda yang buka aja," ujar Adina ingin berdiri namun ditahan suaminya.

AdZav Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang