Adel sedang duduk sambil memegang pergelangan papa nya yang ia sayangi dan superhero nya.
"Pah cepet sadar aku, bunda, Kak Alan khawatir dan pengen papa liat kita semua lagi," Lirih Adel dengan menunduk.
Tiba-tiba pergelangan tangan Alex bergerak membuat Adel kaget sekaligus bahagia lalu memencet tombol untuk memanggil dokter.
Adel tersenyum dengan mata berkaca-kaca,"Makasi pah."
Ceklek...
Pintu terbuka datanglah dokter dan suster lalu memeriksa Alex sedangkan Adel keluar membiarkan dokter lebih leluasa.Saat keluar Adel melihat Zavi sedang duduk,"Makasi maaf liat gua yang cengeng." Adel tertawa kecil mengingatnya.
Zavi yang melihat Adel tertawa hanya diam menatap.
"Ngapain ngeliatin gitu?" Tanya Adel.
"Muka gua sembab ya," Lanjut Adel meraba mukanya.
Zavi ingin tertawa melihat aksi Adel seperti itu memang Adel sedikit berantakan tapi itu tidak penting dan Zavi tetap memasang muka biasa.
"Ga."
Adel cemberut mendapatkan jawaban singkat Zavi.
"Singkat banget si padahal tadi lu udah baik banget."
Dari kejauhan dua orang sedang berlari dengan tergesa-gesa.
"Del gimana papa kamu?" Tanya Adina dengan nafas terengah-engah.
Adel berdiri lalu memeluk bundanya,"Papa gapapa kok bun jadi tenang ya."
"Beneran papa kamu gapapa kan?"
"Iya gapapa bunda."
"Papa lagi di periksa dokter karena udah sadar mungkin sebentar lagi keluar," Lanjut Adel.
Adina dan Alan menarik nafas lega, ia sangat kaget mendapat kabar dari Adel bahkan Alan sedang kerja kelompok harus meninggalkan nya untuk menjemput bundanya menuju rumah sakit dengan perasaan khawatir.
Dokter keluar di belakang nya diikuti suster dengan tersenyum,"Pak Alex sudah sadar dan keadaan nya jauh lebih baik di anjurkan untuk istirahat jangan sampai kelelahan," Jelas Dokter.
"Terima kasih dok."
Dokter dan suster meninggalkan mereka menuju pasien selanjutnya.
Adina menyadari seorang laki-laki berada disamping Adel.
"Eh kamu yang waktu itu nganterin Adel ya? Oh Zavi ya?"
"Iya tante."
"Makasi udah temenin anak saya."
"Sama-sama tante."
Alan bingung mengapa bunda dan adiknya kenal dengan sosok laki-laki itu.
"Bunda sama Alan masuk dulu ya."
"Iya bun."
"Tante saya pamit pulang juga," Pamit Zavi.
"Mau pulang ya?"
"Iya tante udah malam."
"Adel anterin Zavi sampai depan rumah sakit," Perintah Adina.
Adel mengangguk lalu Adina dan Alan masuk ke ruang rawat.
Adel dan Zavi jalan beriringan keluar rumah sakit, Sampai di depan rumah sakit.
"Makasi ya maaf ngerepotin," Adel tersenyum.
"Hmm."
"Gua pamit."
"Ya hati-hati."
Zavi hanya mengangguk dan ke parkiran menuju motor nya untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AdZav
Teen Fiction[ON GOING] Zavier esprancio albern, pria idaman para perempuan ini terkenal dengan ketampanan nya bukan hanya itu dia mempunyai sifat sedikit dingin karena masa lalu membuatnya seperti ini. Sampai suatu ketika ketika ia bertemu dengan Adelina estef...