10

10.4K 1.5K 21
                                    

Ratu Evelyn melihat wajah kedua putranya yang gelap. Ia tahu ini pasti berkaitan dengan Lady Olivia, memang nya apa lagi yang bisa membuat kegundahan di wajah putra-putra nya selain gadis cantik itu?

"Kalian belum menyerah untuk mendapatkan lady?" Tanya Evelyn sambil membereskan laporan-laporan diatas meja nya.

"Kenapa kau mengirimkan lamaran disaat Olivia masih menjadi tunanganku?!" Pangeran Henry terlihat murka, sorot mata nya sedingin es ketika saudaranya seakan-akan tidak merasa bersalah.

"Semua nya sah dalam perang maupun cinta saudaraku." Sahut pangeran Edzard santai menyandarkan punggungnya pada sofa.

"Kau kira aku akan melepaskan nya?"

"Dan kau kira keluarga nya akan memberikan dia padamu? Kalau kau lupa Grand duke Clarence bahkan telah memberikan pembatalan pertunangan." Edzard tertawa kecil ketika mengingat kedatangan utusan keluarga duke dan wajah kembaran nya yang langsung gelap pada saat itu juga.

"Kau?!"

"Lepaskan saja dia padaku, biarkan aku menjadikan nya Ratu diistanaku."

Ratu Evelyn yang sedari tadi memperhatikan perdebatan itu akhirnya bicara. "Baiklah diam anak-anak.  Hentikan perdebatan kalian, Lady Olivia bukan sebuah piala yang bisa kalian perebutkan. Tidak ada satupun dari kalian yang boleh memaksakan sesuatu padanya."

"Dan Henry kau tidak bisa memaksakan orang lain untuk menerimamu, setelah semua yang terjadi." Kata Evelyn pada putra sulung nya.

"Lalu Edzard, kau juga tak boleh menjadikan seorang gadis sebagai obesesi sesaatmu. Ibu cukup senang saat kalian tidak lagi terlalu possessive pada Alice, tapi ternyata tingkah kalian lebih parah lagi."

🦋🦋🦋

Apa yang sebenarnya terjadi disini?

Kenapa mereka semua melihat nya dengan aneh?

Olivia hanya duduk manis di taman sambil merangkai bunga, disebelahnya Ellard duduk sambil memperhatikannya.

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Olivia dengan suara lirih.

"Kau sungguh tidak sadar?" Tanya Ellard membersihkan titik putih di kepala dan pakaian nya.

Olivia menggeleng.

"Kau membuat hujan salju disaat matahari tengah bersinar dengan terik. Untuk itu mereka memperhatikanmu."

Menyadari itu Olivia terkekeh, ia sengaja membuat salju karena cuaca yang sangat panas tapi masih bersikeras ingin berada disana untuk bersantai.

"Aku ingin bertanya."

"Tanyakan saja."

"Kenapa kau tiba-tiba berubah? Bukankah kau tidak menyukai keberadaanku? Mengapa harus repot-repot mencariku disaat aku sudah mulai terbiasa dengan kehidupan baruku?" Pertanyaan itu sudah lama mengganjal semenjak mereka duduk bersisihan. Kedua mata biru Olivia menatap mata amethyst milik Ellard.

Ellard hanya menatap Olivia datar, ekspresi andalan nya jika berurusan dengan Olivia.

"Karena kau adikku..."

Olivia mengerjap, dari semua pertanyaan nya hanya dijawab dengan satu kalimat singkat.  "Tolong lebih spesifik, aku memang adikmu tapi itu tidak menjawab pertanyaanku sebelumnya."

"Aku tidak pernah berubah, sebaliknya kaulah yang berubah. Mengapa aku mencarimu? Kau hilang selama berminggu-minggu tanpa aku tahu bagaimana kehidupanmu diluar sana."

"Jadi kau khawatir padaku?"

"Apakah itu penting sekarang?"

"Penting untukku agar aku tahu kapan waktu tepat untuk pergi tanpa membuat orang-orang kerepotan."

Lady OliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang