6

11.3K 1.7K 27
                                    

Olivia meninggalkan pangeran Hanry sendirian didalam hutan, dalam setengah jam lagi sihir itu akan menghilang dengan sendirinya.

Sihir yang dimiliki nya ini bersangkutan dengan dewi yang mengutuk kerajaan Phoenix. Ibu nya meminta Olivia untuk menyembunyikan kekuatan nya sampai ia cukup bisa mengendalikan nya. Semua itu juga untuk mencegah orang-orang mengetahui kemampuan nya.

Seperti Alice yang merupakan anak takdir, maka Olivia adalah penjelmaan dari dewi itu sendiri.

Ibu Alice adalah putri kaisar dari selir rendah, itulah mengapa ibunya bisa dengan mudah menikah dengan Grand duke Clarence. 

Olivia berjalan melintasi hutan, disana beberapa orang telah menyambut nya keluar dari sana. Pangeran Edzard, kembaran dari tunangan nya.

Pangeran Edzard melihat kearah langit sebelum menyapa nya. "Selamat pagi kakak ipar."

"Telepati hm?"

Pangeran Edzard tertawa keras. "Kau menyenangkan kakak ipar."

"Tapi aku bukan kakak ipar anda pangeran." Olivia melangkah maju, prajurit dibelakang pangeran Edzard menodongkan pedang mereka. Olivia menghela nafas dan semua pedang itu menancap di tanah.

"Mengancam seorang gadis bukankah sangat mempermalukan indentitas kalian sebagai ksatria?" Olivia mengangkat salah pedang mengacungkan nya pada salah seorang dari mereka. "Yang mulia karena anda sangat kekanak-kanakan bagaimana jika bertaruh?"

"Bertaruh? Apa yang akan kau pertaruhkan?"

"Aku akan kembali dengan sukarela seperti yang kalian inginkan, namun jika aku menang maka biarkan aku memukul kepalamu." Kata Olivia memasang taruhan nya, Pangeran Edzard yang merasa tertarik menyanggupi tantangan itu.

"Saya tidak akan mengalah kakak ipar." Canda pangeran Edzard.

Olivia mengangkat bahu nya cuek. "Kita lihat saja nanti."

Olivia mengangkat pedang itu mudah, ia membiarkan pangeran Edzard yang memulai. Pelajari pergerakan lawanmu dan pelajari kebiasaan nya dalam menyerang pada saat itu kau akan menemukan kelemahan nya.

Ia memang tidak pernah mengangkat pedang untuk bertarung sebelum nya, namun dulu Asher pernah mengajari nya untuk melindungi dirinya sendiri. 

Olivia menghindar setiap kali pangeran Edzard mengayunkan pedang kearahnya.
Dari sini ia mengetahui jika pangeran Edzard tidak serius melawan nya maka Olivia memanfaatkan itu sebagai keuntungan.

Olivia bergerak dengan gesit menggunakan kelincahan untuk menghindar, lalu ketika pangeran Edzard kehilangan fokus nya. Olivia telah melemparkan pedang pria itu, dan meletakan ujung pedang nya di leher pangeran Edzard.

"Anda kalah yang mulia." Ejek Olivia ia melemparkan pedang kearah ksatria yang menganga. "Terimakasih karena telah mengalah."

Pangeran Edzard masih menatap pedang nya yang tergeletak di tanah sampai Olivia memungut dan memberikan nya.

"Karena kau kalah.." pletak! Olivia benar-benar memukul kepala pangeran Edzard menggunakan kepalan tangan nya. Anggap saja ini balasan untuk kakak nya membuat Olivia kesal.

Setelah itu Olivia berlalu meninggalkanku para ksatria yang masih terpaku di tempatnya. "Bagaimana bisa dalam satu hari aku bertemu dengan beberapa orang menjengkelkan?" Mengapa tidak memberikan sedikit kemudahan untuk nya dalam menjalani hidup?

Olivia kembali kerumah nya, melemparkan tubuhnya ke atas ranjang dan tidur seharian. Ia sudah menggunakan sihir nya hari ini dan itu cukup menguras energi nya.

....

Disisi lain istana Athanasía begitu ramai, dimana putra mahkota masih berubah menjadi pendiam.

Ratu Evelyn menatap putra nya heran, biasanya sepasang anak kembar nya ini akan banyak tingkah namun kali ini mereka lebih banyak diam.

"Apa yang terjadi?" Tanya Ratu Evelyn melihat kedua nya.

Yang pertama kali menjawab adalah Edzard. "Ibu bagaimana kalau aku sudah menemukan gadis yang mirip denganmu."

Untuk sesaat Evelyn terkejut namun ia senang melihat putranya menemukan gadis yang disukainya. "Itu bagus siapa gadis itu kalau ibu boleh tahu?"

"Dia tunangan Henry." Edzard berkata sambil menunggu reaksi Henry yang melotot tajam kearahnya.

"Baiklah... Tunggu, apa?" Wajar ia sangat terkejut, Edzard adalah putra nya yang paling sulit untuk diatur ketika ia senang anak itu tertarik dengan seorang gadis mengapa harus tunangan kakak nya sendiri?

"APA MAKSUDMU?!" Geram Henry meletakkan sendok nya keras ke meja makan.

"Dia sangat mirip dengan Ibu jika kau tidak bisa menghargai nya berikan saja dia padaku."

"Kau sudah gila?"

"Sepertinya ya, lady Olivia adalah orang pertama yang berhasil meletakan pedang nya dileherku. Dia juga gadis pertama yang berani memukul kepalaku." Edzard benar-benar sakit, obsesinya sudah diluar akal sehat.

Pangeran Henry berdecak. "Aku menyuruhmu untuk membawanya pulang bukan melakukan pertaruhan konyol!"

"Kau sendiri mengapa tidak melepaskan diri dari sihir nya? Kau takut jika itu akan berbalik menyakiti nya?" Edzard mengejek Henry yang tidak berani membrontak, mereka juga memiliki mana berkat dari Ratu Phoenix sebelumnya.

Ratu Evelyn mendengar perdebatan itu aneh, ia tidak tahu jika suatu hari ia akan menemukan kedua putra nya meributkan seorang gadis. "Kalian tidak bisa memiliki Lady Olivia."

"Apa?"

"Kenapa?"

Kedua nya menyahut bersamaan.

Ratu Evelyn meletakan alat makan nya, mengusap bibir menggunakan sapu tangan sebelum berkata tegas. "Kalian telah melakukan tuduhan yang salah pada Lady yang hampir merenggut nyawa nya. Terutama kau Henry ibu ingin kau bertanggung-jawab atas semua kesalahanmu. Jika lady Olivia tidak bisa memaafkanmu maka itu adalah kesalahanmu dan kau harus menerima nya."

"Kau tidak memaksakan seseorang yang telah hancur kepercayaan nya untuk hidup bersamamu. Kecuali kau memiliki kepercayaan diri untuk hidup dibenci setengah mati oleh teman hidupmu.

Ibu selalu ingin kalian bersikap bertanggungjawab, tapi bukan berarti hal itu akan membuat kalian berperilaku seenaknya. Kejadian yang Alice alami seharusnya menjadi pelajaran untuk kalian."

Evelyn sempat menghukum anak-anak nya karena perilaku mereka yang kelewat batas, rasa cinta mereka pada sang adik membutakan mata mereka.

"Tapi ayah juga sama-"

"Ayahmu tidak pernah berniat untuk membunuh ibu sebelum nya." Potong Evelyn membuat Henry terdiam.

"Jadilah laki-laki sejati, dan terima konsekuensi dari apa yang kalian lakukan."  Evelyn meninggalkan ruang jamuan begitu ia selesai.

Lady OliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang