Olivia bersembunyi di sebuah kuil untuk memulihkan tubuh nya, awal kedatangan nya semua pendeta terkejut saat melihat wanita bersayap tiba-tiba saja jauh di atas mimbar. Mimbar itu dipenuhi oleh darah yang meresap menjadi es, seolah-olah setiap tetes darah yang mengalir sangat enggan untuk bersentuhan dengan manusia yang ada disana.
Perlahan-lahan sayap Olivia menghilang seperti debu emas. Para pendeta itu langsung mendekati tubuh Olivia yang tergeletak. Entah bagaimana cara nya mereka semua mengetahui jika gadis itu adalah Dewi Hestia.
Setelah kejadian tersebut Olivia tertidur selama 1 tahun, orang-orang menyangka jika Olivia telah mati. Keberadaan nya hilang sepenuhnya walaupun kerajaan Athanasía telah menyebarkan banyak ksatria untuk mencari keberadaan nya.
Kuil menjadi sangat tertutup dan tak membiarkan orang asing masuk ke salah satu ruang. Ruangan yang entah mengapa selalu terasa sedingin es.
Ruangan nya dipenuhi oleh bunga aster emas yang membeku memberikan kesan indah yang membuat hati teriris ketika melihat nya. Seorang wanita muncul dari balik cahaya menyilaukan suara anak-anak kecil yang tertawa terdengar.
"Kenapa kau tidak bangun dan kembali Hestia?" Tanya Aphrodite melihat tubuh Hestia yang terbaring diatas bunga-bunga. "Dan apa-apaan semua bunga ini? Kau akan mati?"
Aphrodite menghela nafas, waktu antara dunia atas dengan dunia tengah memang berbeda. Satu hari di Olympus adalah satu tahun dunia manusia.
"Sebenarnya mengapa kau harus berkorban untuk hal yang tidak berguna? Apakah cinta memang sesulit itu untukmu? Mau aku melenyapkan takdir itu, mungkin aku akan terkena penghukuman langit karena merusak takdir hidup mahluk. Tapi tidak apa-apa, rasanya lebih baik dibandingkan harus melihatmu terbaring tak berdaya seperti ini." Ujar Aphrodite panjang lebar ia bisa melihat aura mana tak kasat mata yang melewati nya. Aura berwarna perak yang menyilaukan berkumpul pada bunga jiwa Hestia.
Sejak dulu hingga sekarang gadis ini memang selalu kesepian. Keberadaan nya tidak semencolok saudara-saudara nya yang lain, tak jarang membuat nya terlupakan. Namun, Hestia adalah satu-satunya orang yang memberkati pernikahan nya yang bagaikan kutukan saat itu, disaat para dewa dewi lain mengolok-olok nya.
"Aku yang menjadi perlambang cinta sama sekali tidak beruntung untuk merasakan nya. Tapi ternyata kau juga..."
Selama ini Aphrodite selalu memperhatikan Hestia, entah untuk berapa kehidupan ia selalu berusaha menjaga gadis itu. Melihat nya menangis dan terus tersakiti dalam hidup manusia nya benar-benar menyakitkan.
"Kau ingin aku menghapus ingatanmu?"
Gumam Aphrodite yang berpikir jika Hestia melupakan semuanya dan kembali ke Olympus semua akan baik-baik saja. Tangan nya terangkat bersiap memutus takdir jodoh yang tersisa antara Olivia dan Hanry."Jangan..." Gumam gadis yang masih memejamkan kedua mata nya itu.
"Kau pulih?" Aphrodite menarik tangan nya kembali.
Akhirnya kedua mata Hestia a.k.a Olivia terbuka kembali. Kedua mata biru nya berpendar redup memerhatikan sekitar nya.
"Kalau kau hapus ingatanku maka aku akan hidup lagi sebagai orang bodoh. Tubuhku masih sakit jadi jangan melakukan hal gila." Kata Olivia lirih, kehilangan banyak mana membuat nya sempat kehilangan kesadaran tetapi ketika Aphrodite muncul secara alami kesadaran nya kembali.
"Dikehidupan kali ini biarkan aku mencintainya dengan wajar tanpa ada kisah kelam masalalu diantara kami. Dendam itu telah usai sekarang diantara kami tidak ada hutang apapun lagi."
Aphrodite masih diam tubuh nya melayang di udara ia hanya menatap Hestia dengan aneh. "Hati manusia itu mudah dibolak-balik, tidak ada jaminan jika dia tidak akan menyakitimu lagi."
Mendengar itu Olivia tertawa kecil. "Memang tidak, tapi setidaknya kali ini aku sendiri yang dapat mencabut nyawa nya bukan?"
"Dan kau tega melakukan nya?"
Olivia bangkit merenggang tubuh nya sejenak, ia memperhatikan sekitarnya lalu berdecak. "Aku ini Dewi kasih sayang Aphrodite, rasa sayangku lebih besar dibandingkan kemarahan ku pada manusia. Mungkin pada akhirnya aku akan hancur lebur karena cinta itu, tetapi aku sendirilah yang memilih untuk lebur bersamanya."
"Hei kenapa sekitarku menjadi seperti ini? Ini terlalu menggelikan seolah-olah aku berada dalam serial sleeping beauty." Olivia mengingat suatu cerita di kehidupan masalalu nya dan merasa agak geli.
Aphrodite tertawa sinar keemasan keluar dari jentikkan jemari nya membuat pakaian Olivia berganti menjadi gaun putih keemasan. "Nah kau harus menjadi cantik ketika Pangeran datang menciummu."
"Tapi aku sudah bangun." Elak Olivia berusaha beranjak turun.
"Tidak, tidak! Jangan rusak ekspektasi ku untuk kali ini saja. Aku suka dengan cerita manusia di kehidupan ketigamu dan saat ini latar dan kondisimu sangat cocok untuk me-reka ulang cerita tersebut." Setelah mengatakan itu tubuh Olivia bergerak dengan sendirinya kembali tertidur diatas bunga-bunga itu. Kedua mata nya juga dipaksa terpejam oleh kekuatan mistik.
"Aku akan menjambakmu nanti Aphrodite. Tidak akan ada Pangeran yang datang kemari!!! Jadi cepat tarik sihirmu!" Omel Olivia yang berusaha mati-matian melawan sihir Aphrodite tetapi ia baru terbangun. Akan sia-sia menghabiskan mana nya untuk meladeni permainan dewi cinta.
"Oh, tentu ada. dia sedang berjalan kemari Hestia. Kau tidur saja oke, dan aku akan menonton dengan tenang."
Setelah itu ruangan diisi dengan keheningan, Olivia merasakan tubuh nya masih membatu. Samar-samar ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat serta pintu yang menjeblak terbuka.
Seseorang berdiri disebelahnya, ia juga dapat merasakan elusan lembut di kepala nya. Hembusan nafas ringan menyapu kening dan sebuah ciuman lembut terasa.
Ia dapat mendengar suara tawa Aphrodite bersama dengan para cupid. Mereka tergelak dengan tawa renyah seakan-akan senang melihat pemandangan romantis dihadapan mereka.
Setelah itu seperti dalam cerita sleeping beauty, Olivia membuka mata nya. Ia langsung bertatapan dengan mata biru seperti langit yang menatap nya dengan kesedihan.
Aku benar-benar malu...
Ini memalukan..Hati Olivia berteriak walaupun wajah nya masih datar. "Selamat datang kembali my lady." Sapa Hanry membawa tangan Olivia ke bibir nya.
"Kau disini?" Ini membingungkan bagaimana bisa Hanry menemukan nya secepat ini? Seharusnya pria ini tidak akan pernah menemukan dirinya yang bersembunyi di kuil.
"Tadi aku berniat membunuh nya saat dia sampai disini, tapi kau sendiri tidak mau melepaskan takdir jodoh.. jadi sekalian saja kupertemukan. Tidak perlu berterimakasih ini sudah tanggung jawabku." Kata Aphrodite dengan tampang tak berdosa, wanita itu hanya tersenyum-senyum lebar menyaksikan pemandangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Olivia
RomanceSeorang penulis mati lalu masuk kedalam ceritanya setelah mendapatkan banyak kutukan dari pembacanya atas karya sebelumnya yang berakhir sad ending. Mendapati dirinya masuk kedalam cerita dan berperan sebagai seorang figuran yang akan mati sia-sia...