13

9K 1.1K 16
                                    

"Bagaimana denganmu?"

"Apanya?"

"Kehidupanmu sebelumnya seperti apa?" Tanya Ellard membuat Olivia menunduk, sudah pasti itu bukan cerita yang menyenangkan.

"Tidak baik tapi juga tidak buruk. Aku adalah anak tunggal, hidup sendirian bersama Mama. Tapi hidupku tidak sulit karena dari awal mama berasal dari keluarga terpandang." Ujar Olivia pelan kedua mata nya terlihat menerawang jauh ke kehidupan sebelumnya.

"Lalu ayahmu?"

"Ayah pergi mencari kebahagiaan nya, pergi meninggalkanku sendirian dibawah hujan dan petir. Lalu dua bulan kemudian Ayah menikah lagi tanpa memberitahuku. Tapi sudah kubilang hidupku tidak sulit karena kakekku semuanya kaya." Olivia tertawa hampa jelas kebahagiaan itu terlihat semu dimatanya.

"Lalu apa yang membuat nya terluka?"

"Kakak tahu rasanya melihat seseorang menyilet-nyilet nadi nya di depan mata? Dihadapan anak berusia 11 tahun? Sangat menyenangkan melihat genangan darah diantara hujan dan Guntur." Meski bercerita dengan nada biasa tetapi reaksi tubuh Olivia yang gemetar tidak dapat berbohong. "Lalu ketika sampai di dunia ini aku menyadari jika dibenci oleh keluargaku karena kematian Mama."

Ellard langsung menarik tubuh Olivia kedalam pelukannya nya. "Aku hampir gila karena mimpi buruk itu. Aku menjadi penulis karena kebencianku padanya, dengan harapan aku bisa melempar bukuku ke wajah nya. Tapi apa?! Aku malah mati seperti ini. Aku tidak terima!"

Olivia berteriak frustasi, ia terjebak pada kehidupan antah berantah yang menghancurkan semua rencana hidup nya. Kehidupan nya. "Kau kira aku senang terdampar di dunia asing yang menginginkan kematianku! Aku bahkan ingin semua berakhir, tapi mati itu sakit."

Ellard masih memeluk Olivia, bibir nya  mengatup rapat tidak mengatakan apapun. Ia membiarkan Olivia mengatakan segala ganjalan dihatinya. Membiarkan nya menangis sepuasnya, karena ketika ia menyadari beberapa kali reinkarnasi Olivia, adik nya itu selalu berakhir sendirian.

Entah rasa sakit seperti apa yang tersimpan dalam tubuh mungil itu. "Kenapa semua pria di dunia ini berengsek kak?"

Dada Ellard mencelos mendengarkan kata-kata Olivia ternyata sudah separah itu rasa sakit yang diterimanya. Bagaimana jika Olivia mengingat takdir nya? Akan seperti apa dia nanti?

"Sekarang ada kakak, kakak yang akan melindungimu dari apapun. Kakak janji Olivia."

🦋🦋🦋

Olivia terbuai oleh udara dingin disekitarnya, matahari bersinar samar membuat titik cahaya diantara hamparan salju putih. Salju abadi yang tidak akan pernah mencair sampai beratus-ratus tahun.

Salju yang berasal dari sebuah kutukan seorang Dewi yang jatuh cinta pada seorang manusia yang tamak. Kisah cinta yang terlalu tragis, dan yang menciptakan kahyalan itu adalah Olivia.

Ia selalu menuliskan kisah menyedihkan untuk semua karakter cerita nya. Ia terlalu senang menyiksa karakter nya dengan kematian, entah karena mendapatkan hiburan atau malah hal lain?

Kematian adalah akhir yang paling mudah untuk ditulis, mempermainkan emosi para pembaca merupakan hiburan nya. Tetapi yang paling sulit adalah memberikan emosi, perasaan tersakiti yang mengajak seseorang untuk menangis. Karena itulah ia selalu menulis disaat marah ataupun kesal pada seseorang. Menuangkan emosi nya pada setiap bait kalimat untuk mengurai kekesalan.

Sebaliknya disaat ia ingin menulis sebuah skenario romantis dirinya akan mendengarkan lagu dan mengingat-ingat kisah cinta orang lain. Kenapa bukan kisah cinta nya sendiri? Kisah nya terlalu klise untuk ditulis, kebanyakan tentang dirinya yang membenturkan kepala lawan jenis ke lantai setelah menyentuh nya sembarangan.

Lady OliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang