Hujan deras menjadi latar dari tempat itu, ditambah dengan kilat dan guntur yang bersahutan. Malam yang terlalu kelam dan rasa dingin yang terasa menusuk sumsum tulang.
Seseorang memeluk nya erat lalu secara tiba-tiba melepaskan nya dan mengatakan kata-kata perpisahan. Olivia berusaha mengejar orang itu, mengejar seseorang yang bahkan hanya menoleh sedikit untuk melambaikan tangan kearahnya.
Ia berusaha berteriak memohon agar tetap tinggal bersamanya, tetapi petir membisukan nya. Hujan membasuh air mata nya. pada saat itu Olivia tahu jika itu adalah terakhir kali ia dapat bertemu dengan orang itu.
Olivia membuka mata nya dengan nafas terengah-engah, ia melihat sekitarnya yang gelap. Cahaya lilin di atas meja membantu sedikit penerangan menjadikan nya remang.
Olivia mengusap kedua mata nya kasar, Benar saja ternyata ia menangis. Menangis hanya karena sebuah mimpi menjengkelkan itu. Ternyata walaupun ia telah berpindah dimensi mimpi itu masih menyerang nya.
'dimana Asher?' Olivia bertanya-tanya, menemukan sepucuk surat di atas meja.
'Aster aku harus pergi karena suatu hal.. lusa aku akan kemari lagi. Maaf karena tidak membangunkan-mu'
Olivia membaca surat itu tanpa ekspresi. Pria ini pasti merasa kecewa pada nya tetapi Olivia juga harus bersikap tegas. Ia tidak bisa memberikan harapan pada pria baik seperti Asher.
Untuk memulai hubungan dengan pria lain artinya Olivia harus memutuskan hubungan dengan putra mahkota. Ia tidak bisa mempermainkan perasaan seseorang yang tulus pada nya.
akhirnya Olivia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar, ia mengambil mantel nya. Seperti yang ia duga udara begitu dingin hingga terasa membekukan.
Malam yang mendamaikan, membuat suasana hati Olivia menjadi tenang.
Kedua kaki nya membawa Olivia masuk kedalam hutan, ia tidak terganggu dengan keadaan yang gelap saat cahaya bulan menerangi hutan itu. Pada akhirnya telinga nya menangkap sebuah suara air, ia menemukan air terjun itu.
Dan disana tumbuh banyak bunga edelweis yang melengenda. Bunga yang merupakan bukti cinta dari dua penguasa negeri yang akhirnya bersatu. Olivia membelai permukaan bunga yang memiliki bercak kemerahan.
"Simbol dari cinta sejati dan kesetiaan." Gumam Olivia. Benarkah memang ada? Atau hanya sebuah kata-kata untuk menggambarkan sebuah ketertarikan sementara?
"Yah kalau dipikirkan lagi, aku tidak pernah memberikan akhir yang mudah untuk semua tokoh. Selalu ada kematian dan kebahagiaan setelahnya."
Olivia memikirkan plot nya sendiri yang tengah berkejaran dengan kematian, ia tidak bisa membuat akhir klise lagi tapi ia juga tidak mau mati lagi.
"Tidak semua happy ending harus berakhir dengan pernikahan." Gumam nya.
Olivia membuka tudung jubah nya membiarkan rambut nya bergerak mengikuti arah angin berhembus.
Srakk...
Suara teredam dari langkah seseorang mendekat kearahnya.
"Siapa kau?" tanya suara yang terdengar berat itu.
Olivia berbalik ia menatap tanpa ekspresi pada orang dihadapannya. Ini adalah pertemuan pertama mereka semenjak di sel itu. "Lama tak bertemu yang mulia." Sapa Olivia.
"Olivia Clarence." Suara Pangeran Henry terdengar menjawab sapaan Olivia.
Olivia memutuskan untuk menghentikan keheningan ini dengan berkata terus terang. "Mari kita akhiri pertunangan ini, dan hidup tanpa saling mengenal." Kata Olivia ringan.
".... Kenapa kau disini?"
"Itu bukan perkataan yang saya inginkan Pangeran, mari kita buat ini menjadi mudah. Akhiri lalu pergi, buat seolah-olah semua tak pernah terjadi."
"jadi kau marah dengan apa yang terjadi sebelumnya?" pangeran Hanry menyinggung kejadian debutan itu.
Olivia tertawa hampa menatap langit malam. Sementara ia tidak menyadari jika aura nya keluar dengan sendirinya membentuk kristal salju. "Siapapun yang memiliki harga diri pasti akan marah yang mulia. tak terkecuali yang mulia ratu, bukankah karena beliau anda bersusah payah mencari saya?" Olivia duduk di batang pohon ketika cahya bulan bersinar dibelakang nya, tampak seperti dewi dengan rambut yang bercahaya.
"apa yang kau inginkan?" pangeran Hanry merasa jika gadis ini berbeda dengan gadis yang beberapa waktu lalu ditemuinya. tidak ada sorot lemah dan ketakutan saat melihat nya, yang ada adalah sorot mata acuh dan ketidakpedulian.
"Aku ingin kau membatalkan pertunangan konyol ini dan mengumumkan nya, sebaliknya kau tidak perlu memohon maaf padaku atas apa yang terjadi. bukankah ini menguntungkan dua belah pihak?" kata Olivia yang mulai mengabaikan norma kesopanan.
Pangeran Hanry terkekeh melihat keangkuhan yang ditunjukkan oleh Olivia. "jika aku membatalkan nya bukankah keluargamu yang akan mengalami banyak kerugian?"
Olivia tersenyum miring, ia menumpukan dagu nya pada telapak tangan. "Bagaimana kalau aku tidak peduli? perjanjian itu tidak menguntungkanku sama sekali. dari pada terjebak dengan pria sakit sepertimu seumur hidup, lebih baik sudahi saja semua nya."
"SAKIT?"
"ya apa kau sadar jika kau itu sakit jiwa? mencintai adikmu sendiri sampai tega menuduh tunanganmu yang tak bersalah serta mengadakan hukum gantung padanya." Olivia puas memaki pria ini. Senyum nya secara langsung mengejek kepribadian sang pangeran yang tak terduga. Menyudutkan nya.
Olivia sengaja membuat nya marah, lebih bagus lagi jika pria ini mengamuk. tetapi spertinya apa yang diharapkan nya tidak sesuai perkiraan. pangeran Hanry malah menyeringai.
"Ternyata selama ini kau mengenakan topeng? tak kusangka jika pada akhirnya kau akan menunjukan wajah aslimu sekarang."
"Anda tidak sepenuhnya salah." Olivia mengangkat ujung jemarinya dan berkata. "Bersujud." salah satu rahasia yang olivia miliki dan ia rahasiakan hampir seumur hidup, ya dia memiliki cukup mana yang besar untuk melakukan sihir.
ibu Olivia berasal dari negeri Phoenix yang hempir semaunya terlahir dengan mana yang dapat melakukan sihir, dan begitupula dengan olivia. Karena dirinya Ibu Olivia harus berjuang keras untuk bertahan hidup setiap kali Olivia menyerap mana di dalam kandungan.
sulur yang berasal dari cahaya bulan mengikat tubuh pangeran hanry memaksa nya untuk tunduk. "Jadi tunanganku yang manis, jika kau tidak ingin melihatku melakukan perselingkuhan dibelakangmu. lebih baik turuti kata-kataku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Olivia
RomanceSeorang penulis mati lalu masuk kedalam ceritanya setelah mendapatkan banyak kutukan dari pembacanya atas karya sebelumnya yang berakhir sad ending. Mendapati dirinya masuk kedalam cerita dan berperan sebagai seorang figuran yang akan mati sia-sia...