Tebakan nya benar, ia benar-benar telah terjebak dalam alur yang fatal. Olivia merasa akan segera gila karena nya. Seluruh kalimat yang menerangkan tentang legenda itu benar-benar akan berakhir dengan menyedihkan.
"Jika benar apa yang dikatakan pria gila tadi maka harus segera melepaskan berkat yang melekat pada Hanry, lalu berdamai dengan nya demi kehidupanku." Olivia meletakan buku itu sembarang. Ia berlari turun dari kamar nya menuju kamar Ellard. Ia sampai di pintu yang dikatakan oleh kakak nya, ia langsung masuk begitu saja dan melihat Ellard tengah duduk di meja kerja dengan setumpuk laporan.
"Kakak! Aku tahu apa yang harus kulakukan untuk lari dari takdir!"
"?" Ellard sempat kaget dengan kedatangan Olivia yang tiba-tiba diruangan nya. Tetapi saat melihat sebuah penampakan tulisan kuno dileher Olivia ia langsung terkejut sampai tidak sadar meraih tubuh Olivia untuk melihat tulisan itu lebih dekat.
"Kapan kutukan ini muncul?"
"Baru.."
"Sialan!" Seharusnya tanda ini belum muncul sampai Olivia mendapatkan ingatan nya, kenapa tanda ini muncul sekarang?
"Olivia apa kau mengingat kehidupan masalalumu?"
"Sebagai Quin?"
"Bukan sebelum nya?!" Tanya Ellard tidak sabaran langsung mendapatkan gelengan dari Olivia.
Ellard memejamkan mata nya lalu menghela nafas kuat-kuat. "Baik lupakan dulu masalah ini, jadi apa yang mau kau katakan tadi?"
"Aku tahu apa yang harus kulakukan untuk menghindar dari takdir."
"Caranya?"
"Aku harus melepaskan sihir yang ada pada Hanry lalu-" kalimat Olivia dipotong oleh Ellard. "Itu tidak masuk akal. Kau akan sekarat jika melakukan nya."
"Kakak harus percaya karena ini satu-satunya cara."
Ketukan pintu terdengar, suara kepala pelayan menyampaikan pemberitahuan yang diucapkan dengan tergesa-gesa.
"Tuan muda, Pangeran mahkota Phoenix datang untuk bertemu dengan Lady." Suaranya samar terdengar namun jelas.
Olivia meneggakkan tubuh nya. "Aku akan menemuinya."
"Tidak." Ellard menahan tangan Olivia. Olivia berbalik tersenyum, "Dia mungkin memiliki jawaban dari pertanyaanku kak."
Setelah mengatakan itu baru Ellard melepaskan tangan Olivia. Olivia mengikuti kepala pelayan dan di lantai 1 sekumpulan orang tengah berada diruang tamu.
Sekumpulan orang menghadang nya, orang-orang berpakaian zirah dengan lambang ksatria Phoenix. Pemimpin nya berdiri di depan mereka semua menyambut Olivia dengan bungkukan dalam.
"Pertemuan kita sebelumnya tidak begitu baik, jadi biarkan saya memperkenalkan diri sekali lagi Dewi. Nama saya Logan."
"Pangeran mahkota Phoenix dan akan mewarisi tahta." Sahut Olivia datar. Benar kesan pertama mereka sangat tidak menyenangkan, jadi meskipun pria ini sangat tampan Olivia sudah lebih dulu ilfeel melihat nya. Jika kak Ellard tahu pria ini masuk kedalam kamar nya sudah dipastikan akan terjadi adegan berdarah sekarang.
Mereka duduk di sofa, saling berhadapan sementara kepala pelayan meletakan minuman dan makanan ringan diatas meja.
"Aku tahu inti kedatanganmu." Olivia berkata sambil mengangkat cangkir teh nya. Menyesap nya perlahan sambil mengamati reaksi calon Raja muda ini. "Kau ingin aku berkorban?"
"... Maafkan permintaan serakah saya." Ujar Logan.
Jika saja dia bukan tokoh cerita maka dapat dipastikan Olivia telah jatuh cinta padanya. Tetapi yang dicintai pria ini adalah tokoh utama wanita yaitu Alice.
Ia sendirilah yang menuliskan kisah mereka dan ia merasa sedikit menyesal, karena kedatangan pria ini memiliki tujuan untuk melindungi kekasih nya dengan mengorbankan orang lain sebagai ganti nya.
"Kau cukup berani untuk meminta nya. Bagaimana jika kau mengembalikan kedua sayapku yang dipotong karena kelalaian kakek moyangmu? Baru aku akan memikirkan nya.." kali ini Olivia menggunakan gaun dengan punggung yang terbuka, menunjukan punggung putih nya yang tersisa bekas luka.
Dalam novel Eternal Snow, Hestia adalah tokoh utama nya. Jika mengikuti alur maka Olivia adalah salah satu dari reinkarnasi nya. Ia juga tidak terlalu peduli karena ini hanya sebuah cerita yang tidak berarti untuk nya. Ia hanya mengikuti peran lalu perlahan keluar dari alur nya.
Semua orang yang berada di tempat itu mengetahui siapa Olivia sebenarnya, seorang Dewi yang menjadi alasan mengapa kerajaan ini terbentuk dengan kemegahannya.
Logan menghela nafas, perkataan Olivia tadi benar-benar tidak mungkin untuk dilakukan. "Mengapa anda membuat kutukan seperti ini?"
"Cinta itu bisa menjadi pedang bermata dua, di satu sisi kau akan melakukan segalanya untuk nya, dan disisi lain kau sadar jika semuanya sia-sia dan hasil nya adalah penderitaan." Kata Olivia dengan perlahan.
Logan mengangguk memahami perkataan Olivia.
"Karena itu kau membuat nya, menjadikan kami merasakan apa yang kau rasakan dulu? Bukankah itu egois?"Olivia tertawa renyah. "Egois? Mungkin sama sepertimu yang ingin memiliki sesuatu yang terlarang. Jangan melanggar batas atau kau akan menderita Logan."
"Apa benar-benar tidak ada cara?" Katanya putus asa.
"Mengapa kau tidak bertanya pada Lance yang telah membuatmu menderita? Aku yakin dia juga sudah berainkarnasi sekarang." Olivia bertanya balik, ia menyandarkan punggungnya dan menatap dalam. "Jadi, bagaimana mana rasanya hidup tanpa bisa memiliki cinta sejati? Bukankah itu pantas, kakek moyangmu menggadaikan cinta demi tahta ... dan sekarang inilah yang kalian dapat."
"Jika kukembalikan semua berkatmu apa kau akan melepaskan Alice?" Tanya Logan ketika pandangan mereka bertemu, wajah itu penuh dengan pengharapan.
Olivia menggeleng. "Aku tidak bisa melakukan nya, semua yang terjadi sekarang diluar kuasaku." Ujar Olivia menatap teh yang tersaji diatas meja. "Jika aku bisa mengapa aku sendiri harus menjalani reinkarnasi berkali-kali dengan sebagian jiwa yang hilang?"
"Dan untukmu bagaimana rasanya mencintai putri Alice tanpa pernah bisa memiliki nya? Kau sudah tahu bukan jika dialah anak takdir itu ... ketika kutukan tercabut maka jiwa nya juga ikut menghilang." Olivia berjalan melewati barisan itu menuju kearah jendela dengan aura hangat yang berbanding terbalik dengan suara dan kilatan mata nya yang dingin.
Putra mahkota melihat jejak es pada setiap langkah Olivia, ia berbalik berusaha mencegah kepergian sang Dewi. "Bukankah kau juga terlahir sebagai keturunan Phoenix? Bagaimana dengan dirimu sendiri?"
Langkah Olivia terhenti, ia hanya melirik sedikit. "Aku seorang Dewi pantang untukku mengutuk sebuah jiwa yang fana, karena itu aku juga menjalani hukuman yang lebih berat dari kalian." Entah mengapa setelah mendengar itu semua ksatria bahkan tak dapat melakukan apapun. Hanya menatap punggung kecil yang terus menjauh itu dengan iba.
"Kau tidak akan pernah bisa menyentuh tunanganmu karena Pangeran Henry mendapatkan berkat pelindung." Berkat dimana Olivia tidak akan bisa menyakiti nya dan seumur hidup mereka tidak akan pernah bersama jika ia masih memiliki kekuatan Dewi.
"Aku tidak peduli. Lagi pula aku tidak pernah mencintai nya." Sahut Olivia mengangkat bahu nya acuh. Sudah kubilang yang ku cintai itu hanya uang.
Ini adalah jawaban yang pastinya tak terduga. Rasa sakit menyengat mendera punggung Olivia, dimana sayap sebelah sayap putih muncul hampir menyapu lantai. "Setelah semua yang terjadi apa kau mengira aku masih bisa jatuh cinta?"
Dari lantai dua Ellard melihat semua dalam keheningan, adik nya tidak mengingat kehidupan nya sebagai Dewi mungkin saja sampai sekarang ia hanya menganggap jika Hestia adalah orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Olivia
Roman d'amourSeorang penulis mati lalu masuk kedalam ceritanya setelah mendapatkan banyak kutukan dari pembacanya atas karya sebelumnya yang berakhir sad ending. Mendapati dirinya masuk kedalam cerita dan berperan sebagai seorang figuran yang akan mati sia-sia...