Seorang penulis mati lalu masuk kedalam ceritanya setelah mendapatkan banyak kutukan dari pembacanya atas karya sebelumnya yang berakhir sad ending.
Mendapati dirinya masuk kedalam cerita dan berperan sebagai seorang figuran yang akan mati sia-sia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dalam pandangan Olivia sejak awal hubungan antara Dewi Hestia ataupun Lance itu tidak mungkin tercapai. Perbedaan mereka terlalu besar untuk sekedar ditutupi dengan yang namanya cinta. Hubungan antara Dewi dan manusia saja sudah mustahil untuk diwujudkan.
Berbeda dengan ibu Olivia, Putri Brianna adalah keturunan Phoenix dan memilih untuk hidup bersama duke, mungkin pada awalnya tidak ada cinta disana tetapi setelah Olivia terlahir sedikit demi sedikit telah mengetuk hati nya, mama nya tetap bertahan meski itu akan membunuh nya.
Setidaknya meski sedikit Olivia pernah dicintai dengan tulus. Dua kehidupan nya diberkati dengan cinta dari orangtuanya ... tapi itu sudah cukup.
"Kenapa harus melalui jalan sesulit itu jika kau bisa bahagia?" Olivia agak kasihan dengan Dewi tersebut, cinta membutakan mata nya untuk melihat keserakahan pada diri Lance serta ambisi nya yang mengugurkan banyak nyawa.
Pada akhirnya cinta itu tidak pernah berbalas, Lance meninggalkan Hestia begitu saja ketika dia sekarat. Dihantamkan kenyataan segala keburukan itu akhirnya terlihat jelas, lalu dendam mengakar dan terikarlah sebuah sumpah mengutuk seluruh daratan itu.
"Kenapa sayap ini tidak mau masuk?" Keluh Olivia yang kesulitan untuk tidur. Ellard membantunya dengan sedikit mengangkat sayap karena berat nya.
"Apa kau sudah memfokuskan mana-mu?" Tanya Ellard yang kini fokus pada sayap Olivia yang lembut.
"Kakak jangan mencabut bulu nya!"
"Kau ini Dewi atau ayam?"
"Ck." Olivia berdecak kesal sembari berusaha mengatur fokus nya lalu ketika berhasil perlahan-lahan sayap nya terbakar lalu hilang begitu saja.
"Wow. Itu keren." Puji Ellard.
"Haruskah aku berterimakasih?"
Ellard kini duduk diatas ranjang Olivia menatap selembar bulu yang tadi dicabutnya. "Sepertinya aku bisa menjual ini untuk dijadikan pena."
"Jangan bercanda kakak." Olivia bergidik melihat senyum Ellard, senyum bisnis yang bisa-bisa membuat sayap nya botak.
"Aku baru sadar jika kau memiliki dua sihir yang menonjol. Api serta Es. Dua hal yang saling bertentangan namun kau kuasai." Komentar Ellard.
Olivia menatap kedua tangan nya. "Aku juga tidak tahu, mungkinkah ini ada hubungannya dengan kutukan?"
"Hm bisa saja."
🦋🦋🦋
Hanry yang datang menyusul Olivia berdiri di depan pintu, ia tidak semalaman dan sama sekali tidak beristirahat hanya untuk datang lebih cepat. Ia ingin tahu kondisi gadis itu, berkat seorang penyihir ia dapat menemukan posisi Olivia berada, karena tidak mungkin bertanya pada keluarga Clarence.
"Sebentar.." suara di dalam teredam, lalu mencul wujud Olivia setelah pintu terbuka.
Kedua nya terpaku menatap satu sama lain, bingung untuk mengatakan apa setelah semua kecanggungan yang terjadi.
