2

12.7K 1.8K 40
                                    

Dua hari pengurungan dan belum ada tanda-tanda sang tokoh utama akan terbangun. "Sebenarnya apa yang salah pada dunia ini?!" Kesal Quin menendang jeruji besi.

Sejak kemarin Olivia berusaha mengingat peta istana serenita, ia adalah penulis serta pencipta. Alur dan semuanya jelas dalam ingatan nya, persetan dengan hukuman serta peraturan novel yang mengharuskan nya mati hari ini.

Olivia akan kabur dari tempat ini dan membelot dari plot, ia akan melanjutkan hidup nya disini tanpa harus berhubungan dengan semua karakter.

Olivia ditarik dengan rantai oleh para penjaga menuju tempat penghukuman nya. Pergelangan tangan nya telah memar dan terasa menyakitkan, Olivia merasa sangat kesal tetapi ia harus sabar sampai akhirnya mereka sampai di dekat lorong.

Kedua penjaga dihadapannya seperti nya tidak menyadari jika gadis yang mereka bawa ini tengah menguarkan aura membunuh. Aura yang tidak akan dimiliki oleh Olivia sebelumnya, wajar saja tubuh itu sekarang ditempati oleh seorang gadis saiko yang mencintai baku hantam.

Olivia menyeringai, ia menarik rantai nya sampai kedua penjaga itu tertarik kebelakang. Olivia menghantamkan kepala salah seorang dari mereka ke tembok dengan kuat. Benturan itu akan membuat nya pingsan untuk sementara waktu.

Seorang penjaga yang tersisa berusaha menangkap Olivia, namun Olivia sama sekali tidak menghindar dan mengalungkan sisa rantai ke leher orang itu menarik nya kuat-kuat sampai saluran pernafasan nya tercekik. Olivia tidak berniat menjadi pembunuh jadi ia melepaskan cekikkan nya saat wajah penjaga itu membiru.

Ia beruntung pernah membaca sebuah "tips melumpuhkan lawan meski tak bisa beladiri." Dan sekarang ia bisa mempraktekkan nya.

Olivia mencari-cari kunci dan mendapatkan nya disaku mereka. Ia menyeringai mendapati dua pria besar itu pingsan karena nya. Sebelum pergi Oliva menahan leher mereka menggunakan rantai sebelum nya mengunci nya disebuah pilar.

"Rasakan!" Ia berlari kearah yang bersebrangan, sampai ke bangunan belakang dan menemukan sebuah  jemuran pelayan.

Olivia mencuri sepotong pakaian pelayan, ia juga mengikat rambut nya dengan pita. Setelah itu ia membawa keranjang kosong dan berjalan dengan santai melewati para pelayan yang hilir mudik. Wajah nya jarang ditampilkan jadi sedikit orang yang mengetahui wajah nya.

Selama ini Grand duke selalu mengabaikan nya membuat Olivia jarang mendatangi perkumpulan bangsawan. Siapa sangka jika saat ini hal itu akan menjadi keuntungan besar untuk nya.

Ia melenggang keluar dari istana tanpa khawatir dengan pasukan kerajaan yang berjaga. Ia membawa kedua kaki nya melangkah hingga ke alun-alun, dimana tempat itu terlihat sangat ramai dan penuh sesak

Cukup mengejutkan melihat orang-orang diluar sana yang berharap melihat hukum penggal sang penjahat yang telah melukai putri kesayangan mereka. Olivia berjalan membelah kerumunan dan tertawa, kali ini ia akan hidup jauh dari semua karakter brengsek itu.

Masa bodo meski ia sendiri yang menciptakan mereka, toh sekarang ia hidup sebagai Olivia Aster. Ia akan mengganti belakang nya tanpa menyisakan jejak tentang kehidupan nya di masalalu.

Rasa nya sialan sekali baru sampai dan akan dihukum mati. "Aku baru selesai dari kematian pertama dan sekarang mereka ingin aku mati lagi? Sialan! Tahu begini lebih baik kubuat mati saja mereka semua." Olivia meracau sepanjang pelarian nya.

"Selamat tinggal gelar.
Selamat tinggal tunangan gila..." Ujarnya senang. "Dan selamat datang kebebasanku!"

....

Olivia menjual semua perhiasan yang melekat di tubuh nya, menjadikan mereka semua uang tunai yang lebih bernilai dimatanya. Ia butuh uang untuk kehidupan baru yang akan dijalani nya.

Dengan semua uang nya Olivia membeli sebuah rumah yang jauh dari kota, dan membeli sebuah identitas baru sebagai Olivia Ester. Persetan dengan nama Clarence..!

Ini sudah dua hari semenjak ia melarikan diri, istana sudah pasti mengeluarkan pencarian untuk nya.

Untuk berjaga-jaga Olivia mengecat rambut hitam nya menjadi warna coklat kemerahan, seperti warna yang diinginkannya di kehidupan lampau. Sayang sekali ia tidak diperbolehkan untuk mewarnai rambut nya.

"Sekarang berpikirlah bagaimana cara mencari pekerjaan, karena semua uang itu tidak mungkin digunakan untuk seumur hidup." Olivia memikirkan bakat nya, dan hasil nya nol besar. Ia sangat payah dalam segala hal selain memukul orang dan menulis. "Aku benci ini, aku menginginkan kehidupan lamaku!"

Ia melihat kertas-kertas dihadapannya dan langsung meraih pena, Olivia menulis cerita tentang seorang Dewi yang hidup di dunia sebagai manusia karena jatuh cinta pada pria bumi. Rasa cinta nya dimanfaatkan oleh pria itu untuk membangun kekuatan untuk membuat sebuah kerajaan, banyak pertumpahan darah yang terjadi membuat Tuhan murka dan langsung menghukum nya dengan memotong kedua sayap nya. Sang dewi sekarat dan meminta si pria untuk mengembalikan berkat nya...

"Si pria menolak dan meninggalkan sang Dewi. Dewi yang merasa terkhianati murka lalu mengutuk seluruh daratan Phoenix." Gumam Olivia sementara tangan nya terus mencoret-coret lembaran kertas putih.

Ia lupa waktu dan baru menyadari jika waktu telah sampai dini hari lagi. Dan cerita yang dibuatnya telah jadi setengah nya.

"Niat memang tidak mengkhianati hasil." Kata nya dengan mata yang lelah, lilin yang yang membantu pencahayaan telah tersisa sedikit dan hampir padam, membuat suasana sekitar terlihat redup. "Mataku sakit.." keluh nya.

Olivia merenggangkan tubuh nya lalu berjalan menaiki tangga untuk sampai ke kamar nya. Ia langsung membanting tubuh nya keranjang dan melupakan semua keributan yang ada diluar.

Diluar sana para prajurit istana tengah melakukan pencarian putri mahkota, mereka mencari keseluruh tempat namun tidak menemukan petunjuk.

Kepala prajurit memeriksa setiap rumah, sampai dirumah yang paling ujung ia tidak mendapatkan sahutan. "Tuan yang berada disana adalah gadis pendatang, namanya nona Ester." Kata wanita paruh baya yang tinggal disebelah rumah.

"Nona Ester? Bagaimana ciri-ciri nya?"

"Dia memperkenalkan diri nya sebagai Gadis pendatang dari sebuah desa. Penampilan nya sederhana, ia terlihat cantik dengan rambut panjang berwarna coklat kemerahan atau caramel?." Kata wanita itu menjelaskan ciri-ciri Olivia dari ingatan nya yang samar-samar.

Ciri-ciri itu menjelaskan tentang gadis timur. "Gadis timur yang menjadi pendatang... Sudah pasti itu bukan Putri." Gumam kepala prajurit lalu meninggalkan tempat itu. 

Kepala prajurit itu pusing, jika dia tidak menemukan putri maka putra mahkota akan menatap nya dengan tajam, Sedangkan putri tidak bisa ditemukan di manapun.

Dua hari yang lalu..

Keluarga kerajaan tengah mengalami kebahagiaan setelah putri Alice terbangun dari ketidaksadaran nya. Sang putri mendapatkan perhatian dari banyak orang yang bersuka cita.

"Kakak dimana Lady Olivia? Dia pasti sangat terkejut karena aku yang tiba-tiba pingsan." Alice mencari-cari keberadaan gadis cantik yang merupakan tunangan kakak nya.

Semua orang terdiam.

Kening pangeran Henry berkerut. "Untuk apa kau mencari nya setelah dia mencoba membunuhmu?"

Kedua mata alice membelak. "Astaga kakak apa kau katakan?! Lady Olivia tidak melakukan apa-apa padaku! Aku pingsan karena air yang diberikan Pangeran Logan!"

"Alice katakan siapa yang mencoba meracunimu?" Tanya Pangeran Henry.

"Itu bahkan bukan racun!"

BRAK!

Seorang penjaga dengan memar di kening nya datang dengan heboh.
"YANG MULIA LADY TELAH MENGHILANG!"

Lady OliviaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang