"Prom Night?"

1K 75 7
                                    

Camilia's pov

Dentuman dari sepatu kedsku terdengar cukup keras ketika bagian alas sepatuku menyentuh dasar lantai. Nafasku terus terengah-rengah bagaikan seorang peserta lari marathon yang sudah berlari lebih dari 500 km. Hiperbola.

Tak mau kalah, keringat yang cukup deras bagaikan rintik-rintik air hujan juga telah membanjiri dahi & pelipisku.

Aku tau, aku sangat sial pagi ini. Bangun kesiangan dan harus mendapatkan resiko pergi ke kampus dengan Angkutan umum. Mimpi apa aku semalam?

"Wright!"Seseorang memanggilku tepat dari arah jarum jam.

Aku hanya dapat celingak-celinguk idiot sambil terus mengatur nafasku. Sialan. Aku bisa telat Pelajaran pertama.

"Hey!"

Seorang lelaki dengan seragam yang sama denganku telah berdiri tegap di depanku. Tak lupa, sebuah ransel berwarna Hitam sudah menempel manis di bahu dan punggungnya.

"Oh, hey Cal!"balasku datar. Aku tidak terlalu spontan ketika membalas sapaannya. Lagipula,ia juga sahabat Luke. Walau kutahu, sifatnya dengan Luke berbeda 180°.

"Kau tampak sangat lelah,"Komentar Calum."Habis mandi keringat,hm, Wright?"

Aku mengangguk pelan.

Tanpa wajah berdosa, Calum langsung meminum air yang terdapat di botol air minumnya yang berwarna abu-abu. Entah mengapa, cara khas Calum dalam meminum air sangat membuat tenggorokanku kering. Itu sangat menggiurkan.

"Cal?"Panggilku. Hal itu membuat Calum menghentikan acara minumnya. "Apa?"

"Bolehkah aku meminta minumanmu? Aku haus,"Tanyaku ragu. Aku memang belum begitu dekat dengan Calum. Kami baru pernah bertemu sekali atau dua kali. Calum memang anak Populer. Walau ia jarang keluar kelas dengan alasan membaca Novel-novel yang ia bawa dari Rumah. He's a Nerd but, He doesn't look like a Nerd.

"Boleh-boleh saja. Tapi, ini menimbulkan bahwa kita pernah berciuman,"Balas Calum. Hal itu membuatku melotot tidak mengerti."Apa maksudmu?"

"Haha.. mudah. Ini hanya menggunakan logika. Coba kau pikir, aku telah meminum Botol air ini dengan bibirku. Lalu, kau juga ingin meminumnya dengan bibirmu. Jelas-jelas, di botol minumku ini masih tersisa bekas bibirku. Tandanya kita berciuman,kan?!"papar Calum panjang lebar. Ada benarnya,sih.

"Jadi tidak?"Tanya Calum sambil menyodorkan Botol airnya. Aku menggeleng."Tidak! Bibirmu pasti bau!"

°°°°

Mili.. Mili.. dasar bodoh!

Bilang saja bahwa kau tidak mau First kiss mu diambil oleh Calum. Kau hanya ingin Luke yang mengambilnya. Hffft..

Entah mengapa, benakku ini terus mengingat kejadian antara aku dengan Calum. Tuhan,itu kejadian yang tidak enak diingat. Hal itu hanya membuat aku malu di hadapannya.

Aku terus melakukan streching sebelum memulai pelajaran Olahraga pagi ini. Sial.

"Baik, Semuanya kemari,"Ujar Mr. Alex sambil memakai Topi putihnya. Para Mahasiswa segera menghampirinya yang tengah membenarkan Rambut Pirangnya. Tipikal Mr. Alex.

"Hari ini kalian akan mengikuti Lomba berlari. 5 orang pemenang dalam lomba ini akan melaju ke taraf berikutnya,"Papar Mr. Alex. "Baiklah, silahkan mengatur posisi di tempat masing-masing."

Tubuhku menegang dengan sendirinya ketika mendengar paparan Mr. Alex. Aku pasti kalah. Tidak mungkin seorang Mili dapat memenangkan lomba berlari. Pasti Luke, Calum, Elena, dan Stella akan memenangkan lomba ini.

PRIIIITTT.

Aku langsung berlari mengikuti jalur yang telah disiapkan. Ini merupakan kedua kalinya aku harus berlari di pagi hari ini. Mungkin ini merupakan jalan agar aku cepat-cepat langsing. Haha..

PRIIIIITTT...

Mr. Alex telah meniup pluitnya dengan lantang. Hal itu membuat tubuhku langsung ambruk.

"Dan kelima orang yang dapat melanjutkan ke taraf berikutnya adalah."

°°°

Aku terus melipat Celana Trainingku untuk dapat kumasukan kedalam Paper bag.

Demi apapun, kupikir Mr. Alex sedang tersambar petir lalu lupa ingatan. Oh ayolah, keputusannya itu sangatlah buruk. Aku tak pernah bermimpi atau berkhayal untuk dapat menjadi 5 besar di lari Marathon tadi. Jelas-jelas, aku kalah telak. Tetapi, entah mengapa Mr. Alex meloloskanku ke babak berikutnya.

"Shock, hm?"

Aku terkesiap ketika mendengar teguran Calum yang datang secara tiba-tiba. "Yup."

"Seharusnya kau senang karna Mr. Alex memberikanmu kesempatan untuk ikut. Bukankah kau tidak pernah ikut perlombaan seperti ini?" Tanya Calum. Ia seperti meremehkanku dengan pertanyaan idiotnya."Apakah kau akan menang?"

"Aku tau, aku harusnya senang atas hal ini. Tapi,ini menyusahkanku dan malahan membuat harga diriku jatuh! "Balasku. "Aku juga tidak pernah berniat untuk menang."

Calum mengangguk mengerti."Baiklah,atas keberhasilanmu menjadi 5 besar,aku ingin mentraktirmu es krim di kantin. Kau mau?"

Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk riang. Hal itu dibalas baik dengan Calum.

"Kau mau es krim apa? Coklat? Vanila? Strawberry?"Tanya Calum."Atau mau rasa lain?"

Aku menaruh telunjukku tepat di daguku. "Vanila saja. Ngomong-ngomong,aku tunggu di Meja nomor 7,ya!" Hal itu dibalas Calum dengan ancungan jempol.

Aku langsung menancapkan bokongku tepat di salah satu kursi yang bernomor 7. Sambil menunggu Calum,aku terus menggotak-atik ponselku dengan jengkelnya.

"Wright,ini es krimnya,"Calum datang dengan dua buah Cup Ice Cream Vanila. Hal itu membuatku langsung merampas salah satu Cup nya."Thanks Cal."

"Sure,Wright."

°°

Setelah Cup Ice cream masing-masing dari kami habis, aku dan Calum memutuskan untuk kembali ke kelas bersama. Lagipula,kelas kami hanya berjarak beberapa ubin.

"Wright,lihat!"Seru Calum sambil menunjuk mading yang tengah dikerumuni oleh para mahasiswa. Hal itulah yang membuatku dan Calum penasaran. Kami memutuskan untuk masuk kedalam kerumunan orang-orang untuk membaca berita di mading.

"Prom night?!"Pekikku shock.

Tahun ini akan ada prom night lagi? Benarkah? Apakah ini lolucon?

"Wright,apakah kau mau ikut Prom night?" Tanya Calum ketika kami sudah menaiki Lift menuju Kelas masing-masing. Aku mengganguk ragu."Sangat."

"Dengan siapa?"Tanya Calum."Jelas-jelas setiap tahunnya kau datang sendirian. Bila kau datang sendirian lagi, kau dapat dijadikan bahan omongan Stella dan Elena."

"I know it,Cal."

"Tapi, bila kau mau,aku bisa membantumu," Papar Calum. Hal itu membuatku melotot.

"Membantu seperti apa maksudnya?"Tanyaku.

"Yaaa,membantu."

"Membantu ap--"

"Sudah,ya,aku mau balik ke kelas. Daaa-ah, Wright."

"See you too, Cal.".

To be continue...

Feedbacks pwease? :(

Calpal ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang