"Brand new Camilia."

187 22 8
                                    

✖27✖

Menatap layar ponsel sambil membaca beberapa berita terbaru. Dunia semakin miris, ada seorang remaja yang membunuh pacarnya sendiri karna pacarnya tidak mau mengikuti peraturannya, hanya karna itu sang pacar dibunuh lalu pelakunya kabur entah kemana. Berita picisan yang miris, ah tidak seharusnya aku membaca berita seperti ini. Bukannya membuat tekadku untuk mendapatkan Luke semakin tinggi, malah membuatnya semakin kecil dan meredup.

Calum benar-benar tidak bohong soal kamar tamu. Semalam aku benar-benar tidur di kamar tamu. Setidaknya aku bisa menghindari si hidung besar itu beberapa saat. Aku bosan dengannya, kerjaannya hanya mengingat mantan,mantan, dan mantan.

Tok..tok..tok..

Pintu kamar terketuk beberapa kali. Aku tak perduli, mager bukainnya.

"Cam! Cam!"

Suara Calum. Basi ah, palingan disuruh sarapan.

"Kamu mau pizza gak? Aku ada pizza loh!"

Aku berdecak, pizza cuman bikin gemuk.

Tumben ya aku sadar. Haha..

"Seriusan gak mau? Ntar diabisin Michael loh!"

Mataku membulat. Seriusan ada Michael?

Aku pun bergegas turun dari ranjang lalu membuka pintu kamar. Tampak Calum yang tengah berdiri disana dengan sekotak pizza bertopping macaroni yang cukup menggoda.

"Sial! Gak bilang daritadi!" Aku langsung merebut kotak pizza itu dari tangannya lalu berlari cepat kearah ruang tengah.

"ANJING!"

Aku menatap kakiku yang terkilir karna jatuh. Sial, karna terlalu semangat aku jadi jatuh begini.

"Kamu gak kenapa-kenapa?"Calum menatapku."Ada yang sakit?"

Aku tertegun, mata coklatnya menyiratkan rasa khawatir yang cuup mendalam, membuatku susah menelan ludah karna menatap kedua manik matanya.

"Kekilir."

Calum mulai berkutik dengan kaki kananku yang terkilir. Kotak pizza tergeletak diatas lantai. Untung saja hanya satu potong pizza yang jatuh.

Tanpa babibu, Calum langsung membopong tubuhku. Langkah kakinya cepat, aku mendongak, ingin menatap matanya. Yang kulihat hanya raut kesedihan.

"Mana yang sakit?"Calum mendaratkan tubuhku diatas ranjang kamarnya. Aku menunjuk bagian mana yang sakit, dan Calum langsung memijatnya pelan.

"AW SAKIT AW! ANJING SAKIT!"

Calum memelototiku."Kamu cewek, cewek itu ngomongnya yang bagus. Bukan anjing-anjing kayak gitu. Gabaik,Camilia."

Aku tertegun. Kenapa Calum jadi perhatian begini?

"Makasih ya kemarin udah nyuruh tidur di kamar tamu,"Ujarku. "Jadi bisa telfonan sama mantan."

"Mantan? Punya mantan? Oh."

"Punyalah, namanya Shawn,"Aku tersenyum.

"He's lucky."

Aku tertawa renyah."Ya makasih."

°°°°

Hari sudah malam, secepat kabar Elena dan Luke yang mulai menyebar ke berbagai kalangan di social media. Aku cukup senang karna berita itu, tidak ragu aku selalu mengomentari dan memberikan dukungan di semua post yang berkaitan mengenai perkelahian diantara keduanya.

Ada yang bilang Luke jenuh karna Elena mirip mantannya Arzaylea yang  suka ngemilin gergaji.

Haha gak sih.

Calpal ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang