✖️9✖️
Rasanya senang bukan main ketika kedua kakiku sudah menginjak lantai Flat. Langsung kubuka pintu berwarna hitam itu, kemudian kurebahkan tubuhku diatas sofa nan empuk milik Calum. Tak perduli sudah sebasah apa sofa berwarna hitam ini karna keringatku.
"Holy shit!" pekik Calum Sambil memberikan Death glare terbaiknya padaku. "Stay away from my sofa!".
Aku yang tidak mau terkena hukuman konyol nya pun, harus terpaksa beranjak dari sofa sekaligus membalas Death glare nya dengan Death glare terbaikku. Setelah puas memberikan Death glare terbaikku padanya, aku pun langsung berlari meninggalkannya untuk membersihkan tubuh.
Selama membersihkan tubuh di kamar mandi, benakku terus memutar kejadian di pagi hari ini. Semuanya hanya kesialan yang sukses membuatku jengkel dan tidak dapat tersenyum. Bagiku, senyum hanya menambah kesialan dan tidak membawa kebahagiaan atau malahan keberuntungan untukku. Itulah kira-kira opiniku sejak kecil yang masih kuterapkan sampai sekarang.
Setelah mandi, aku pun mulai mengenakan pakaian Calum. Sebenarnya, aku juga sudah bosan memakai pakaian pemberian darinya. Ia seperti menghinaku. Ia selalu memberikanku pakaian berukuran XXXXL yang kutebak pasti bukan pakaiannya. Holy crap.
Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamarku untuk menyantap breakfast yang telah dibuatkan Calum. Aku menyantap masakannya bukan berarti aku telah memaafkan kesalahannya di pagi hari ini. Perlu kalian ketahui bahwa selain ia memberikan Death glare yang menjengkelkan,ia juga melakukan kesalahan lain. Mulai dari mendorongku ke lumpur,membuat sebuah anjing pitbull berwarna hitam mengejarku sampai membuat perutku sakit karna ia menaruh terlalu banyak Chili Sauce pada Hotdog ku. Jelas saja aku tidak bisa memaafkannya.
"Mana sarapan ku ?" tanyaku kepada lelaki pemalas yang tengah memakan burger dengan Extra cheese.
"Kau buat sendiri." jawabnya yang membuatku memutar bola mataku."hey,tidak ada makanan apapun disini! Kau ingin membunuhku?!".
"Sebenarnya aku tidak ingin membunuhmu. Tapi apa boleh buat, tidak ada makanan sama sekali,"balasnya acuh dan kembali memakan burgernya.
Ingin sekali rasanya membunuh lelaki itu dengan tanganku sendiri. Ya, walau Kutahu bahwa aku berhutang Budi padanya. Kupikir, berat badanku akan sampai 100 Kg atau malahan lebih. Tapi ternyata, karna bantuan lelaki itu, berat badanku tidak sampai 100. Malahan, berat badanku sudah 90 KG. Oleh sebab itu, aku tidak dapat membunuhnya. Lagipula, aku belum siap untuk masuk penjara. Oh ya Tuhan, mengapa aku menjadi plin- plan begini? 🙈
"Fine,"ucap ku seraya meraih ponselku didalam kantung jeans."aku akan delivery pizza. Kau mau?".
Kembali ia memberikan Death glare menyebalkannya itu lagi padaku. Dengan mulut yang masih penuh dengan burger pun,ia tetap bersikukuh untuk berucap. "Pizza? Kau mau tambah gendut? Lebih daripada Fat Amy? " sindirnya yang membuatku mengurungkan niat ku untuk menelfon delivery.
"Aku sudah menyiapkan bubur untukmu diatas meja dengan jus hijau. Dimakan,ya,"ucap Calum seraya meninggalkan ku pergi menuju kamarnya."Semoga kau kenyang, Fat Camilia." Holy crap.
Kadang aku merasa bingung dengan tipikal lelaki sepertinya. Ia aneh,menurutku. Coba pikirkan,jelas-jelas aku tidak sakit. Mengapa ia memberikanku bubur? Sedangkan ia makan burger? Ia tidak pernah adil! Seandainya saja aku tidak menerima tawarannya waktu itu, aku mungkin tidak akan terjebak disini.
Pun kutancapkan bokong ku tepat diatas kursi makan berwarna hitam metalic. Sudah ada semangkuk bubur ayam dan segelas jus hijau. Entah apa saja yang Telah Calum campurkan ke dalam Jus hijau laknat ini. Tapi demi tubuh langsing dan proporsional seperti apa yang Luke inginkan, aku akan memakan kedua objek laknat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calpal List
FanfictionThis book tells about me and my way to get him. I don't care if this sounds ridiculous or weird. But, I'll keep trying. " I Will do everything just for you." -Camilia Thomas Wright. Cover by: @michaelumutan