✖️ 15✖️
Calum membangunkanku pagi-pagi sekali. Pukul 3 tepat. Ya, aku tidak biasa bangun sepagi itu dan tidak biasa pula Calum mau membangunkanku. Entah apa yang akan ia lakukan berikutnya, mungkin menyuruhku untuk mandi air dingin di malam hari begini atau hal-hal gila yang berada di dalam pikirannya itu.
"Aku masih ngantuk,"keluhku sambil menggucek mata pelan."kau mau apa?"
"Hari ini dan besok aku harus berangkat ke Austria. Ada pekerjaan bersama Band ku, jadi aku minta kau jaga rumah ini. Got it,eh? " ia menatapku sambil memegang kedua bahuku pelan.
Aku menggernyitkan dahiku. Tak kuasa mendengar ucapannya yang menyelekit di telingaku. "Kau serius? Aku? Umurku masih belasan dan kau sudah memintaku untuk menjaga rumah sebesar ini? SENDIRIAN PULA? KAU GILA ATAU TIDAK PUNYA OTAK?"tegurku padanya.
Ia menghela nafas pelan, lalu kembali menatapku."Bukan maksudku begitu, aku tetap ingin disini. Tapi ini pekerjaan untukku, aku kaya kau pun juga kaya. Ya,kan?!"
"Kita buka keluarga. Hanya teman. Maksudmu 'aku kaya kau pun kaya' itu apa? Hey, bukan berarti kita serumah jadi kita itu suami istri,"ucapku berusaha menyadarkan Calum dari mimpi buruknya.
Ia menggeleng."Ayolah,sehabis bekerja kutraktir kau makan. Bagaimana kalau restoran mahal berbintang 5 di tengah kota? atau kau ingin trip keliling Sydney bersamaku? Besok aku pulang, percayalah."
"Bullshit."
****
Tempat ini terasa sangatlah sepi. Seperti tak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya aku dan ragaku di dalam sini. Rumah milik Calum Hood ini sangat terisolasi dari keramaian kota Sydney. Oleh sebab itu, tak mungkin aku bisa pergi jalan-jalan ke Mall atau Sekedar minum kopi kesukaanku di Starbucks.
Awalnya,aku sempat berpikir untuk pulang dan bertemu Mom. Kemudian kuceritakan semua keburukan Calum agar ia tau rasa, tapi aku tau itu hal yang ceroboh. Bukannya membuat semua berakhir dengan baik,aku malah membuat semuanya menjadi lebih buruk. Aku tak mau itu terjadi.
Aku pun merogoh ponselku karna tak tau harus melakukan apa. Hanya ponselku yang terus berdering. Adikku terus menelfonku agar segera pulang ke rumah. Tapi aku tak pernah menjawab satupun panggilan darinya,sebab kalau aku menjawab satu saja,ia dapat melacak keberadaanku.
"Calum?!"
Aku pun langsung membuka icon message dan melihat isi Message yang Calum berikan padaku. Hanya sebuah message yang menurutku bullshit.
From: Ugly Calum Thomas Hood ;p
Aku pulang besok. Jaga rumahku,ya! Sampai kau pergi, ku beritahu Luke tentang ini semua! Tentu juga Ibumu.
"Kau bukan siapa-siapaku,Calcium. Mengapa kau terlalu mengaturku? persetan! aku selalu saja tidak dapat melawannya! "
Mood ku buruk sekali. Sudah di tinggal sendirian di rumah Calum ini,pun aku juga tidak boleh pulang. Ayolah,aku rindu dengan Mum!
Ting.. tong. .. ting.. tong..
Aku mendengus sebal ketika kudengar suara bel di luar. Rasanya ingin kuacak-acak rambutku untuk menghilangkan sedikit frustasiku. Siapa gerangan yang datang pagi-pagi seperti ini ke rumah Calum? Tukang pos? atau.. siapa?
Aku tertegun ketika pintu besar itu terbuka. Seorang gadis berambut pirang itu telah berdiri dengan anggunnya bersama sebuah ransel berwarna pink yang sangat mencolok.
"LEONA MY BAEE!"jeritku histeris yang dibalas pelukan hangat olehnya.
Kami pun berpelukan bagai sepasang kekasih yang telah berpisah selama lebih dari 7 tahun. Yep, ia sahabatku sejak duduk di bangku kelas 2 Junior High School. Ia selalu menemaniku kapanpun aku mau. Kami bagaikan kembar yang tak sejenis. Rambutnya pirang,sedangkan rambutku coklat. Tinggi kami memang berbeda jauh,tak heran Leona sering berjinjit sedikit bila ingin berbicara denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calpal List
FanfictionThis book tells about me and my way to get him. I don't care if this sounds ridiculous or weird. But, I'll keep trying. " I Will do everything just for you." -Camilia Thomas Wright. Cover by: @michaelumutan