Camilia's pov
Aku terus mengunyah Sandwich Tuna yang dibawakan Mom sambil memainkan Ponselku. Ugh! Kenapa benakku ini terus memikirkan soal Perkataan Calum? Calum berkata bahwa ia akan membantuku agar aku mempunyai teman Prom Night. Tidak seperti biasanya yang selalu sendirian dan sering menjadi bahan ejekan Elena dan Stella. Entah ia hanya bercanda atau sungguh-sungguh.
Suasana Kantin pagi ini cukup mendukung acara makanku. Keadaannya tidak terlalu ramai. Setidaknya,hal itu dapat membuat suasana makanku tentram.
Kupikir,perkataanku hanya bertahan selama 1 menit 32 detik. Sebab,keempat lelaki MOST WANTED itu sedang berjalan menuju Kantin dengan wajah acuh mereka. Tuhan,bunuh saja aku sekarang!
Aku langsung menutup kotak bekalku dengan cekatan. Tak lupa,aku juga meneguk sisa Jus Apelku.
"Sialan,"Umpatku didalam hati.
Sial. Aku kurang cepat dari yang kuinginkan. Mereka bereempat sudah berjarak cukup dekat denganku. Bisa-bisa,aku di ejek lagi oleh mereka.
"Pagi-pagi sudah makan di kantin? Pantas saja,"Sindir Michael yang membuatku menautkan alis. Apa maksudnya? Ia seperti.. Menyindirku?
"Apa maksudmu?"Tanyaku ketus."Sudah,aku mau balik ke kelas. Aku yakin,sebentar lagi Fans-Fans kalian datang untuk meminta tanda tangan."
Kuputuskan untuk menabrak keempat lelaki yang semuanya bertubuh jenjang. Tapi,kupikir keputusanku itu kurang tepat. Sebab, Luke dapat dengan mudah mencekal kakiku.
"Aw,"Keluhku sambil meringis kesakitan.
"Itulah resiko bila kau ingin main-main dengan kami! "Seru Luke. Tidak berselang lama dari itu,keempat lelaki sialan itu berjalan melewatiku dengan acuhnya.
Sialan.
°°°°
Kukemasi semua barang-barangku kedalam Ransel biru pastel kesayanganku. Tak bisa dipungkiri,aku terlihat sangat lemah ketika mengghadapi keempat lelaki itu. Dengan mudahnya aku dapat jatuh dihadapan mereka dan meninmbulkan kakiku sedikit pincang. Mom pasti akan memarahiku habis-habisan karna membuat kakiku pincang.
Menunggu Bus di Halte merupakan kegiatan yang sering kulakukan setiap Pulang/ Berangkat ke kampus.
Aku terus bertopang dagu sambil duduk di salah satu kursi yang tersedia di Halte. Pikiranku terus memikirkan soal Kakiku yang pincang. Banyak sekali kerugian yang akan kudapatkan bila kakiku pincang.
1.Dimarahi Mom.
2. Tidak bisa berjalan dengan baik.
Tapi setidaknya,aku tidak akan ikut Lomba Lari Marathon itu.
Sebuah mobil hitam pekat berhenti tepat di depan Halte. Hal itu membuatku heran bukan main. Sejak kapan ada Mobil yang dipersilahkan untuk parkir di depan Halte seperti ini?
Keluarlah dua orang lelaki dengan Tubuh yang cukup tinggi dengan Jas hitam juga Kacamata Hitam. Mereka terlihat seperti pengawal para Bangsawan.
"Apakah kau nona Wright?"Seorang lelaki yang turun dari mobil tersebut mebuyarkan lamunanku dengan mudahnya."Iya,aku nona Wright. Kalian siapa?"Tanyaku dengan wajah yang terkesan Innocent.
Tanpa babibu, kedua lelaki itu langsung menelungkupkan sebuah sarung tangan dengan bau yang sangat menyengat. Seperti obat tidur?
Dan dalam sekejap,semuanya gelap.
°°°
Kubuka kedua mataku perlahan. Sebuah Kamar yang cukup megah dengan Furniture-Furniture kayu yang sangat menawan. Ini pasti kamar orang-orang berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calpal List
FanfictionThis book tells about me and my way to get him. I don't care if this sounds ridiculous or weird. But, I'll keep trying. " I Will do everything just for you." -Camilia Thomas Wright. Cover by: @michaelumutan