"Jealous?"

640 58 8
                                    

    Membuka kedua mataku sambil berharap agar Tuhan memberikanku hari yang jauh lebih baik dan berwarna dari hari-hari kemarin. Idiot.

Aku mulai merapikan seprai dan beberapa bantal yang cukup berantakan akibat ulahku dan Calum yang sama-sama  berantakan juga sangat cuek dengan yang namanya kebersihan. Kuharap,kalian jangan pernah mencontoh sikap kami berdua.

Pun aku mulai menuruni beberapa anak tangga untuk sampai di bawah. Sudah ada Calum yang sudah memakai Celana Training berwarna Biru tua dengan T-shirt putih bertuliskan 'NIRVANA'. Kata Calum, ia baru membelinya beberapa hari yang lalu.

"Cal, aku lapar. Ada makanan tidak?"Tanyaku kepada Calum. Respon Calum hanya satu, melirik meja makan dan walaaaa.. sudah ada beberapa jenis buah diatas meja. Sedangkan Calum, ia sudah sibuk menggerogoti Apel berwarna Merah dan menatapku dengan tatapan "What's Wrong,hm?".

Pun aku menggambil salah satu jenis buah yang menurutku rasanya sangat aneh. Apalagi kalau bukan pisang. Buah berwarna kuning yang rasanya sangat buruk. Ingin muntah saja bila mengingat buah itu.

"Kau pikir aku ini Monyet? Atau malahan Simpanse? Aku tidak suka buah! Aku ingin nasi atau roti!"Ucapku kepada Calum. Calum tersenyum."Roti? Kau bilang roti? Nasi? Camilia,Camilia, katanya mau diet. Kok,malahan makan roti. Kau makan Buah saja. Lagipula, kau punya cadangan makanan di dalam tubuhmu,"Balas Calum yang sangat bermaksud untuk menyindirku.

Dengan terpaksa, aku langsung menggambil salah satu jenis Buah secara asal. Tak perduli jenis buah apa yang kuambil.

Dan mungkin Calum sudah tertawa terpingkal-pingkal sekarang ini. Sampai-sampai membuat Rambutnya yang sedikit di cat pirang itu menjadi warna Ungu. Seperti warna rambut Michael dua hari yang lalu.

Aku muntah. Throw up. Atau apalah itu bahasa kalian.

SHIT!

Penyebabnya hanya karna aku memakan buah Pisang. Aku tau, ini terdengar konyol,idiot,atau malahan norak. Tapi itulah yang terjadi. Rasanya sangat aneh. Apalagi baunya. Seperti Lem di rebus atau malahan di bakar.

"Ya tuhan,ha,Cam. Kau sudah muntah lebih dari 5X. Apakah kau akan kurus sehabis ini sebab kau muntah? Bagaimana kalau setiap hari aku sediakan Pisang saja di meja makan agar kau muntah terus dan akhirnya kurus,"Ucap Calum. Hal itu membuatku melototinya tajam. Tak peduli masih ada lendir menjijikan yang menempel di area bibirku.

"Keparat! Bukannya kurus malahan mati,tau!"Gerutuku kepada Calum yang masih tertawa.

"Ok.ok. Cam,bersihkan dirimu. Aku tidak mau melihatmu dengan penampilan seperti ini. Bagaimana kalau Luke melihatmu dalam keadaan seperti ini? Ia pasti akan sangat Ilfeel,"Sindir calum kembali.

Aku mendengus."Kau bisa saja menyindirku sesuka hati. Tapi kupikir kau juga harus membeli kaca. Sebab, kalau Stela sampai melihatmu seperti ini, ia juga pasti akan langsung ilfeel. Aku yang melihatmu saja ingin terus muntah karna penampilanmu yang dekil ini.".

Tanpa babibu,aku langsung menutup pintu kamar mandi agar Calum tidak dapat memarahiku habis-habisan atau malahan yang lebih buruk.

Tapi didalam hatiku, aku bersyukur karna aku tidak akan jooging pagi ini.
[]

Kulihat, Calum sibuk sekali memasak makanan di dapur. Sedang apa dia? Kenapa ia tidak menggajaku untuk masak bersamanya?

Pun kucolek bahunya. Hal itu membuat Calum melirikku datar."Whut?".

"Kok kau masak nggak ngajak-ngajak?"Tanyaku kepada Calum. Ia tersenyum."Itu urusanku.".

"Lagipula, kenapa tidak ada minyak sedikitpun? Atau nasi? Hanya sayuran? Biar kutebak! Kau ingin membuat Salad?"Tanyaku kepada Calum kembali. Ia berdecak."Kau cukup duduk manis disana,Hemms. ".

Aku pun menggangkat kedua bahuku."Ok sip. Anyways,thanks karna tlah memanggilku Hemms,Hood.".

"Secara tidak langsung kau mau kupanggil Hemms. Orlando Hemms. Lelaki nerd yang menyukaimu sejak kelas 3 High School,"Aku mendengus ketika mendengar ucapan Calum. Pun kuarahkan jari tengahku kearah dada bidangnya. Ia pun membalas jari tengahku.

Sembari menunggu Calum membuat makanan,aku membuka ponselku untuk tau lebih jauh soal Perkembangan yang terjadi beberapa hari ini. Siapa tau, Luke sedang membuka kencan untuk wanita yang beruntung.

Kuputuskan untuk membuka aplikasi bergambar Kamera berwarna coklat pekat untuk melihat foto atau video apa yang tlah Luke post seharian ini.

Luke doesnt post any Photo.

Kumanyunkan bibirku ketika menggetahui bahwa Luke sama sekali tidak menggepost satu photo pun. Aku merasa sangat kecewa akan hal itu. Memang Sudah sebulan ini Luke tidak menggepost satupun foto  di instagram. Tapi ayolah,aku sangat ingin melihat perkembangannya.

Kuputuskan untuk membuka Account milik Elena. Siapa tau, Elena sedang bersama Luke. Sungguh,aku hanya ingin melihat perkembangannya. Hanya satu buah foto pun tak apa.

@Elenacarter: With my bae Hemmo ♡♡ hai Mili wright!

"FUCK!"Seruku sambil membanting ponselku kesembarang arah. Tak peduli bila ponselku rusak atau pecah.

Calum pun berlari kearahku yang sedang terisak. Ia mencoba untuk memelukku agar menenangkanku.

Aku tau, itu hanya foto biasa. Malahan tak ada romatisnya sedikitpun. Tapi ayolah! Apakah kalian tidak melihat kata-kata terakhirnya?

Hi Mili Wright!

Itu namaku dan ia pasti menyindirku agar aku cemburu dan menangis seperti ini.

"Kenapa Cam? Ke-kenapa kau menangis?"Tanya Calum sambil berusaha untuk menenangkanku."A-apa yang terjadi?".

"Kau harus membuka Instagram Elena!  Aku merasa tersakiti,"Tangisku kembali. Sambil Calum mencari Account Elena, aku terus menangis di dalam dekapan nan hangat miliknya.

Calum terdiam ketika melihat layar ponselnya. Mungkin, ia juga merasa heran?

"Kau harus lihat ini. Ini lebih dari penderitaanmu,"Ucap Calum. Wajahnya datar sekali. Kuraih ponselnya dan terlihat sekali foto Stella dan Luke yang sedang saling rangkul.

@stellahudgens: Hi @Camiliawright and @CalumHood !

Mulutku ternganga ketika melihatnya. Sedangkan Calum, ia mencoba agar tidak menangis walau wajahnya sudah merah padam.

[]

Pagi sudah menjadi siang.

Siang menjadi sore.

Sore menjadi malam.

Aku terus menangis sambil memakan popcorn yang tersedia di lemari persembunyian Calum. Calum memang idiot. Menaruh makanan di lemari yang dapat kujangkau dengan mudahnya. Aku tau ini demi keberhasilan dietku,tapi ayolah! Aku belum memiliki mental Vegetarian.

"Camilia,apa yang kau lakukan?"Tegur Calum ketika melihatku memakan dua cup popcorn berukuran Large. Hal itu membuatku gelagapan sendiri.

Calum langsung merebut Popcornku secara paksa. "I'm sorry. Tapi, aku tak tau cara mengghilangkan kesedihan selain makan atau malahan ngemil,"Ucapku kepada calum.

Calum berdecak."Mau sampai kapan kau begini,Cam? Biarkan mereka senang diatas penderitaaanmu. Nanti hasilnya pasti kau yang menang dari Elena atau malahan Stella. Aku yakin itu! Ya,Cam?".

"Tapi,Cal..".

"Sudah,Cam, aku juga menggalami hal yang sama sepertimu. Aku juga ingin sekali mendapatkan Stella. Tapi itu susah. Mungkin Stella berpikir bahwa aku ini hanya nerd yang beruntung karna kenal dengan Luke. Mungkin begitu,"Ucap Calum.

Aku terdiam."Berarti.. nasib kita sama?".

"Absolutely yes.".

To be continue..

An:  Ini chap apaan ya? Hihi..

Oya, aku blh minta tolong gak? Aku bikin inta br tp g ada yg Follow karna baru bikin n blom blng ke tmn2.

Username nya sih @carissatalithaa
Fotonya ngejones sendiri lagi. Wk.

Ok sip. Vomments nya di tunggu.

-Hood5SOS

Calpal ListTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang