Chapter 3

182 35 0
                                    

"AAAARGGGHHHH"

"Apa-apaan sih, Claire?" Protes Chris karena saat adiknya baru saja masuk ke dalam mobil, dia langsung berteriak seperti orang kesurupan.

"...kucing liar yang lo pungut tiga tahun yang lalu bikin gue kesel" balas Claire setelah emosinya sedikit redam karena teriakan tadi.

"Perumpamaan lo imut banget. Bukti masih sayang" goda Chris yang akan membuat dia menyesali perbuatannya itu. Karena Claire langsung meraih tangannya dan menggigitnya kuat-kuat.

"AAAARRRRGGGGHHHH" teriak Chris kesakitan dan terpaksa menghentikan laju mobil. "Gak tangan gue juga lo gigit, ntar kalo kecelakaan gimana?"

"Kecelakaan kecil paling, macet gitu. Palingan cuma sampe mobil lecet" balas Claire santai tanpa beban. Iyalah. Yang minjem mobil 'kan Chris, yang bawa juga kakaknya, Claire paling dinyatakan menjadi korban nantinya.

"Gila" komentar Chris akhirnya.

"Gue kesel banget Chris! Udah 4 bulan kita putus, tapi dia masih aja ganggu gue tiap hari, bikin gue gagal move on! Capek tau gak?"

"Ya lo protesnya ke dia langsung lah. Selalu ada kesempatan, kenapa gak pernah diambil?" Nasihat Chris bijak.

"Gak bisa. Gue kalo liat muka dia yang keluar malah sumpah serapah semua, gak baik buat image gue"

"Udah jadi mantan masih aja mau jagain image"

"Dude, lo mau ngajak ribut juga, hah?"

"Pudding mangga?"

"Lima!"

Chris tersenyum simpul. Pudding mangga akan selalu menjadi obat mujarab untuk meredam emosi Claire, bahkan sampai bisa menutup mulutnya lagi.

"Lo begadang di studio lagi?" Tanya Claire karena Chris tampak tidak berniat keluar dari mobil.

"Gue balikin mobil ini dulu. Besok dia ada kuliah pagi"

"Terus lo gimana?"

"Han sama Ben ada di studio sekarang, gue bisa nebeng mereka"

"Oh, ok. Titip pesan buat tuh dua orang, bilang ke mereka buat jangan sering main sama setan"

"Tadi perasaan kucing liar"

"Kalo inget-inget lagi, dia lebih bagus dibilang setan" balas Claire lagi-lagi tanpa beban dan langsung berlari masuk ke dalam rumah sementara Chris hanya bisa mengelus dada, dia harus sabar memiliki adik seperti Claire.

"Selalu ada kesempatan buat bilang baik-baik, kenapa lo selalu ngehindar? Yang tersiksa bukan lo aja" gumam Chris.

Ya, biarkan dia simpan pendapatnya ini seorang diri. Biarkanlah dua orang itu menyelesaikan hubungan mereka sendiri.

.

"Oh, wow!" Hanya itu kata yang keluar dari mulut Sarah setelah Claire menceritakan kekesalannya kemarin. "Kayaknya lo harus nyari tempat baru" tambah Sarah cuek.

"Bukannya itu namanya kabur? Buat apa lo kabur kalo lo gak salah?" Yohannya mencoba memberikan pendapatnya yang lebih rasional dan dewasa.

"Yang salah emang bukan dia, tapi pelaku utama nya aja tebel banget pasang topeng, ya kita bisa apa selain ngehindar? Demi kedamaian dunia juga" Cherly menjelaskan.

"...terserah" kata Yohanna akhirnya menyerah. Seperti kata pepatah, 'yang waras ngalah'.

"Tapi, gue penasaran deh" kata Sarah setelah diam sejenak. "Kalian udah putus baik-baik 'kan?"

"Hah?"

"Itu lho. Yang bukan impulsif bilang 'ayo kita putus!' Pas lagi emosi, tapi emang udah bicara baik-baik dan sepakat buat putus" jelas Sarah. Ketika dia selesai, semua pasang mata tertuju pada Claire yang tanpa berdosa bertanya.

"Perlu ya?"

"YA PERLU DONG!" Seru empat sahabatnya serempak, membuat semua yang ada di kelas menoleh penasaran.

"Itu ibaratnya kalian punya rasa saling suka tapi gak nembak, hubungan tanpa status, hubungan yang ngegantung! Mau lo digantung?" Kata Cherry dengan semangat menggebu-gebu.

"Yang digantung tapi 'kan si Lino" sahut Yohanna.

"Gak, Na. Gue kayaknya yang digantung. 'Kan dia yang selingkuhin gue tapi gak bilang apa-apa setelahnya"

"Gak, gak bisa gini. Lo sama dia harus ngomong baik-baik kayaknya" saran Cherly gemas sendiri. Jika saja Sarah tidak bertanya perihal putus, mungkin mereka tidak akan menyadari letak kesalahan mereka di mana. Tentu saja Lino masih merasa dia berhak mengganggu Claire, karena dia dan Claire belum putus secara resmi.

Tapi ini juga salah Lino yang tidak mengatakan apapun, menjelaskan kejadian hari itu pun sepertinya tidak akan dia lakukan.

"Tapi gue males berurusan sama dia" rengek Claire.

Di saat itu, pengumuman akan adanya rapat OSIS sore nanti datang melalui notifikasi chat grup.

"Salah lo yang jadi anggota OSIS, wakil ketuanya pula" kata Yohanna bijak.

Di sekolah mereka, struktur OSIS nya sedikit berbeda. Wakil ketua OSIS diisi tiga orang, yaitu tiga perwakilan dari tiap angkatan. Dan Claire menjadi wakil ketua OSIS untuk angkatannya.

"Siapa yang kemaren heboh buat gue jadi wakil?" Kesal Claire.

"Ya... itu 'kan sebelum ada insiden itu" jawab Sarah enteng. "Udah. Cuma setahun doang, kok"

Sehari saja Claire tidak tahan, apalagi setahun. Tapi Claire tidak bisa protes apapun lagi, nasi sudah menjadi bubur.

.

...

.

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang