Jam istirahat, Claire dan empat sahabatnya kedatangan tamu, yaitu seorang cowok bule dengan bintik-bintik di wajahnya. "Claire!"
"Felix!" sambut Claire riang. Felix masuk ke dalam kelas Claire bersama dengan temannya bernama Wisnu, musuh Claire sejak pemilihan wakil ketua OSIS. Wisnu ini juga kayaknya ada dendam sama Lino, gak pernah mau akur sama Lino.
"Did you brought cookies today?" tanya Claire. Felix dengan senyumnya menunjukkan satu kotak tupperware berwarna merah berisikan kue kering buatannya.
"Thanks, Felix" kata lima cewek itu dan langsung menyerbu kue kering di dalam kotak tersebut.
"Dan, eum...Claire"
"Ya?"
"Ada yang mau ketemu sama lo"
"Siapa?"
Wisnu berjalan keluar kelas, membawa masuk satu cowok yang gak kalah manisnya sama Felix ke dalam kelas. "Lix, lo milih temen kok pinter banget sih? Gemesin banget" kata Claire.
"Lo gak akan bilang gitu pas tau siapa dia" kata Wisnu sinis. Claire melirik kesal cowok itu dan beralih menatap teman baru Felix tersebut.
"Eum...kenalin, Saya Fahri. Adeknya Joseph"
.
.
.
.
.
.
.
"SAY WHAT???!!!"
....
Semua langsung menoleh ke luar kelas ketika pintu kelas mereka tiba-tiba terbuka cukup kuat dari luar. Di sana, Claire yang menyeret tangan cowok manis diikuti empat sahabatnya ditambah Felix dan Wisnu benar-benar semakin mengundang rasa penasaran semua orang.
"Woy, lo yang anak pungut atau dia yang anak pungut?" tanya Claire ke Joseph yang sudah speechless melihat kedatangan mereka.
....
"Jadi gitu ceritanya!"
"..."
"Lama-lama gue bisa gila" gumam Claire melihat wajah tenang Lino. Sudah tiga hari, dan Lino belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Dokter bilang itu karena dia kehilangan banyak darah dan terluka lumayan parah, sehingga tubuhnya butuh waktu untuk pemulihan.
"Joseph cuma dihukum les tambahan, soalnya dia juga udah kelas 12, gak boleh gak masuk kelas. Itu juga bagus buat nilai dia yang anjlok semua. Yohanna sendiri yang nawarin diri buat ngawasin tuh anak. Gue jadi curiga, kalo mereka ada apa-apa" cerocos Claire masih sambil memainkan jemari Lino.
"Lo...kapan bangunnya sih? Gue kangen..." lirih Claire.
....
Lino buka mata pelan pas merasa dingin tiba-tiba di dahinya. Claire sambil nahan dingin dengan tubuhnya yang basah senyum ke Lino. "Maaf, jadi bangunin kamu"
"Kamu kenapa basah gini?" Tanya Lino yang saat ini sedang baring lemas di kamarnya. Sejak tadi pagi, badannya tidak enak dan dia tidak punya tenaga lebih untuk bergerak ke tempat lain. Dan Claire, memang memegang kunci rumah Lino. Mama Lino mempercayakan Claire yang punya status pacar anaknya untuk menjaga Lino.
"Kata tante, kamu sakit" balas Claire. "Jadi aku tadi izin ke guru dulu, terus naik ojek ke sini. Aku udah mesen makan sama siapin obat buat kamu, kamu makan dulu gih"
"Kamu mandi sama ganti baju dulu" perintah Lino mendorong tangan Claire yang berniat membantunya untuk duduk.
"Oh, ok"
Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Claire kembali ke kamar Lino. Dia menyiapkan makanan serta obat untuk Lino. Tidak lupa, dia menempelkan kompres demam di kepala Lino.
"Lain kali, naik mobil aja" nasihat Lino menerima satu suapan dari Claire.
"Iya iya. Tadi buru-buru soalnya, tau sendiri jam makan siang suka macet jalan"
"Habis ini, keringin rambut kamu"
"Iya, Lino sayang. Bawel banget, deh. Padahal yang sakit siapa"
"Aku gak apa sakit, asalkan kamu baik-baik aja"
"Sakit aja masih sempat gombal" gerutu Claire menahan senyumnya.
....
Perlahan namun pasti, Lino membuka kedua matanya. Walau terasa berat dan lelah, tapi dia memutuskan untuk tetap berjuang membuka matanya. Dia hanya ingin memastikan, apakah dia masih di dunia atau tidak.
"Akhirnya lo sadar juga"
.
....
.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)
Fanfiction"Orang gila yang suka ngajak ribut itu mantan gue"