Chapter 6

141 28 0
                                    

Lino
Ada pertandingan hari ini?

Joseph
Siapa yang ngadain? Lo?

Lino
Gue nanya

Joseph
Tumben lo tanya duluan. Lagi gabut?

Lino
Pikiran gue lagi kacau

Joseph
Sayangnya gak ada pertandingan hari ini
Hujan deres, bro
Siapa yang mau nantang maut selain lo?

.

"Hujan?"

Lino baru sadar kalo di luar sana hujan deras. Dia tadi terlalu sibuk memikirkan Claire dan pembahasan mereka yang memang biasanya saling ejek itu. Tapi hari ini beda, mengingat ucapan terakhir Claire membuat dia seolah telah melakukan kesalahan besar.

"Kalo gak salah, waktu itu dia cuma sekali nyicip jus alpukat, kenapa gue inget dia suka sama minuman itu?" Gumam Lino bertanya pada diri sendiri.

Sebaiknya dia menyegarkan pikirannya terlebih dahulu.

Hobi baru Lino adalah berdiam diri di bawah guyuran hujan. Kini, hujan hanya mengingatkannya akan satu kesalahannya. Hari di mana Claire memutuskannya secara sepihak. Tapi itu memang terjadi akan kesalahannya.

Dia yang tidak sanggup melepaskan Claire tapi dia harus melepaskan Claire dari genggamannya.

Bersama dengannya hanya akan membuat Claire tersiksa.

.

Mengerjakan tugas seorang diri memang tidaklah enak, tapi Claire sudah terbiasa melakukannya.

Sore ini dia harus menggantikan Haris dan Ben yang dipanggil mendadak oleh Chris mengerjakan tugas mengatur persuratan mengenai kegiatan prom night.

Sebenarnya, acaranya masih lumayan lama mengingat ini masih di semester pertama, meski tinggal beberapa bulan lagi. Tapi acara seumur hidup kelas 12 ini perlu dilakukan dengan persiapan matang, bukan?

Claire bisa saja menyelesaikannya dengan santai dan cepat jika tidak ada kendala.

Jika tidak ada kendala.

Contohnya saja Lino yang saat ini sedang berbaring di sofa ruang OSIS. Dia tidak melakukan apa-apa, hanya tertidur dengan keringat di seluruh tubuhnya.

Tapi hari ini dia tumben gak ganggu Claire.

Bukan karena Claire ketagihan diganggu ya. Tapi aneh juga karena gak ada gangguan dari Lino sama sekali.

Claire melihat pekerjaan dia yang baru setengah jalan. "Kerjaan Haris sama Ben gak mesti harus besok 'kan selesainya?"

Lino membuka mata dia, mikir bentar terus ngangguk. "Gak usah rajin banget ngerjain tugas orang"

"Ya mereka gak bisa ngerjain ini juga karena Chris yang tidak bisa dihindari kalo dia kakak gue"

"Gue ralat" sahut Lino. "Gak usah manjain orang lain selain gue" lanjut dia setengah berbisik. Tapi karena ruangan OSIS emang cuma ada mereka dan keadaan sekitar lagi sepi, Claire bisa denger itu.

"...lo sakit?" Tanya Claire mengubah topik langsung.

Lino melirik Claire kemudian menghela nafas.

"Lo kenapa?" Tanya Claire sedikit panik mendapat respon seperti itu. "...lo lagi.... haid?"

Pertanyaan super random dan terkonyol dari Claire hari ini. Lino ngelirik Claire yang kayaknya pede aja padahal barusan ngasih pertanyaan konyol ke Lino.

"Kayaknya. Lo bawa satu gak?" Dan Lino pun ikutan ngerandom. Emang susah kalo udah jodoh satu frekuensi.

"Sayangnya enggak" balas Claire gak ada niatan bikin bahasan mereka jadi normal lagi.

"Biasanya juga gak bawa" gumam Lino nutup mata dia lagi. Dia kira, Claire fokus ngerjain tugasnya lagi karena dia denger suara ketikan keyboard khas Claire. Ketuk-ketuk keras seperti sedang emosi. Padahal tidak, itu artinya Claire sedang fokus seratus persen-

Ah, suaranya berhenti.

"Gue udah selesai"

"HAH?!" Kaget Lino. Karena seinget dia, Claire baru aja lanjut ngerjain tugas dia lima menit yang lalu. Kerjaannya itu juga bukan sedikit, soalnya kerjaan Haris dan Ben yang dia kerjakan bersamaan. Temannya itu emang laknat, tapi lebih laknat lagi Chris yang seenak jidat manggil mereka.

"Udah sejam lo tidur. Gimana? Mendingan?" Ternyata emang Lino yang tanpa sadar ketiduran tadi. Lino mengusap perutnya yang masih merintih sakit dan menatap Claire bingung.

"...KENAPA GAK BILANG DARI TADI KALO MAAG LO KAMBUH?!" Sembur Claire langsung.

Lino diem aja yang buat Claire menghela nafas lelah. "Tunggu. Gue pesenin makan dulu, sekalian ambil obat buat lo" katanya kemudian.

"Gak usah. Gue bisa minta temen gue buat beliin gue makan sama obat"

"Siapa? Haris sama Ben 'kan lagi sama Chris...oh..." melihat muka sedih Claire membuat perasaan tidak enak. "Gue panggil kak Mina aja kalo gitu. Dia ekskul paduan suara kan?"

Gak. Lino gak mau Claire mikir kalo Lino butuh cewek lain selain dia.

"Gak! Bukan gitu..."

Claire melihat Lino bingung. "...gue takut lo racunin gue" kata Lino malah bercanda. Inilah alasan mereka susah bicara baik-baik, karena baik Claire sama Lino selalu ngehindar buat ngomong jujur tentang perasaan mereka.

"..." Claire mengangkat gunting yang ada di meja. "Gue bisa bunuh lo lebih cepet dari sekarang"

"Gue bercanda"

"Gak lucu"

"Karena gue gak mau juga ditinggal sendirian di sini"

"...fix lo lagi sakit" komen Claire mendekati Lino. "Gue papah ke UKS deh, biar cepet. Masih bisa jalan 'kan?"

"Hmmm..."

Dua orang yang terkenal bermusuhan dan sering berantem ini kini terlihat berjalan bersama dengan tanpa adanya jarak karena tangan Claire yang ada di pinggang Lino dan tangan Lino yang ada di bahu Claire.

Mina melihat kejadian itu dan cuma bisa senyum pahit.

Toh Lino sejak awal memang bukan miliknya. Jadi dia tidak berhak marah melihat kejadian ini.

"Eh? Bukannya itu Lino ya?" Tanya Mayang penasaran.

"Lah? Itu bukannya Claire yang sama dia?" Tambah Wendy.

"Dan lo gak marah?" Tanya Milla.

"Kita udah putus"

Setidaknya, biarkan Mina memiliki kebohongan kecil tentang hubungannya dengan Lino.

....

To be continue...

[✓] Lee Know | Ex (Extended ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang